Minggu, 18 Desember 2011

My love stay with you [Part 1]

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 4:11 PM
Poster By : Shim Soomi @ http://fanfictionloverz.wordpress.com/

Hari ini aku sengaja bolos latihan, aku ingin mengunjungi makam sahabatku yang telah meninggal setahun yang lalu. Aku tak peduli ocehan Manager Hyung saat aku kembali dari makam nanti.

Aku merapikan lagi penyamaranku, aku tak ingin ELF atau oranglain melihatku berkeliaran dijalan seperti sekarang ini. Tiba-tiba seorang wanita mengulurkan tangannya yang menggenggam sebuket bunga dihadapanku. Aku terkejut, kenalkah ia padaku? Padahal aku sudah yakin penyamaranku sudah baik.

Aku memperhatikan sekelilingku, semua orang melakukan kegiatannya seperti biasa. Kutatap lagi wanita itu dan bucket bunganya. Aku baru mengerti, aku tepat berada di depan sebuah toko bunga dan wanita itu adalah seorang penjaganya. Aku tersenyum padanya, walaupun mungkin tidak terlihat jelas tapi dia sepertinya tahu kalau aku sedang tersenyum.

Aku memutuskan untuk membeli sebuah bucket bunga untuk kubawa ke pemakaman “Aku akan mengunjungi makam sahabatku, menurutmu bunga apa yang cocok untuknya?” tanyaku, dia memutar bola matanya kemudian mengambil bolpoin dan kertas yang ada disakunya dan menuliskan sesuatu.

Sahabat atau mantan kekasih?



Aku membaca dan tertawa kecil “Sahabat baikku” jawabku, setelah mendengar jawabanku dia langsung mengambil bunga terompet bewarna putih dan merangkainya dengan indah lalu memberikannya padaku. Aku menyerahkan beberapa lembar uang won namun ia menggeleng.

Tidak usah membayar, untukmu gratis Kangin-sshi..

Aku terkejut membaca tulisannya “Jadi kau mengenaliku?” tanyaku, dia mengangguk. Aku menggaruk kepalaku yang gatal “Jangan beritahu siapapun ya kalau aku kesini” kataku setengah berbisik, ia tersenyum lalu mengangguk.

Aku menatapnya sejenak sebelum pergi, aku bingung kenapa ia tidak mau berbicara padaku. Bisukah dia? Namun aku tak terlalu memperdulikannya, setelah mengucapkan terimakasih aku melanjutkan perjalananku.

**

“Kangin-a temani aku berbelanja hari ini” pinta Leeteuk Hyung saat aku akan memasuki kamarku “Aahh aku malas Hyung” tolakku sekenanya lalu masuk kekamar, belum sempat ku baringkan tubuhku, Leeteuk Hyung sudah berada dibelakangku dan menarik kerah bajuku “Ayo Kim Youngwoon”.

Aku meronta “Lepaskan Hyung, baiklah aku akan menemanimu berbelanja” jawabku terpaksa “baguslah” jawab Leeteuk Hyung senang.

Leeteuk Hyung sibuk memilih beberapa sayuran dan bahan makanan lainnya untuk persediaan selama sebulan. Aku hanya mengekor dan membawakan trolee, kalau dilihat-lihat Leeteuk Hyung dan aku seperti sepasang suami-istri yang tengah berbelanja keperluan rumah tangga, hanya saja yang kurang adalah seorang anak.

Aku membayangkan sejenak kalau Hyung kesayanganku ini berubah menjadi seorang wanita yang tengah menggendong seorang anak, aku bergidik “Hiiyy” ucapku, Leeteuk Hyung menoleh “Waeyo Kangin?” tanyanya, aku tersenyum lalu menggeleng.

Tak jauh dari tempatku dan Leeteuk Hyung, aku melihat seorang perempuan yang sepertinya pernah kulihat. Aku perhatikan wajahnya dan bentuk tubuhnya, aah dia kan gadis penjaga toko bunga waktu itu.

Tanpa basa-basi ku hampiri gadis itu dan meninggalkan Leeteuk Hyung. “Annyeong” sapaku sambil tersenyum, dia menoleh dan tampak terkejut melihatku berada di Supermarket yang sama. Dia tersenyum lalu membungkukkan badannya, masih tidak membalas sapaanku. Tak lama, Leeteuk Hyung menyusulku sambil mendorong trolee “Kau ini kalau melihat perempuan cantik langsung pergi menghampirinya” ejek Leeteuk Hyung.

Aku mengelak “Aniyo Hyung, aku pernah bertemu dengannya beberapa hari yang lalu” kataku. Leeteuk Hyung tidak menghiraukan ucapanku, dia malah tersenyum dan memberi salam pada gadis dihadapanku. Respon yang diberikannya sama, hanya membungkuk dan tersenyum.

Kemudian, aku melihatnya menggerakkan jari-jarinya seperti membentuk sebuah huruf kepada Leeteuk Hyung “Ne, berhati-hatilah dijalan” kata Leeteuk Hyung saat gadis itu selesai menggerakkan jarinya, kemudian dia membungkuk pada kami berdua dan berjalan menuju kasir.

Aku menatap Leeteuk Hyung heran “Hyung, dia?” tanyaku, Leeteuk Hyung mengangguk “Ne, dia bisu” jawab Leeteuk Hyung singkat lalu meninggalkanku yang masih bingung darimana Hyungku itu mengenal gadis tadi.

Setelah pulang berbelanja, Leeteuk Hyung baru menceritakan semuanya padaku. Gadis tadi bernama Song Hanna, gadis keturunan Korea dan Belanda yang cantik jelita dan baik hati, begitu sempurna fisiknya namun tetap saja mempunyai kekurangan, ia bisu sejak kecil. Ia mengenal Hanna saat ia ingin membeli sebuah bunga untuk Oemmanya yang sedang sakit.

Aku tertegun mendengar cerita Leeteuk Hyung tentang gadis yang menawan itu, entah kenapa sejak awal bertemu aku seperti tertarik padanya. “Kau tidak apa-apa Kangin-a?” tanya Leeteuk Hyung sambil menggoyangkan tangannya dihadapanku, aku terkejut “Ahh, tidak apa-apa Hyung, aku hanya memikirkan Hanna” jawabku jujur.

Leeteuk Hyung menatapku jahil “Kau menyukainya ya?” tanyanya, aku cepat menggeleng dan merutuki kepolosanku berbicara pada Leeteuk Hyung.

Leeteuk Hyung tertawa “Tidak apa kalau kau menyukainya, dia gadis baik” kata Leeteuk Hyung sebelum meninggalkanku diruang tengah dan masuk kedalam kamarnya. Aku memikirkan kata-kata Leeteuk Hyung barusan, Apa iya aku menyukainya?

**

Entah kenapa semenjak pertemuan di Supermarket dan mendengar cerita dari Leeteuk Hyung aku sering memikirkan Hanna, lalu dengan polosnya aku meminta Leeteuk Hyung untuk mengajarkanku agar aku mampu berkomunikasi dengan Hanna dan mengerti apa yang Hanna katakan padaku.

Hari ini, aku mengunjungi toko bunga Hanna. Entah kenapa, sudah beberapa kali aku berniat berkunjung namun baru sekarang aku mampu melaksanakannya, aah lelaki tampan nomor 1 di Korea ini memang sedikit pengecut! Umpatku dalam hati. “Annyeong” sapaku pada Hanna yang sedang merangkai bunga mawar untuk seorang pelanggannya.

Dia menoleh lalu tersenyum dan menyuruhku untuk menunggu sebentar. Setelah pelanggannya pergi dia menghampiriku “Apa kabar?” tanyaku menggunakan sandi-sandi yang ku pelajari. Dia sedikit terkejut melihatku mampu berkomunikasi dengannya dengan cara itu, namun raut wajahnya berubah ceria lagi “Baik, ingin membeli bunga lagi?” tanyanya. Aku menggeleng.

“Aku hanya ingin bertemu denganmu” jawabku seadanya, dia sedikit menunjukkan air muka tidak percaya. “Waeyo? Aku memang ingin bertemu denganmu” kataku lagi seraya berjalan menuju sebuah bangku di tengah toko bunganya. Dia tersenyum lalu kemudian mengikutiku duduk di bangku yang sama.

Tak terasa, aku menghabiskan waktu seharian dengannya. Banyak hal yang kami ceritakan satu sama lain, sebenarnya aku masih ingin berbincang banyak hal dengannya namun Manager Hyung menyuruhku cepat pulang untuk segera latihan. “Aku harus segera pulang” kataku, dia mengangguk “Baiklah, hati-hati dijalan Kangin-sshi”.

“Jangan panggil aku seformal itu, panggil saja Kangin Oppa” kataku. Dia hanya tersenyum lalu mengangguk, sebelum aku pulang dia memberikanku bucket bunga lily merah katanya untuk Leeteuk Hyung yang menyukai bunga lily merah. Aku menerimanya lalu berpamitan pulang.

**

Aku tak mengerti apa yang aku rasakan pada Hanna, aku selalu ingin bertemu dengannya dan selalu memikirkannya. Kata Leeteuk Hyung, aku jatuh cinta padanya tapi entahlah aku tidak yakin.

Aku masih memandanginya, aku suka senyumnya, terlihat manis walau dilihat dari sisi mana saja. “Oppa, apa kau tidak sibuk hari ini?” tanyanya, aku menggeleng. Sebenarnya aku berbohong, jadwalku sedikit padat hari ini namun aku meminta ijin pada manager Hyung untuk menemui Hanna, seperti yang aku katakan tadi, selalu ada hasrat bagiku untuk bertemu dengannya.

Hanna menepuk pundakku halus, aku menoleh kearahnya “Oppa sedang memikirkan apa?” tanyanya penasaran, aku menggeleng sambil tersenyum. Kulihat dia seperti sedang gelisah memikirkan suatu hal, aku memberanikan diri bertanya “Kau sepertinya sedang gelisah, ada apa?”. Hanna hanya menatapku, dari matanya bisa kulihat kalau ia ingin mengucapkan sesuatu untukku.

“Ada yang ingin kau katakan padaku?” tanyaku mencoba memancing pembicaraan, dia seperti terkejut mendengar pertanyaanku. Masih tak menjawab, ia hanya berdehem lalu beranjak dari tempatnya dan mengambil sebuah mawar merah lalu menuliskan sesuatu di selembar kartu.

Ia berjalan kearahku dan memberikan mawar merah dan kartunya kepadaku. Aku menerimanya dan membuka kartu ucapannya.

Saranghaeyo Oppa <3

Aku terkejut menatap tulisannya itu, lalu kutatap Hanna yang masih berada dihadapanku sambil tersenyum “Mawar merah adalah bunga ungkapan cinta” katanya. Aku tak memberi respon dari ucapannya, masih kupandangi wajahnya dan senyumnya yang perlahan mengucup. “Kau tidak merasakan sesuatu seperti yang aku rasakan Oppa?” tanya Hanna melihat responku.

Aku menunduk, memikirkan perasaanku sendiri padanya. Masih kabur dan belum terbaca. Kuberanikan lagi untuk menatapnya yang masih menatapku dengan mata bulatnya yang indah “Aku tidak tahu, aku belum berani mencintaimu” Jawabku sedikit menyesal, dia belum memberi respon apapun, ia hanya terdiam dengan senyumnya “Gwechanayo Oppa, aku mengerti perasaanmu” katanya.

Hanna berlalu dari hadapanku, ia membereskan bunga-bunganya sambil terus tersenyum, entah kenapa aku merasa sedikit menyesal mengatakan aku belum berani jatuh cinta padanya padahal aku jelas tahu dia wanita yang baik untukku.

**

Author POV

Leeteuk memperhatikan Kangin yang tidak fokus pada latihannya beberapa hari ini, ia menghampiri Dongsaengnya itu setelah latihan selesai “Kau kenapa akhir-akhir ini Kangin-a” tanya Leeteuk sambil menyerahkan sebuah botol air mineral.

Kangin menerima botol tersebut lalu menenggaknya hingga airnya hanya tinggal setengah botol “Aku baik-baik saja Hyung, memang aku terlihat berbeda?” tanya Kangin. Leeteuk menarik nafas dan membuangnya berat “Kau pikir kita baru kenal 1 atau 2 bulan? Aku kenal kau sudah sepuluh tahun lebih dan jelas kau terlihat berbeda beberapa hari ini, ada apa? Hanna sakit?” tanya Leeteuk mengejutkan Kangin.

Pria itu menggeleng “Dia tidak sakit Hyung, aku yang sakit” jawab Kangin sambil menunduk, Leeteuk langsung menaruh telapak tangannya di kening Kangin “Badanmu tidak panas” jawab Leeteuk.

“Yang sakit bukan disana Hyung, tapi disini” jawabnya sambil menunjuk dadanya, Leeteuk mengerutkan keningnya. Ia sama sekali tidak mengerti maksud perkataan Kangin.

Kangin yang melihat Hyungnya tidak mengerti maksudnya langsung mendengus “Hatiku yang sakit nya tidak mengerti maksudnya langsung mendengus “Hatiku yang sakit Hyung” katanya, Leeteuk membulatkan bibirnya tanda mengerti sambil mengangguk “Kenapa bisa?” tanya Leeteuk penasaran.

“Beberapa hari yang lalu, Hanna mengutarakan perasaannya padaku namun aku belum bisa memantapkan hatiku kalau aku juga mencintainya” tutur Kangin perlahan.

“Lalu apa yang kau pikirkan saat ini?” tanya Leeteuk.

Kangin mengangkat bahunya “Entahlah Hyung, aku merasa kecewa pada diriku sendiri. Menurutmu, aku harus bagaimana?” tanyanya sambil mengangkat kepalanya dan menatap Leeteuk “Hanya kau yang tahu jawaban itu” Jawab Leeteuk yang kemudian beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Kangin dengan pikirannya sendiri.

To be Continue...

0 komentar on "My love stay with you [Part 1]"

Posting Komentar

Minggu, 18 Desember 2011

My love stay with you [Part 1]

Karya : Altha Swita Abrianto di 4:11 PM
Poster By : Shim Soomi @ http://fanfictionloverz.wordpress.com/

Hari ini aku sengaja bolos latihan, aku ingin mengunjungi makam sahabatku yang telah meninggal setahun yang lalu. Aku tak peduli ocehan Manager Hyung saat aku kembali dari makam nanti.

Aku merapikan lagi penyamaranku, aku tak ingin ELF atau oranglain melihatku berkeliaran dijalan seperti sekarang ini. Tiba-tiba seorang wanita mengulurkan tangannya yang menggenggam sebuket bunga dihadapanku. Aku terkejut, kenalkah ia padaku? Padahal aku sudah yakin penyamaranku sudah baik.

Aku memperhatikan sekelilingku, semua orang melakukan kegiatannya seperti biasa. Kutatap lagi wanita itu dan bucket bunganya. Aku baru mengerti, aku tepat berada di depan sebuah toko bunga dan wanita itu adalah seorang penjaganya. Aku tersenyum padanya, walaupun mungkin tidak terlihat jelas tapi dia sepertinya tahu kalau aku sedang tersenyum.

Aku memutuskan untuk membeli sebuah bucket bunga untuk kubawa ke pemakaman “Aku akan mengunjungi makam sahabatku, menurutmu bunga apa yang cocok untuknya?” tanyaku, dia memutar bola matanya kemudian mengambil bolpoin dan kertas yang ada disakunya dan menuliskan sesuatu.

Sahabat atau mantan kekasih?



Aku membaca dan tertawa kecil “Sahabat baikku” jawabku, setelah mendengar jawabanku dia langsung mengambil bunga terompet bewarna putih dan merangkainya dengan indah lalu memberikannya padaku. Aku menyerahkan beberapa lembar uang won namun ia menggeleng.

Tidak usah membayar, untukmu gratis Kangin-sshi..

Aku terkejut membaca tulisannya “Jadi kau mengenaliku?” tanyaku, dia mengangguk. Aku menggaruk kepalaku yang gatal “Jangan beritahu siapapun ya kalau aku kesini” kataku setengah berbisik, ia tersenyum lalu mengangguk.

Aku menatapnya sejenak sebelum pergi, aku bingung kenapa ia tidak mau berbicara padaku. Bisukah dia? Namun aku tak terlalu memperdulikannya, setelah mengucapkan terimakasih aku melanjutkan perjalananku.

**

“Kangin-a temani aku berbelanja hari ini” pinta Leeteuk Hyung saat aku akan memasuki kamarku “Aahh aku malas Hyung” tolakku sekenanya lalu masuk kekamar, belum sempat ku baringkan tubuhku, Leeteuk Hyung sudah berada dibelakangku dan menarik kerah bajuku “Ayo Kim Youngwoon”.

Aku meronta “Lepaskan Hyung, baiklah aku akan menemanimu berbelanja” jawabku terpaksa “baguslah” jawab Leeteuk Hyung senang.

Leeteuk Hyung sibuk memilih beberapa sayuran dan bahan makanan lainnya untuk persediaan selama sebulan. Aku hanya mengekor dan membawakan trolee, kalau dilihat-lihat Leeteuk Hyung dan aku seperti sepasang suami-istri yang tengah berbelanja keperluan rumah tangga, hanya saja yang kurang adalah seorang anak.

Aku membayangkan sejenak kalau Hyung kesayanganku ini berubah menjadi seorang wanita yang tengah menggendong seorang anak, aku bergidik “Hiiyy” ucapku, Leeteuk Hyung menoleh “Waeyo Kangin?” tanyanya, aku tersenyum lalu menggeleng.

Tak jauh dari tempatku dan Leeteuk Hyung, aku melihat seorang perempuan yang sepertinya pernah kulihat. Aku perhatikan wajahnya dan bentuk tubuhnya, aah dia kan gadis penjaga toko bunga waktu itu.

Tanpa basa-basi ku hampiri gadis itu dan meninggalkan Leeteuk Hyung. “Annyeong” sapaku sambil tersenyum, dia menoleh dan tampak terkejut melihatku berada di Supermarket yang sama. Dia tersenyum lalu membungkukkan badannya, masih tidak membalas sapaanku. Tak lama, Leeteuk Hyung menyusulku sambil mendorong trolee “Kau ini kalau melihat perempuan cantik langsung pergi menghampirinya” ejek Leeteuk Hyung.

Aku mengelak “Aniyo Hyung, aku pernah bertemu dengannya beberapa hari yang lalu” kataku. Leeteuk Hyung tidak menghiraukan ucapanku, dia malah tersenyum dan memberi salam pada gadis dihadapanku. Respon yang diberikannya sama, hanya membungkuk dan tersenyum.

Kemudian, aku melihatnya menggerakkan jari-jarinya seperti membentuk sebuah huruf kepada Leeteuk Hyung “Ne, berhati-hatilah dijalan” kata Leeteuk Hyung saat gadis itu selesai menggerakkan jarinya, kemudian dia membungkuk pada kami berdua dan berjalan menuju kasir.

Aku menatap Leeteuk Hyung heran “Hyung, dia?” tanyaku, Leeteuk Hyung mengangguk “Ne, dia bisu” jawab Leeteuk Hyung singkat lalu meninggalkanku yang masih bingung darimana Hyungku itu mengenal gadis tadi.

Setelah pulang berbelanja, Leeteuk Hyung baru menceritakan semuanya padaku. Gadis tadi bernama Song Hanna, gadis keturunan Korea dan Belanda yang cantik jelita dan baik hati, begitu sempurna fisiknya namun tetap saja mempunyai kekurangan, ia bisu sejak kecil. Ia mengenal Hanna saat ia ingin membeli sebuah bunga untuk Oemmanya yang sedang sakit.

Aku tertegun mendengar cerita Leeteuk Hyung tentang gadis yang menawan itu, entah kenapa sejak awal bertemu aku seperti tertarik padanya. “Kau tidak apa-apa Kangin-a?” tanya Leeteuk Hyung sambil menggoyangkan tangannya dihadapanku, aku terkejut “Ahh, tidak apa-apa Hyung, aku hanya memikirkan Hanna” jawabku jujur.

Leeteuk Hyung menatapku jahil “Kau menyukainya ya?” tanyanya, aku cepat menggeleng dan merutuki kepolosanku berbicara pada Leeteuk Hyung.

Leeteuk Hyung tertawa “Tidak apa kalau kau menyukainya, dia gadis baik” kata Leeteuk Hyung sebelum meninggalkanku diruang tengah dan masuk kedalam kamarnya. Aku memikirkan kata-kata Leeteuk Hyung barusan, Apa iya aku menyukainya?

**

Entah kenapa semenjak pertemuan di Supermarket dan mendengar cerita dari Leeteuk Hyung aku sering memikirkan Hanna, lalu dengan polosnya aku meminta Leeteuk Hyung untuk mengajarkanku agar aku mampu berkomunikasi dengan Hanna dan mengerti apa yang Hanna katakan padaku.

Hari ini, aku mengunjungi toko bunga Hanna. Entah kenapa, sudah beberapa kali aku berniat berkunjung namun baru sekarang aku mampu melaksanakannya, aah lelaki tampan nomor 1 di Korea ini memang sedikit pengecut! Umpatku dalam hati. “Annyeong” sapaku pada Hanna yang sedang merangkai bunga mawar untuk seorang pelanggannya.

Dia menoleh lalu tersenyum dan menyuruhku untuk menunggu sebentar. Setelah pelanggannya pergi dia menghampiriku “Apa kabar?” tanyaku menggunakan sandi-sandi yang ku pelajari. Dia sedikit terkejut melihatku mampu berkomunikasi dengannya dengan cara itu, namun raut wajahnya berubah ceria lagi “Baik, ingin membeli bunga lagi?” tanyanya. Aku menggeleng.

“Aku hanya ingin bertemu denganmu” jawabku seadanya, dia sedikit menunjukkan air muka tidak percaya. “Waeyo? Aku memang ingin bertemu denganmu” kataku lagi seraya berjalan menuju sebuah bangku di tengah toko bunganya. Dia tersenyum lalu kemudian mengikutiku duduk di bangku yang sama.

Tak terasa, aku menghabiskan waktu seharian dengannya. Banyak hal yang kami ceritakan satu sama lain, sebenarnya aku masih ingin berbincang banyak hal dengannya namun Manager Hyung menyuruhku cepat pulang untuk segera latihan. “Aku harus segera pulang” kataku, dia mengangguk “Baiklah, hati-hati dijalan Kangin-sshi”.

“Jangan panggil aku seformal itu, panggil saja Kangin Oppa” kataku. Dia hanya tersenyum lalu mengangguk, sebelum aku pulang dia memberikanku bucket bunga lily merah katanya untuk Leeteuk Hyung yang menyukai bunga lily merah. Aku menerimanya lalu berpamitan pulang.

**

Aku tak mengerti apa yang aku rasakan pada Hanna, aku selalu ingin bertemu dengannya dan selalu memikirkannya. Kata Leeteuk Hyung, aku jatuh cinta padanya tapi entahlah aku tidak yakin.

Aku masih memandanginya, aku suka senyumnya, terlihat manis walau dilihat dari sisi mana saja. “Oppa, apa kau tidak sibuk hari ini?” tanyanya, aku menggeleng. Sebenarnya aku berbohong, jadwalku sedikit padat hari ini namun aku meminta ijin pada manager Hyung untuk menemui Hanna, seperti yang aku katakan tadi, selalu ada hasrat bagiku untuk bertemu dengannya.

Hanna menepuk pundakku halus, aku menoleh kearahnya “Oppa sedang memikirkan apa?” tanyanya penasaran, aku menggeleng sambil tersenyum. Kulihat dia seperti sedang gelisah memikirkan suatu hal, aku memberanikan diri bertanya “Kau sepertinya sedang gelisah, ada apa?”. Hanna hanya menatapku, dari matanya bisa kulihat kalau ia ingin mengucapkan sesuatu untukku.

“Ada yang ingin kau katakan padaku?” tanyaku mencoba memancing pembicaraan, dia seperti terkejut mendengar pertanyaanku. Masih tak menjawab, ia hanya berdehem lalu beranjak dari tempatnya dan mengambil sebuah mawar merah lalu menuliskan sesuatu di selembar kartu.

Ia berjalan kearahku dan memberikan mawar merah dan kartunya kepadaku. Aku menerimanya dan membuka kartu ucapannya.

Saranghaeyo Oppa <3

Aku terkejut menatap tulisannya itu, lalu kutatap Hanna yang masih berada dihadapanku sambil tersenyum “Mawar merah adalah bunga ungkapan cinta” katanya. Aku tak memberi respon dari ucapannya, masih kupandangi wajahnya dan senyumnya yang perlahan mengucup. “Kau tidak merasakan sesuatu seperti yang aku rasakan Oppa?” tanya Hanna melihat responku.

Aku menunduk, memikirkan perasaanku sendiri padanya. Masih kabur dan belum terbaca. Kuberanikan lagi untuk menatapnya yang masih menatapku dengan mata bulatnya yang indah “Aku tidak tahu, aku belum berani mencintaimu” Jawabku sedikit menyesal, dia belum memberi respon apapun, ia hanya terdiam dengan senyumnya “Gwechanayo Oppa, aku mengerti perasaanmu” katanya.

Hanna berlalu dari hadapanku, ia membereskan bunga-bunganya sambil terus tersenyum, entah kenapa aku merasa sedikit menyesal mengatakan aku belum berani jatuh cinta padanya padahal aku jelas tahu dia wanita yang baik untukku.

**

Author POV

Leeteuk memperhatikan Kangin yang tidak fokus pada latihannya beberapa hari ini, ia menghampiri Dongsaengnya itu setelah latihan selesai “Kau kenapa akhir-akhir ini Kangin-a” tanya Leeteuk sambil menyerahkan sebuah botol air mineral.

Kangin menerima botol tersebut lalu menenggaknya hingga airnya hanya tinggal setengah botol “Aku baik-baik saja Hyung, memang aku terlihat berbeda?” tanya Kangin. Leeteuk menarik nafas dan membuangnya berat “Kau pikir kita baru kenal 1 atau 2 bulan? Aku kenal kau sudah sepuluh tahun lebih dan jelas kau terlihat berbeda beberapa hari ini, ada apa? Hanna sakit?” tanya Leeteuk mengejutkan Kangin.

Pria itu menggeleng “Dia tidak sakit Hyung, aku yang sakit” jawab Kangin sambil menunduk, Leeteuk langsung menaruh telapak tangannya di kening Kangin “Badanmu tidak panas” jawab Leeteuk.

“Yang sakit bukan disana Hyung, tapi disini” jawabnya sambil menunjuk dadanya, Leeteuk mengerutkan keningnya. Ia sama sekali tidak mengerti maksud perkataan Kangin.

Kangin yang melihat Hyungnya tidak mengerti maksudnya langsung mendengus “Hatiku yang sakit nya tidak mengerti maksudnya langsung mendengus “Hatiku yang sakit Hyung” katanya, Leeteuk membulatkan bibirnya tanda mengerti sambil mengangguk “Kenapa bisa?” tanya Leeteuk penasaran.

“Beberapa hari yang lalu, Hanna mengutarakan perasaannya padaku namun aku belum bisa memantapkan hatiku kalau aku juga mencintainya” tutur Kangin perlahan.

“Lalu apa yang kau pikirkan saat ini?” tanya Leeteuk.

Kangin mengangkat bahunya “Entahlah Hyung, aku merasa kecewa pada diriku sendiri. Menurutmu, aku harus bagaimana?” tanyanya sambil mengangkat kepalanya dan menatap Leeteuk “Hanya kau yang tahu jawaban itu” Jawab Leeteuk yang kemudian beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Kangin dengan pikirannya sendiri.

To be Continue...

0 komentar:

Posting Komentar

Copy Paste hukumannya di penjara 5 tahun lho :). Diberdayakan oleh Blogger.
 

A L T R I S E S I L V E R Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting