Selasa, 29 November 2011

In My Dream Youre Mine. In Reality Youre My Dream

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 4:07 PM
Title : In My Dream you're mine. In Reality you're My Dream
Author : AltRiseSilver
Cast : Choi Siwon
Geum Nara
Genre : Romance, Angst
Lenght : OneShoot
Rated : General

“Siwon Oppa!” Panggil seseorang dari arah belakang, lelaki yang dipanggil Siwon tersebut menoleh. Seorang gadis berseragam sekolah menghampirinya dan memberikan sebuah Alkitab kepadanya “Ini punyamu, tertinggal di bus” katanya, Siwon mengenali Alkitab tersebut lalu meraihnya “Gomawo, Nuguya?” tanya Siwon.

“Geum Nara Imnida” jawab gadis itu sambil menunduk sopan, Siwon tersenyum “Siwon Imnida” bergantian Siwon yang mengenalkan diri “Aku tau Oppa, dari Alkitabmu” kata Nara tersenyum manis. Entah perasaan apa, Siwon merasa sangat menyukai senyum gadis ini “Mau pulang ke rumah?” tanya Siwon setelah menaruh alkitabnya didalam tas kerjanya, Nara mengangguk.

“Dimana rumahmu?” tanya Siwon lagi, Nara tidak menjawab, dia sepertinya kebingungan “Didaerah ini?” tanya Siwon lagi. Nara menggeleng “Ani~ aku baru ingat harusnya aku turun di halte berikutnya namun saat melihat alkitabmu tertinggal aku jadi mengikutimu” jelas Nara sambil tersenyum lebar dan menggaruk kepalanya. Siwon kembali tersenyum, gadis ini sungguh baik hati.



“Baiklah, ikut aku pulang kerumah lalu akan ku antar kau pulang” ajak Siwon, Nara mengangguk lalu mengikuti Siwon hingga kerumahnya.

“Gomawo Oppa” Nara membungkuk mengucapkan terimakasih pada Siwon saat mereka sampai didepan rumah Nara. Siwon hanya tersenyum dan membalas salam Nara, dilihatnya gadis itu masuk kedalam rumah barulah Siwon melangkahkan kakinya menjauhi rumah gadis yang mempunyai senyum manis itu.

Apa yang dipikirkan Siwon tidak berbeda jauh dengan yang dipikirkan Nara, sesampainya didalam rumah ia masih mengintip kepergian Siwon dari daun jendela ruang tamunya. Memandangi lelaki yang lebih tua 7 tahun dengannya dengan wajah berseri-seri. “Kau darimana Nara?” tanya perempuan paruh baya dari arah belakangnya, Nara menoleh “Kerja kelompok Oemma” jawab Nara sambil berjalan masuk.

“Kau memandangi siapa diluar sana?” tanya Oemmanya lagi, Nara menggeleng “Ani~ aku hanya takut hujan” jawab Nara asal lalu masuk kekamarnya.

**

“Nara?”.

Nara menoleh kearah sampingnya, lelaki bertubuh tegap tengah memandangnya “Siwon Oppa” sapa Nara.

Siwon duduk disamping Nara “Menunggu bus?” tanyanya ramah, Nara mengangguk kemudian mereka berdua terdiam. Nara memandang Siwon lalu mengerutkan keningnya “Kenapa Oppa menunggu bus disini? Rumah Oppa bukan didaerah sini kan?” tanya Nara penuh keheranan, Siwon tertawa renyah “Aku sengaja ingin mengantarmu berangkat sekolah” jawabnya.

Nara menunduk, ia merasakan wajahnya panas dan berubah menjadi merah padam menahan malu. “Waeyo?” tanya Siwon, Nara menggeleng masih menahan malu. Siwon hanya tersenyum melihat reaksi Nara. Tak lama bus yang akan mereka naiki datang, dengan sopan Siwon menyilahkan Nara masuk kedalam bus terlebih dahulu.

Sepanjang perjalanan mereka berdua berbincang banyak. “Oppa tidak telat sampai kantor?” tanya Nara, Siwon menggeleng “Pekerjaanku cukup santai, jadi kau tidak perlu khawatir” jawabnya. Nara mengangguk.

Bus berhenti di halte depan sekolahnya, Siwon dan Nara turun dari bus. “Sampai sini saja Oppa, gomawo” kata Nara sambil menunduk, Siwon mengangguk lalu membalas salam Nara. Lagi-lagi Siwon menunggu Nara masuk kedalam sekolahnya baru ia pergi dari sana. Dari dalam sekolah Nara melihat kepergian Siwon dengan senyum senang yang mengembang diwajahnya.

Nara tak kunjung sadar dari lamunannya, sepanjang perjalanan berlangsung dia hanya bisa melamun dan memikirkan Siwon. Entah apa yang ia pikirkan, bayangan lelaki berumur 24 tahun yang baru dikenalnya itu menghantuinya sejak semalam. Tiba-tiba ponsel dikantungnya bergetar, menandakan sebuah sms masuk ke inboxnya.

Nara memperhatikan sekelilingnya dan membaca sms tersebut. “Siwon Oppa?” bisiknya, dibacanya isi pesan tersebut “Jangan melamun Nara, aku tidak perlu kau pikirkan” Nara membelalakkan matanya, ‘darimana dia tau kalau aku memikirkannya?’ batin Nara. Tak ia balas sms itu, ia terlalu memikirkan mukanya yang bersemu merah sekarang.

**

“Kenapa pesanku tidak kau jawab?” tanya Siwon di ujung telepon. Nara menggigit bibir bawahnya “Mianhe Oppa, tadi sedang ada pelajaran dan aku lupa untuk membalasnya” jawab Nara beralasan, Siwon tak menjawab, hanya terdengar suara nafasnya “Mianhe Oppa” kata Nara dengan nada menyesal, ia tidak tahu kalau di ujung telepon Siwon sedang tersenyum membayangkan wajah penyesalan Nara.

“Kau dihukum” kata Siwon singkat, Nara terkejut “Mwo?” tanya Nara.

“Pergi kencan denganku hari minggu nanti” jawab Siwon. Nara terkejut. “Kencan?” tanya Nara memastikan kalau ia tidak salah dengar “Ne” jawab Siwon yakin. Nara tersenyum, jika ia ada dikamarnya mungkin sekarang ia telah lompat kegirangan mendengar ajakkan Siwon itu. Lama Nara kegirangan sendiri “Nara?” panggil Siwon.

Sadar dengan suara Siwon, ia kembali memfokuskan telinganya “Ne Oppa?”.

“Kau mau?” tanya Siwon. Nara kembali menggigit bibir bawahnya, mengangguk pelan “Ne Oppa, aku mau” jawab Nara singkat “Baiklah, aku jemput sebelum ibadah minggu agar kita bisa beribadah bersama, bagaimana?” tanya Siwon.

Lama Nara berpikir “Hmm Oppa, aku bukan kristiani” jawab Nara pelan. Kini giliran Siwon yang terkejut, keduanya terdiam tak ada yang berani membuka topik pembicaraan. “Tapi, kalau Oppa mau menjemputku sebelum ibadah tidak apa, aku bisa menunggu Oppa sampai selesai” kata Nara memecahkan keheningan.

Siwon masih diam, Narapun tak berani mengeluarkan sepatah kata lagi. Nara mendengar suara helaan nafas Siwon yang berat “Hari minggu jam 7, tunggu aku dirumahmu Nara” kata Siwon. Nara mengiyakan setelah itu sambungan keduanya terputus. Nara menghempaskan tubuhnya dibangku yang ia duduki, begitu juga dengan Siwon. Pikiran mereka menerawang pada hal yang sama..

**

Minggu pagi.

Nara masih menunggu Siwon keluar dari gereja, saat lelaki itu keluar Nara menyambutnya dengan senyum hangat. “Sudah selesai? Kita mau kemana?” tanya Nara.

Siwon memandangnya sambil berpikir “kau suka kemana?” tanya Siwon. Nara tertawa renyah “Aku kan yang bertanya Oppa, kenapa kau malah bertanya balik?” tanya Nara, Siwon mengacak rambut Nara “Kau mau kemana saja pasti aku antar Nara” jawabnya, Nara tak berani menatap mata Siwon yang jelas-jelas sedang memandangnya dan berharap Nara membalas tatapan itu.

“Kenapa wajahmu memerah?” tanya Siwon melihat wajah Nara berubah merah merona, mata Nara terbelalak, dia tidak mungkin menjawab pertanyaan itu. Siwon hanya tersenyum lalu merangkulnya. Nara mencoba mengatur detak jantungnya yang berdetak melebihi ambang batasnya, ia takut Siwon dan seisi taman mendengar detak jantungnya yang berlebihan itu.

“Nara” panggil Siwon ditengah perjalanan mereka pulang. “Ne Oppa” jawab Nara.

“Kau mau menjadi kekasihku?” tanya Siwon langsung. Degup jantung Nara memburu lagi, ia pandangi Siwon tak percaya “Aku serius” tambah Siwon seakan tau makna tatapan Nara padanya itu.

Nara menggigit bibir bawahnya dan menunduk memikirkan jawaban yang akan diberikannya. Ia ingin sekali mengatakan iya namun ada jurang besar yang memisahkan antara mereka. “Tapi Oppa..” Nara menggantungkan kalimatnya dan kembali menggigit bibirnya, Siwon menanti kalimat selanjutnya yang keluar dari bibir merah Nara.

“Kita berbeda agama” sambung Nara sambil menunduk.

Siwon mendekapnya “Aku tidak peduli, aku hanya menginginkan dirimu bukan agamamu” jawabnya. Nara ingin menangis mendengarnya, tidak pernah ia mendengar seorang pria begitu tulus berkata demikian kepada dirinya. Ia memeluk tubuh besar Siwon, mendekap seakan tak ingin kehilangan sosok tegap itu. “Ne Oppa, aku mau menjadi kekasihmu” kata Nara kemudian.

**

3 bulan berlalu, Nara dan Siwon menjalani hubungan layaknya pasangan yang lainnya dan tak pernah sedikitpun membicarakan perbedaan besar diantara mereka.

Sampai akhirnya Oemma Nara, menanyakan hubungannya dengan Siwon dan bertanya tentang agama pria tersebut. “Kristiani? Kau selama ini berkencan dengan pria Kristiani? Yang benar saja Nara” gerutu Oemmanya saat mendengar jawaban Nara “Waeyo Oemma? Aku mencintainya” kata Nara.

Oemmanya mendelik “Kau boleh mencintai pria yang seagama denganmu” kata Oemmanya seraya pergi dan menutup pintu kamar Nara, sepeninggal Oemmanya Nara memeluk kakinya yang tertekuk dan menangis sendirian.

Semenjak hari itu, Nara mencoba menjauhi Siwon dan membuang perasaan rindunya kepada pria gagah tersebut namun, Siwon yang tidak mengerti apa yang terjadi pada kekasihnya itu mencoba terus menghubungi Nara dan mencari kejelasan. Sampai pada hari ini, Siwon berhasil menculik Nara dari sekolahnya.

Keduanya masih mematung di kursi taman, tempat dimana mereka melakukan kencan pertama mereka dulu. Nara tak mampu berlama-lama menyembunyikan perasaan rindunya yang bergejolak di hatinya sedangkan Siwon hanya menatap Nara dengan cemas “Kau kenapa jagiya?” tanya Siwon memulai perbincangan, Nara masih bungkam, mencoba menahan kesedihan atas tentangan orangtuanya.

“Katakan padaku, kau kenapa Nara?” tanya Siwon lagi tak sabar. Nara menggigit bibir bawahnya, menelan ludahnya sendiri dan mencoba untuk merangkai sebuah kalimat penjelasan untuk kekasihnya.

“Waeyo Nara? Kenapa akhir-akhir ini kau menjauhiku? Apa salahku?” tanya Siwon dengan nada putus asa, Nara memberanikan diri menatap Siwon “Aniyo oppa, kau tidak punya sedikit kesalahan apapun padaku” jawab gadis mungil tersebut “Lalu?”

Nara terdiam, tak mampu meneruskan perkataannya kepada Siwon, dia bingung. Siwon memegang wajah Nara, menatap gadisnya dengan tatapan ingin tahu. Tak teras, cairan bening turun dari pelupuk mata Nara dan mengalir bebas di pipinya, Siwon terkejut, ia mengusap airmata Nara.

“Waeyo Nara? Ceritalah padaku?” tanya Siwon tak ingin Nara merasakan sedih sendirian, Nara membuka mulutnya, bercerita panjang lebar dan menangis sejadinya. Siwon tak merespon apa-apa, ia sudah tahu bahwa ha seperti ini akan terjadi. Ia memeluk Nara yang sedang menangis terisak, mencoba menenangkan kekasihnya.

“Lalu, kau mau apa sekarang Nara?” tanya Siwon ditengah isak tangis Nara, Nara menggeleng ia sendiri tidak mengerti harus melakukan apa. Dia sangat mencintai Siwon namun tak ingin membantah perintah Oemmanya. Siwon tak bertanya lagi, dia hanya mendekap Nara.

**

“Pindah studi keluar negeri Oemma?” tanya Nara tak percaya “Ne, bereskan barang-barangmu segera, minggu depan kau sudah harus pindah” jawab Oemmanya.

Nara bingung “Tapi waeyo Oemma? Aku lebih suka tinggal di Korea” tanya Nara. Oemmanya berlalu dihadapannya dan tak menjawab, Nara masih bingung di tempatnya. Menatap Oemmanya agar segera menjawab pertanyaannya “Semuanya agar kau jauh dari Siwon” jawab Oemmanya.

Nara diam mendengar ucapan Oemmanya, bibirnya bergetar namun tak berani Nara mengeluarkan airmatanya di hadapan Oemmanya. Ia mengetik sesuatu di ponselnya dan mengirimkannya untuk seseorang yang harus tahu kabar kepergiannya.

**

Seminggu kemudian.

Siwon melajukan kencang mobilnya menuju Bandara Incheon, selama seminggu ia berada dikediaman orangtuanya di Mokpo dan ponselnya tertinggal dirumahnya, baru tadi pagi ia menerima 5 pesan dari Nara yang mengabarkan kepergiannya hari ini ke Amsterdam untuk meneruskan studinya.

Ia melirik jam, 09.45. ia berharap Nara belum masuk kedalam gate dan dia masih bisa melihat gadisnya untuk terakhir kalinya. Siwon sampai dibandara, ia lari mencari pintu menuju Amsterdam.

Berlari di bandara sebesar Bandara Incheon sangat melelahkan, ia mendengar panggilan untuk penumpang menuju Amsterdam dan segera berlalu ke gate untuk mencari Nara.

Pas! Disaat Nara ingin masuk kedalam gate, Siwon sampai dengan nafas terengah-engah “GEUM NARA!!” Teriaknya, Nara yang sedang berjalan membelakanginya menoleh dan terkejut “Siwon Oppa” katanya sambil berlari menghampiri Siwon. Oemma dan Appanya yang melihat kedatangan Siwon tak bisa menghalangi anaknya untuk menghampiri Siwon.

Nara memeluk Siwon dan menangis “Aku pikir Oppa tidak mau melihatku lagi” katanya, Siwon menggeleng “Ani Nara, maaf aku baru melihat pesanmu dan baru bisa bertemu denganmu” ungkap Siwon dengan nada kecewa. Nara menatap Siwon.

“Nara-yaa Saranghaeyo” kata Siwon sambil mengecup kening Nara “Na do Oppa” jawab Nara sambil terisak. Panggilan terakhir untuk tujuan Amsterdam terdengar lagi, Oemma memanggilnya untuk cepat-cepat menyelesaikan urusannya.

“Oppa, aku harus pergi sekarang” kata Nara, Siwon mengangguk lalu ia mengeluarkan alkitabnya dan memberikannya pada Nara, gadis mungil itu menerimanya dengan bingung “Untukmu, agar kau selalu mengingatku” jawab Siwon seakan tahu arti tatapan Nara.

Nara mengangguk lalu memeluk tubuh tegap Siwon untuk terakhir kalinya kemudian bergegas masuk kedalam gate.

Siwon menatap kepergian Nara sedih, sebuah pertanyaan menghampiri otaknya. Kenapa ia sangat mencintai gadis yang berbeda agama dengannya?

0 komentar on "In My Dream Youre Mine. In Reality Youre My Dream"

Posting Komentar

Selasa, 29 November 2011

In My Dream Youre Mine. In Reality Youre My Dream

Karya : Altha Swita Abrianto di 4:07 PM
Title : In My Dream you're mine. In Reality you're My Dream
Author : AltRiseSilver
Cast : Choi Siwon
Geum Nara
Genre : Romance, Angst
Lenght : OneShoot
Rated : General

“Siwon Oppa!” Panggil seseorang dari arah belakang, lelaki yang dipanggil Siwon tersebut menoleh. Seorang gadis berseragam sekolah menghampirinya dan memberikan sebuah Alkitab kepadanya “Ini punyamu, tertinggal di bus” katanya, Siwon mengenali Alkitab tersebut lalu meraihnya “Gomawo, Nuguya?” tanya Siwon.

“Geum Nara Imnida” jawab gadis itu sambil menunduk sopan, Siwon tersenyum “Siwon Imnida” bergantian Siwon yang mengenalkan diri “Aku tau Oppa, dari Alkitabmu” kata Nara tersenyum manis. Entah perasaan apa, Siwon merasa sangat menyukai senyum gadis ini “Mau pulang ke rumah?” tanya Siwon setelah menaruh alkitabnya didalam tas kerjanya, Nara mengangguk.

“Dimana rumahmu?” tanya Siwon lagi, Nara tidak menjawab, dia sepertinya kebingungan “Didaerah ini?” tanya Siwon lagi. Nara menggeleng “Ani~ aku baru ingat harusnya aku turun di halte berikutnya namun saat melihat alkitabmu tertinggal aku jadi mengikutimu” jelas Nara sambil tersenyum lebar dan menggaruk kepalanya. Siwon kembali tersenyum, gadis ini sungguh baik hati.



“Baiklah, ikut aku pulang kerumah lalu akan ku antar kau pulang” ajak Siwon, Nara mengangguk lalu mengikuti Siwon hingga kerumahnya.

“Gomawo Oppa” Nara membungkuk mengucapkan terimakasih pada Siwon saat mereka sampai didepan rumah Nara. Siwon hanya tersenyum dan membalas salam Nara, dilihatnya gadis itu masuk kedalam rumah barulah Siwon melangkahkan kakinya menjauhi rumah gadis yang mempunyai senyum manis itu.

Apa yang dipikirkan Siwon tidak berbeda jauh dengan yang dipikirkan Nara, sesampainya didalam rumah ia masih mengintip kepergian Siwon dari daun jendela ruang tamunya. Memandangi lelaki yang lebih tua 7 tahun dengannya dengan wajah berseri-seri. “Kau darimana Nara?” tanya perempuan paruh baya dari arah belakangnya, Nara menoleh “Kerja kelompok Oemma” jawab Nara sambil berjalan masuk.

“Kau memandangi siapa diluar sana?” tanya Oemmanya lagi, Nara menggeleng “Ani~ aku hanya takut hujan” jawab Nara asal lalu masuk kekamarnya.

**

“Nara?”.

Nara menoleh kearah sampingnya, lelaki bertubuh tegap tengah memandangnya “Siwon Oppa” sapa Nara.

Siwon duduk disamping Nara “Menunggu bus?” tanyanya ramah, Nara mengangguk kemudian mereka berdua terdiam. Nara memandang Siwon lalu mengerutkan keningnya “Kenapa Oppa menunggu bus disini? Rumah Oppa bukan didaerah sini kan?” tanya Nara penuh keheranan, Siwon tertawa renyah “Aku sengaja ingin mengantarmu berangkat sekolah” jawabnya.

Nara menunduk, ia merasakan wajahnya panas dan berubah menjadi merah padam menahan malu. “Waeyo?” tanya Siwon, Nara menggeleng masih menahan malu. Siwon hanya tersenyum melihat reaksi Nara. Tak lama bus yang akan mereka naiki datang, dengan sopan Siwon menyilahkan Nara masuk kedalam bus terlebih dahulu.

Sepanjang perjalanan mereka berdua berbincang banyak. “Oppa tidak telat sampai kantor?” tanya Nara, Siwon menggeleng “Pekerjaanku cukup santai, jadi kau tidak perlu khawatir” jawabnya. Nara mengangguk.

Bus berhenti di halte depan sekolahnya, Siwon dan Nara turun dari bus. “Sampai sini saja Oppa, gomawo” kata Nara sambil menunduk, Siwon mengangguk lalu membalas salam Nara. Lagi-lagi Siwon menunggu Nara masuk kedalam sekolahnya baru ia pergi dari sana. Dari dalam sekolah Nara melihat kepergian Siwon dengan senyum senang yang mengembang diwajahnya.

Nara tak kunjung sadar dari lamunannya, sepanjang perjalanan berlangsung dia hanya bisa melamun dan memikirkan Siwon. Entah apa yang ia pikirkan, bayangan lelaki berumur 24 tahun yang baru dikenalnya itu menghantuinya sejak semalam. Tiba-tiba ponsel dikantungnya bergetar, menandakan sebuah sms masuk ke inboxnya.

Nara memperhatikan sekelilingnya dan membaca sms tersebut. “Siwon Oppa?” bisiknya, dibacanya isi pesan tersebut “Jangan melamun Nara, aku tidak perlu kau pikirkan” Nara membelalakkan matanya, ‘darimana dia tau kalau aku memikirkannya?’ batin Nara. Tak ia balas sms itu, ia terlalu memikirkan mukanya yang bersemu merah sekarang.

**

“Kenapa pesanku tidak kau jawab?” tanya Siwon di ujung telepon. Nara menggigit bibir bawahnya “Mianhe Oppa, tadi sedang ada pelajaran dan aku lupa untuk membalasnya” jawab Nara beralasan, Siwon tak menjawab, hanya terdengar suara nafasnya “Mianhe Oppa” kata Nara dengan nada menyesal, ia tidak tahu kalau di ujung telepon Siwon sedang tersenyum membayangkan wajah penyesalan Nara.

“Kau dihukum” kata Siwon singkat, Nara terkejut “Mwo?” tanya Nara.

“Pergi kencan denganku hari minggu nanti” jawab Siwon. Nara terkejut. “Kencan?” tanya Nara memastikan kalau ia tidak salah dengar “Ne” jawab Siwon yakin. Nara tersenyum, jika ia ada dikamarnya mungkin sekarang ia telah lompat kegirangan mendengar ajakkan Siwon itu. Lama Nara kegirangan sendiri “Nara?” panggil Siwon.

Sadar dengan suara Siwon, ia kembali memfokuskan telinganya “Ne Oppa?”.

“Kau mau?” tanya Siwon. Nara kembali menggigit bibir bawahnya, mengangguk pelan “Ne Oppa, aku mau” jawab Nara singkat “Baiklah, aku jemput sebelum ibadah minggu agar kita bisa beribadah bersama, bagaimana?” tanya Siwon.

Lama Nara berpikir “Hmm Oppa, aku bukan kristiani” jawab Nara pelan. Kini giliran Siwon yang terkejut, keduanya terdiam tak ada yang berani membuka topik pembicaraan. “Tapi, kalau Oppa mau menjemputku sebelum ibadah tidak apa, aku bisa menunggu Oppa sampai selesai” kata Nara memecahkan keheningan.

Siwon masih diam, Narapun tak berani mengeluarkan sepatah kata lagi. Nara mendengar suara helaan nafas Siwon yang berat “Hari minggu jam 7, tunggu aku dirumahmu Nara” kata Siwon. Nara mengiyakan setelah itu sambungan keduanya terputus. Nara menghempaskan tubuhnya dibangku yang ia duduki, begitu juga dengan Siwon. Pikiran mereka menerawang pada hal yang sama..

**

Minggu pagi.

Nara masih menunggu Siwon keluar dari gereja, saat lelaki itu keluar Nara menyambutnya dengan senyum hangat. “Sudah selesai? Kita mau kemana?” tanya Nara.

Siwon memandangnya sambil berpikir “kau suka kemana?” tanya Siwon. Nara tertawa renyah “Aku kan yang bertanya Oppa, kenapa kau malah bertanya balik?” tanya Nara, Siwon mengacak rambut Nara “Kau mau kemana saja pasti aku antar Nara” jawabnya, Nara tak berani menatap mata Siwon yang jelas-jelas sedang memandangnya dan berharap Nara membalas tatapan itu.

“Kenapa wajahmu memerah?” tanya Siwon melihat wajah Nara berubah merah merona, mata Nara terbelalak, dia tidak mungkin menjawab pertanyaan itu. Siwon hanya tersenyum lalu merangkulnya. Nara mencoba mengatur detak jantungnya yang berdetak melebihi ambang batasnya, ia takut Siwon dan seisi taman mendengar detak jantungnya yang berlebihan itu.

“Nara” panggil Siwon ditengah perjalanan mereka pulang. “Ne Oppa” jawab Nara.

“Kau mau menjadi kekasihku?” tanya Siwon langsung. Degup jantung Nara memburu lagi, ia pandangi Siwon tak percaya “Aku serius” tambah Siwon seakan tau makna tatapan Nara padanya itu.

Nara menggigit bibir bawahnya dan menunduk memikirkan jawaban yang akan diberikannya. Ia ingin sekali mengatakan iya namun ada jurang besar yang memisahkan antara mereka. “Tapi Oppa..” Nara menggantungkan kalimatnya dan kembali menggigit bibirnya, Siwon menanti kalimat selanjutnya yang keluar dari bibir merah Nara.

“Kita berbeda agama” sambung Nara sambil menunduk.

Siwon mendekapnya “Aku tidak peduli, aku hanya menginginkan dirimu bukan agamamu” jawabnya. Nara ingin menangis mendengarnya, tidak pernah ia mendengar seorang pria begitu tulus berkata demikian kepada dirinya. Ia memeluk tubuh besar Siwon, mendekap seakan tak ingin kehilangan sosok tegap itu. “Ne Oppa, aku mau menjadi kekasihmu” kata Nara kemudian.

**

3 bulan berlalu, Nara dan Siwon menjalani hubungan layaknya pasangan yang lainnya dan tak pernah sedikitpun membicarakan perbedaan besar diantara mereka.

Sampai akhirnya Oemma Nara, menanyakan hubungannya dengan Siwon dan bertanya tentang agama pria tersebut. “Kristiani? Kau selama ini berkencan dengan pria Kristiani? Yang benar saja Nara” gerutu Oemmanya saat mendengar jawaban Nara “Waeyo Oemma? Aku mencintainya” kata Nara.

Oemmanya mendelik “Kau boleh mencintai pria yang seagama denganmu” kata Oemmanya seraya pergi dan menutup pintu kamar Nara, sepeninggal Oemmanya Nara memeluk kakinya yang tertekuk dan menangis sendirian.

Semenjak hari itu, Nara mencoba menjauhi Siwon dan membuang perasaan rindunya kepada pria gagah tersebut namun, Siwon yang tidak mengerti apa yang terjadi pada kekasihnya itu mencoba terus menghubungi Nara dan mencari kejelasan. Sampai pada hari ini, Siwon berhasil menculik Nara dari sekolahnya.

Keduanya masih mematung di kursi taman, tempat dimana mereka melakukan kencan pertama mereka dulu. Nara tak mampu berlama-lama menyembunyikan perasaan rindunya yang bergejolak di hatinya sedangkan Siwon hanya menatap Nara dengan cemas “Kau kenapa jagiya?” tanya Siwon memulai perbincangan, Nara masih bungkam, mencoba menahan kesedihan atas tentangan orangtuanya.

“Katakan padaku, kau kenapa Nara?” tanya Siwon lagi tak sabar. Nara menggigit bibir bawahnya, menelan ludahnya sendiri dan mencoba untuk merangkai sebuah kalimat penjelasan untuk kekasihnya.

“Waeyo Nara? Kenapa akhir-akhir ini kau menjauhiku? Apa salahku?” tanya Siwon dengan nada putus asa, Nara memberanikan diri menatap Siwon “Aniyo oppa, kau tidak punya sedikit kesalahan apapun padaku” jawab gadis mungil tersebut “Lalu?”

Nara terdiam, tak mampu meneruskan perkataannya kepada Siwon, dia bingung. Siwon memegang wajah Nara, menatap gadisnya dengan tatapan ingin tahu. Tak teras, cairan bening turun dari pelupuk mata Nara dan mengalir bebas di pipinya, Siwon terkejut, ia mengusap airmata Nara.

“Waeyo Nara? Ceritalah padaku?” tanya Siwon tak ingin Nara merasakan sedih sendirian, Nara membuka mulutnya, bercerita panjang lebar dan menangis sejadinya. Siwon tak merespon apa-apa, ia sudah tahu bahwa ha seperti ini akan terjadi. Ia memeluk Nara yang sedang menangis terisak, mencoba menenangkan kekasihnya.

“Lalu, kau mau apa sekarang Nara?” tanya Siwon ditengah isak tangis Nara, Nara menggeleng ia sendiri tidak mengerti harus melakukan apa. Dia sangat mencintai Siwon namun tak ingin membantah perintah Oemmanya. Siwon tak bertanya lagi, dia hanya mendekap Nara.

**

“Pindah studi keluar negeri Oemma?” tanya Nara tak percaya “Ne, bereskan barang-barangmu segera, minggu depan kau sudah harus pindah” jawab Oemmanya.

Nara bingung “Tapi waeyo Oemma? Aku lebih suka tinggal di Korea” tanya Nara. Oemmanya berlalu dihadapannya dan tak menjawab, Nara masih bingung di tempatnya. Menatap Oemmanya agar segera menjawab pertanyaannya “Semuanya agar kau jauh dari Siwon” jawab Oemmanya.

Nara diam mendengar ucapan Oemmanya, bibirnya bergetar namun tak berani Nara mengeluarkan airmatanya di hadapan Oemmanya. Ia mengetik sesuatu di ponselnya dan mengirimkannya untuk seseorang yang harus tahu kabar kepergiannya.

**

Seminggu kemudian.

Siwon melajukan kencang mobilnya menuju Bandara Incheon, selama seminggu ia berada dikediaman orangtuanya di Mokpo dan ponselnya tertinggal dirumahnya, baru tadi pagi ia menerima 5 pesan dari Nara yang mengabarkan kepergiannya hari ini ke Amsterdam untuk meneruskan studinya.

Ia melirik jam, 09.45. ia berharap Nara belum masuk kedalam gate dan dia masih bisa melihat gadisnya untuk terakhir kalinya. Siwon sampai dibandara, ia lari mencari pintu menuju Amsterdam.

Berlari di bandara sebesar Bandara Incheon sangat melelahkan, ia mendengar panggilan untuk penumpang menuju Amsterdam dan segera berlalu ke gate untuk mencari Nara.

Pas! Disaat Nara ingin masuk kedalam gate, Siwon sampai dengan nafas terengah-engah “GEUM NARA!!” Teriaknya, Nara yang sedang berjalan membelakanginya menoleh dan terkejut “Siwon Oppa” katanya sambil berlari menghampiri Siwon. Oemma dan Appanya yang melihat kedatangan Siwon tak bisa menghalangi anaknya untuk menghampiri Siwon.

Nara memeluk Siwon dan menangis “Aku pikir Oppa tidak mau melihatku lagi” katanya, Siwon menggeleng “Ani Nara, maaf aku baru melihat pesanmu dan baru bisa bertemu denganmu” ungkap Siwon dengan nada kecewa. Nara menatap Siwon.

“Nara-yaa Saranghaeyo” kata Siwon sambil mengecup kening Nara “Na do Oppa” jawab Nara sambil terisak. Panggilan terakhir untuk tujuan Amsterdam terdengar lagi, Oemma memanggilnya untuk cepat-cepat menyelesaikan urusannya.

“Oppa, aku harus pergi sekarang” kata Nara, Siwon mengangguk lalu ia mengeluarkan alkitabnya dan memberikannya pada Nara, gadis mungil itu menerimanya dengan bingung “Untukmu, agar kau selalu mengingatku” jawab Siwon seakan tahu arti tatapan Nara.

Nara mengangguk lalu memeluk tubuh tegap Siwon untuk terakhir kalinya kemudian bergegas masuk kedalam gate.

Siwon menatap kepergian Nara sedih, sebuah pertanyaan menghampiri otaknya. Kenapa ia sangat mencintai gadis yang berbeda agama dengannya?

0 komentar:

Posting Komentar

Copy Paste hukumannya di penjara 5 tahun lho :). Diberdayakan oleh Blogger.
 

A L T R I S E S I L V E R Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting