Sabtu, 24 Desember 2011

Romantis itu..?

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 4:53 PM 0 komentar
Banyak yang bertanya sebenarnya apa yang disukai para gadis dari seorang pria? Dan banyak pula yang menjawab para gadis menyukai keromantisan kekasihnya..

Aku tak bisa membenarkan atau menyalahkan statement tersebut karena bagiku sebuah keromantisan itu sangat dibutuhkan untuk seorang perempuan saat menjalin sebuah hubungan namun tak jarang juga yang tidak mementingkan keromantisan kekasihnya.

Aku salah satunya..
Bukan hal utama bagiku tentang keromantisan namun entah kenapa aku selalu terlena dalam keromantisan sebuah roman atau kartun.

Menurutku, sebuah keromantisan adalah sesuatu yang biasa namun indah saat dilakukan.
Tak perlu sebuket bunga, sekotak cokelat atau sebait puisi.. Bagiku melakukan hal biasa saja bisa menjadi romantis asal kita bisa mengolah kebiasaan itu menjadi sesuatu yang luar biasa dan romantis.

Seperti salah satu cerita yang kubaca dari sebuah kumpulan cerpen..
Judulnya CINTAKU PADA JANUARI
Menurutku kisah cinta mereka biasa namun suasana romantis yang ditimbulkan oleh penulisnya mampu membuatku iri.
Bayangkan saja, saat JANUARI hilang NINO mampu mengetahui tempat persembunyiannya hanya dengan alasan JANUARI memanggilnya.

Yah, mungkin itu salah satu bukti adanya belahan jiwa.. Mereka bisa mengetahui segala hal hanya karena pasangannya memikirkan dirinya dari jauh.

Andai....
Aahh, masih saja aku berandai-andai..
Tapi, apa salahnya kalau aku menginginkan kisah cinta seperti NINO dan JANUARI, tidak salah juga kan mengharapkan BELAHAN JIWA-ku benar-benar ada?
Dan semoga benar-benar ada :)





Cahyo Nugroho -27 Oktober 2011

Jumat, 23 Desember 2011

Curahan hati MAHASISWI baru

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 9:09 PM 0 komentar
Apa sih yang ada dibenak perempuan berumur 18 tahun kaya gue ini?

Gue sendiri bingung apa yang ada diotak gue saat ini, semuanya terlalu campur aduk dan terlalu membingungkan sampe untuk nulis blog ini pun gue bingung harus ngungkapin apa..

Banyak hal yang gue pikirin seperti :
- Bahagiain orangtua gue dan naik haji-in mereka
- Punya banyak temen yang temenan sama gue karena hati mereka
- Punya seorang Suami dan membangun keluarga bahagia
- Tinggal di JOGJA
- Nonton konser tunggal SUPER JUNIOR with EVERLASTING FRIENDS

oke, mungkin bagi kalian ini hal teraneh dari pemikiran seorang remaja 18 tahun yang akan menginjak usia 19 tahun tapi.......
itulah pemikiran gue saat ini. 

DAN PEMIKIRAN UTAMA GUE SAAT INI ADALAH
LULUS KULIAH, DAPET KERJAAN DAN NIKAH SAMA PRIA PILIHAN HATI GUE :))  

Minggu, 18 Desember 2011

My love stay with you [Part 1]

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 4:11 PM 0 komentar
Poster By : Shim Soomi @ http://fanfictionloverz.wordpress.com/

Hari ini aku sengaja bolos latihan, aku ingin mengunjungi makam sahabatku yang telah meninggal setahun yang lalu. Aku tak peduli ocehan Manager Hyung saat aku kembali dari makam nanti.

Aku merapikan lagi penyamaranku, aku tak ingin ELF atau oranglain melihatku berkeliaran dijalan seperti sekarang ini. Tiba-tiba seorang wanita mengulurkan tangannya yang menggenggam sebuket bunga dihadapanku. Aku terkejut, kenalkah ia padaku? Padahal aku sudah yakin penyamaranku sudah baik.

Aku memperhatikan sekelilingku, semua orang melakukan kegiatannya seperti biasa. Kutatap lagi wanita itu dan bucket bunganya. Aku baru mengerti, aku tepat berada di depan sebuah toko bunga dan wanita itu adalah seorang penjaganya. Aku tersenyum padanya, walaupun mungkin tidak terlihat jelas tapi dia sepertinya tahu kalau aku sedang tersenyum.

Aku memutuskan untuk membeli sebuah bucket bunga untuk kubawa ke pemakaman “Aku akan mengunjungi makam sahabatku, menurutmu bunga apa yang cocok untuknya?” tanyaku, dia memutar bola matanya kemudian mengambil bolpoin dan kertas yang ada disakunya dan menuliskan sesuatu.

Sahabat atau mantan kekasih?

Selasa, 29 November 2011

In My Dream Youre Mine. In Reality Youre My Dream

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 4:07 PM 0 komentar
Title : In My Dream you're mine. In Reality you're My Dream
Author : AltRiseSilver
Cast : Choi Siwon
Geum Nara
Genre : Romance, Angst
Lenght : OneShoot
Rated : General

“Siwon Oppa!” Panggil seseorang dari arah belakang, lelaki yang dipanggil Siwon tersebut menoleh. Seorang gadis berseragam sekolah menghampirinya dan memberikan sebuah Alkitab kepadanya “Ini punyamu, tertinggal di bus” katanya, Siwon mengenali Alkitab tersebut lalu meraihnya “Gomawo, Nuguya?” tanya Siwon.

“Geum Nara Imnida” jawab gadis itu sambil menunduk sopan, Siwon tersenyum “Siwon Imnida” bergantian Siwon yang mengenalkan diri “Aku tau Oppa, dari Alkitabmu” kata Nara tersenyum manis. Entah perasaan apa, Siwon merasa sangat menyukai senyum gadis ini “Mau pulang ke rumah?” tanya Siwon setelah menaruh alkitabnya didalam tas kerjanya, Nara mengangguk.

“Dimana rumahmu?” tanya Siwon lagi, Nara tidak menjawab, dia sepertinya kebingungan “Didaerah ini?” tanya Siwon lagi. Nara menggeleng “Ani~ aku baru ingat harusnya aku turun di halte berikutnya namun saat melihat alkitabmu tertinggal aku jadi mengikutimu” jelas Nara sambil tersenyum lebar dan menggaruk kepalanya. Siwon kembali tersenyum, gadis ini sungguh baik hati.

Memories [Part 2]

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 4:04 PM 0 komentar
“Aku mengerti tapi saranku untuk saat ini dukung dia dulu, kalau ia mencintaimu dia tidak akan menyianyiakan dirimu apalagi aku tau hubungan kalian itu sudah 7 tahun” kataku meyakinkan dirinya. Berat baginya mengangguk untuk mengiyakan saranku, aku mengusap kepalanya lalu memeluknya.

**

Tak ada seminggu nama Lee Sungmin sudah terdengar seantero Korea. Banyak yang menyukai kehadirannya saat ini. Aku dan Yeri hanya bisa menyaksikan debutnya di televisi. Hingga detik ini Sungmin belum mengabari kami atau menemui kami.

Jelas terlihat kalau Yeri menyimpan kegelisahannya sendirian. Aku mencoba menghiburnya namun Yeri tetap saja gelisah, hari ini aku memutuskan untuk menghubungi Sungmin. Berulang kali aku menekan tombol replay karena sambungannya sibuk, sedang menelpon siapa Sungmin ini? Pikirku dalam hati.

Akhirnya setelah sekian ribu kali, teleponku diangkat olehnya “YA! Kau kemana saja?” tanyaku tanpa menyapa dengan sopan diujung telepon aku mendengar suara tawanya “Mianhe, aku sibuk akhir-akhir ini” jelasnya “aku tidak peduli kau sibuk atau tidak, aku Cuma meragukan apa kau masih mengingat kekasihmu atau tidak” kataku.

Selasa, 18 Oktober 2011

Memories [Part 1]

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 2:58 PM 0 komentar
Author POV

“Sungmin, aku boleh bertanya?” Tanya Yeri kecil pada anak lelaki di hadapannya yang sedang menulis sesuatu di atas kertas. Sungmin menengadah, menatap wajah Yeri yang polos “Ne” katanya. Yeri menarik nafas “apa kau menyukaiku?” tanyanya polos kemudian wajahnya mulai merona. Sungmin menatap gadis kecil di depannya dengan wajahnya yang polos “kenapa wajahmu memerah Yeri?” tanyanya.

Yeri menunduk, ia merasakan wajahnya makin panas “jawab saja Sungmin” katanya lirih sambil terus menunduk. Sungmin ingin tertawa melihat tingkah Yeri seperti itu, lalu ia memberikan kertas yang tadi ia tulis sesuatu pada Yeri. Yeri mengambil kertas itu, membacanya lalu tersenyum kemudian ia melihat wajah Sungmin yg tersenyum padanya. “Sungmin-aah”
Author POV end.

Reset

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 2:56 PM 0 komentar
Aku mencintai Park Jungsoo sepenuh hatiku, tak pernah aku mencintai seorang namja seperti ini sebelumnya. Dia yang membuatku bernafas kembali bahkan saat jati dirinya berubah aku tetap mencintai dirinya.
Namaku Choi Soora. Seorang mahasiswi fakultas psikolog yang sedang mencintai seorang namja bernama Park Jungsoo. Namja yang aku kenal 5 tahun terakhir yang membuatku mengerti arti kehidupanku sendiri, yaa aku pernah mengalami depresi berat karena ditinggal mantan kekasihku sendiri atau lebih tepatnya aku pernah hampir bunuh diri.



Lovely Way -Part 3-

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 2:53 PM 0 komentar
HyeSung menunggu dengan sabar kehadiran Heechul, ia memandang sekelilingnya dan berpikir kenapa Heechul memilih tempat biasa dirinya dan Hankyung duduk. Dia memandang lurus kedepan, saat seseorang menutup matanya dari belakang. “Heechul Oppa” tebaknya, orang itu melepas tangannya dan duduk di depan HyeSung “bagaimana kau tau?” Tanya Heechul.

“Aku disini karena janji akan bertemu denganmu, tentu saja aku tau” katanya, Heechul tersenyum.

“Kenapa kau tidak berdandan, kan sudah kubilang, berdandanlah” kata Heechul setelah memperhatikan penampilan HyeSung. Sebenarnya ia sudah berdandan namun Heechul hanya ingin mengejeknya “apa kau bilang? Aku sudah cantik seperti ini kau masih bilang aku belum berdandan?” Tanya HyeSung kesal, Heechul makin tertawa melihat HyeSung kesal seperti itu.

“Untuk apa kita kesini? Jelaskan padaku?” Tanya HyeSung langsung ke intinya “pesanlah makanan dulu, aku lapar”. Heechul memanggil pelayan lalu memesan makanan untuknya dan HyeSung, HyeSung tidak diberikan kesempatan untuk memesan makanan yang ia mau “kalau sampai aku tidak menyukai makanan itu, aku hajar kau” kata HyeSung.

“Sekali-sekali berbicaralah formal denganku, kau ini menyebalkan sekali” kata Heechul kesal. Tak lama pesanan mereka datang, HyeSung menatap makanannya sedangkan Heechul memakan makanannya dengan lahap. ‘Bagaimana dia tau makanan kesukaanku, Cuma Hankyung yang tau’ batinnya. “Makanlah, jangan dipandangi” kata Heechul. HyeSung memakannya namun tidak menikmatinya.

Setelah makan, Heechul mengajaknya pergi ke suatu tempat “kau belum menjawab pertanyaanku tadi” kata HyeSung “aku akan menjawabnya nanti”.

Mereka sampai di taman bermain Seoul yang sudah hampir sepi. HyeSung hanya mengikut Heechul memasuk taman bermain itu padahal dia tau sebentar lagi taman bermain itu akan tutup. Heechul menuju wahana bianglala, dia membisikkan sesuatu pada petugas lalu memberinya sejumlah uang. Lalu dia naik, HyeSung yang masih termenung ditempatnya melihat Heechul memberi kode untuknya agar naik.

HyeSung duduk didepannya “duduk disampingku” katanya, HyeSung menolaknya. Heechul yang tidak sabar langsung menarik tangan HyeSung hingga dia sekarang duduk bersebelahan dengan Heechul. Bianglala bergerak perlahan namun Heechul masih belum menjawab pertanyaan HyeSung “sampai kapan kau akan diam dan tidak member jawaban?” Tanya HyeSung kesal. “Aku hanya ingin hari ini adalah hari terakhirmu mengingat Hankyung” jawab Heechul.

Jumat, 23 September 2011

She's Gone

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 10:02 PM 0 komentar
“Ryeowook-aah, jika aku meninggalkanmu nanti carilah wanita lain yang jauh lebih baik dariku” kata Jieun. Aku menatap kekasihku kebingungan “kau mau meninggalkanku? Tega sekali” ucapku dengan nada sedikit manja, Jieun hanya menatapku sambil terus tersenyum. Perlahan aku merasakan ia mulai menjauh dariku, aku coba menahan tangannya agar tidak pergi namun sesuatu yang besar sepertinya menariknya, ia menghilang. Aku kalut.

“JIEUN!!”

Kamis, 01 September 2011

Lovely Way -Part 2-

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 11:07 PM 0 komentar
Hankyung kembali ke Cina dengan diam-diam, semua member Super Junior dan HyeSung mengantarkan Hankyung di bandara, Hankyung berpamitan pada semua member termasuk Heechul, mereka berpelukan lama, terlihat Hankyung membisikkan sesuatu pada Heechul yang membuat Hankyung seperti mengeluarkan airmatanya namun ia buru-buru menghapusnya.

Hankyung sudah berada didepan HyeSung. HyeSung memeluk Hankyung erat, ia terpukul dengan keputusan Hankyung. Dia berharap suatu saat nanti Hankyung memutuskan untuk kembali pada Super Junior.

HyeSung berjalan gontai meninggalkan bandara, semua member Super Junior sudah pulang terlebih dahulu, matanya bengkak karena menangis sejak semalam. Tanpa ia sadari Heechul mendekatinya dan mengejutkannya “Heechul Oppa!!!” teriaknya, Heechul hanya tersenyum lebar “sedang apa kau disini? Bukannya kau sudah pulang bersama yang lainnya?” Tanya HyeSung. Heechul menggeleng “aku tau kau itu terpuruk sama sepertiku makanya aku takut pulang membawa sendiri” katanya.

HyeSung menatap Heechul “Oppa, apa dia akan kembali?” tanyanya, Heechul diam. Dia berpikir terlalu lama sebelum menjawab “mungkin, kita harus percaya padanya” kata Heechul.

Neomu Yeoppo Part 2

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 11:04 PM 0 komentar
“Annyeong, sedang apa kau disini?” Tanya Kyuhyun saat aku sedang makan di kantin “annyeong” jawabku singkat, sambil terus melahap rotiku, dia melihatku sekilas “kau kenapa?” tanyanya, aku menggeleng tanpa melihat ke arahnya sambil terus makan. Dia melihat arah lain lalu mendesah. “Sarangheyo” katanya samar-samar, aku menoleh “mwo? Kau berkata apa barusan?” tanyaku.

Dia melihatku “sarangheyo” ulangnya masih sedikit berbisik “mwo? Coba katakan lebih keras, aku tidak mendengarmu” kataku lagi “SARANGHEYO!!” Teriaknya hingga semua mata di kantin menatap kami, aku diam. Memandangnya tanpa berkutik dan member jawaban “kau sudah mendengarnya kan? Sekarang jawablah”. Aku tidak mengerti apa maksudnya, apa yang harus aku jawab, dia kan Cuma mengatakan aku mencintaimu. Aku menatapnya keheranan lalu dengan cueknya aku kembali makan.

“Aishh” desisnya melihat kelakuanku “Choi Soo Ki, Sarangheyo! Be my girl, please” ucapnya lagi agak keras dan kami kembali menjadi tontonan banyak orang, aku melihat kearahnya “kau gila ya, mengatakan hal seperti itu didepan orang banyak” kataku agak kesal, jujur saja hatiku sekarang berdetak lebih cepat makanya aku pura-pura marah agar rasa Maluku tertutupi.

Pemimpi..

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 10:39 PM 0 komentar
Seorang pemimpi adalah aku, memaksa terus bermimpi walaupun seharusnya aku sudah terbangun dari mimpi itu.

Aku adalah seorang pemimpi. Selalu menginginkan seorang yg jauh dari hidupku tinggal bersamaku
Seorang pemimpi adalah aku. Terus berharap walaupun lelah

Seorang pemimpi adalah aku. Yang hanya bisa mengeluh dalam hati saat melihatmu bersama yang lain


Seorang pemimpi adalah aku. Mencintaimu dalam hati dan hanya mampu memandang wajahmu di foto

Seorang pemimpi adalah aku. Senang melihat senyummu walaupun itu bukan hanya untukku

Seorang pemimpi adalah aku. Berharap mimpi itu menjadi kenyataan suatu saat nanti

Seorang pemimpi adalah aku. Tetap mencintaimu walaupun aku tau tidak akan ada harapan cintaku utk dibalas

Sabtu, 13 Agustus 2011

Noona, Sarangheyoo~ Part 2

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 8:02 PM 0 komentar
“JINJA??!!”

Dugaan Hye Ri tepat, salah dia menceritakan hal ini pada Gyn Suk yang jelas-jelas dia sangat menggilai Super Junior. Hye Ri menangguk. “lalu, kau jawab apa saat dia bilang dia jatuh cinta padamu?” Tanya Gyn Suk dengan suara agak perlahan. Hye Ri hanya dia tak memberikan jawaban. Gyn Suk yang menanti jawabannya menatapnya, lalu dia berdecak “aahh kau ini bodoh atau apa? Laki-laki seperti itu kau tolak” katanya.

“Aku belum menjawab apa-apa, aku hanya menyuruhnya keluar dan jangan menghubungiku dulu” jawab Hye Ri lemas. Gyn Suk memukul kepalanya “bodoh, itu sama saja kau menolaknya, kau ini, kalau aku yang ada di posisimu aku tidak akan melepaskannya begitu saja” kata Gyn Suk semangat. Aku meringis kesakitan “kau akan menjawab iya karena kau kan juga menggilai mereka, berbeda denganku yang notabene-nya mengenal Hyuk Jae secara pribadi” kilah Hye Ri.

“Ya terserah apa katamulah, jangan menyesal telah menolaknya, dia itu public figure bisa saja sekarang dia sedang berjalan dengan perempuan lain yang lebih cantik dan seksi dari dirimu” kata Gyn Suk sebelum pergi. Aku terdiam, memikirkan kata-kata Gyn Suk tadi dan entah kenapa dia merasakan panas di hatinya, ia seperti tidak ingin Eunhyuk melakukan hal yang dibicarakan Gyn Suk.

“Eotteohge?”.

**

“Aku mencintaimu noona, aku mencintaimu Shin Hye Ri!” kata Eunhyuk. Hye Ri terkejut, dia tidak bisa mengatakan apa-apa dan hanya memandang Eunhyuk “Aku mau kau disampingku Hye Ri, disamping seorang Hyuk Jae” katanya lagi.

“Lebih baik kau keluar Hyuk, dan jangan hubungi aku dulu”. Eunhyuk terkejut mendengar respon Hye Ri dia mencoba mengatakan sesuatu namun Hye Ri memintanya untuk cepat keluar dari apartementnya.

Lovely Way -Part 1-

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 7:57 PM 0 komentar
Nama koreanya Lee HyeSung, aku suka tawanya yang khas, berbeda dengan perempuan lain di Entertainment ini. Selama ini mungkin dia tidak tau kalau aku memandanginya karena aku hanya mampu memandanginya dari jauh, bukannya takut tapi aku tidak mau terburu-buru.

**

“Annyeonghaseyo, Chika imnida” katanya memperkenalkan diri didepan juri audisi. Chika adalah WNI yang jauh-jauh datang ke Korea hanya untuk audisi SM Entertainment, bahasa Koreanya fasih dan dia tidak canggung untuk menampilkan bakatnya. Dia menari dengan lincah mengikuti irama music yang di putar di ruangan tersebut. Para juri saling bertatapan dan melontarkan komentarnya secara berbisik lalu mereka memberikan penilaiannya/

Seminggu setelah audisi itu Chika menanti hasil audisinya, dia tegang, bagaimana tidak yang mengikuti audisi itu rata-rata memiliki tarian dan suara yang bagus. Dia berharap-harap cemas saat membuka emailnya. Tak sampai sedetik ia berteriak “KYAAAAA~! AKU LOLOS AUDISI!!!!”teriaknya, tidak peduli ini sudah malam atau tidak yang pasti saat ini dia sangat senang/

**

Selasa, 09 Agustus 2011

Neomu Yeoppo Part 1

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 10:24 PM 0 komentar
“LEE GIKWANG!!!! Kembali kau kesini!! Sekarang!!” Teriakku pada Lee Gikwang yang sedang berlari menjauhiku. Ini hari pertama kami masuk tahun ajaran baru, Lee Gikwang adalah sahabatku sejak kecil, Lee Gikwang yang orang Korea asli berteman denganku yang seorang blasteran Korea-Indonesia. kami terlalu sering bersama sehingga semua orang mengira kami memiliki hubungan khusus. Aku sama sekali tidak mau dengannya, terlalu sering bersamanya malah membuatku tidak ingin berpacaran dengannya.

Aku masih berlari mengejarnya yang sudah berada di depan gerbang sekolah kami, dia tertawa melihatku mengejarnya dengan susah payah “Hey! Kau kan tau aku benci cacing, kenapa kau melemparkannya padaku?” sungutku saat aku sampai didepannya dengan terengah-engah, dia masih tertawa geli “mianhe cha, mianhe hahaha coba kau bayangkan bagaimana wajahmu tadi” kata Gikwang sambil terus tertawa.

Aku yang masih kesal berjalan masuk ke dalam sekolah duluan meninggalkan Gikwang disana, biar saja dia dianggap orang gila aku tidak peduli.

**

“Annyeonghaseyo, Cho Kyuhyun imnida” katanya, aku dan Gikwang saling bertatap muka “anak baru itu gayanya sok sekali” kata Gikwang “kenapa? Kau takut tersaingi?” tanyaku, Gikwang mendelik “untuk apa, aku ini sudah jadi yang nomor 1” jawabnya percaya diri, aku Cuma bisa menatapnya ilfeel.

“Baiklah, silahkan duduk dibangku yang kosong sebelah sana” kata Guru Sang menunjuk bangku paling belakang “aniyo guru, aku mau duduk di tempat itu” katanya sambil menunjuk tempat dudukku, aku dan Gikwang terkejut “baiklah Soo Ki, kamu silahkan pindah” katanya, aku berdiri dan membereskan barang-barangku “aniyo, bukan perempuan yang pindah, justru aku ingin duduk dengannya”.

Kamis, 28 Juli 2011

Noona, Sarangheyoo~ Part 1

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 8:11 PM 0 komentar
Hyuk Jae berlari dari kejaran sasaeng yang mencoba mendapatkan fotonya saat ia berjalan-jalan tadi, ia hanya ingin melepas penat dari semua kesibukannya makanya ia memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar tadi namun ia tidak akan menyangka kalau akan ada banyak sasaeng yang mengetahui penyamarannya.

**

Shin Hye Ri, berjalan gontai menuju apartementnya yang hanya tinggal beberapa langkah lagi. Ia baru saja pulang dari kantornya, tinggal seorang diri membuatnya harus menjadi mandiri apalagi jaman sekarang semua kebutuhan semakin banyak sehingga dia memutuskan untuk bekerja lembur hari ini.

Sebenarnya Hye Ri punya suami, tapi itu dulu sekitar 2 tahun yang lalu. Mereka memutuskan bercerai saat suaminya sering jalan dengan wanita lain. Hye Ri menyesali pernikahannya itu karena dengan cepatnya saja ia menerima ajakan seorang pria yang baru dikenalnya beberapa bulan. Dia bisa saja kembali ke rumah ibunya namun ia merasa malu untuk melakukannya.

Yang Hye Ri pikirkan saat ini adalah ingin cepat sampai ke kamarnya dan melepas lelahnya namun… BRAK!!

Seseorang menabraknya “Mianhe, Mianhe Noona” katanya terengah-engah, tak lama Hye Ri mendengar suara teriakan dari banyak perempuan. Tanpa ba-bi-bu lagi orang tersebut menarik tangan Hye Ri, kontan Hye Ri terkejut dan ikut berlari.

Rabu, 20 Juli 2011

Mereka yang aku rindukan

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 10:33 PM 0 komentar
Entah harus memulai darimana, perasaan rindu yang mendalam membuatku bingung harus memulai pembicaraan ini darimana.
Aku punya beberapa kalimat yang ingin aku katakan melalui dunia maya kepada 3 orang yang sangat aku rindukan, berharap suatu saat mereka bisa menterjemahkannya dan membaca keinginanku dan juga keinginan ELF :)

Dear Hankyung Oppa,
Oppa, bagaimana kabarmu? Baikkah kamu disana? Aku dan teman-temanku berharap kamu selalu baik-baik saja disana dan selalu memberikan senyumny setiap hari :) Oppa, taukah kau kalau aku dan teman-temanku. ELFs. Sangat merindukanmu? Merindukan sosok Hangeng di tengah 12 member lainnya. Maksudku bukan cuma 12 tapi 14 member lainnya.
Oppa, tidak rindukah kamu pada keluarga yang selalu kamu sayangi itu? Tidakkah kau merindukan couplemu, KIM HEECHUL? Tidakkah kamu merindukan teriakkan ELFs saat memanggil namamu diatas panggung?

Minggu, 17 Juli 2011

Aku menyesal tak mencintainya.

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 9:37 PM 0 komentar
Viona sedang gembira hari ini, pria yang ia cintai selama ini ternyata memendam perasaan yang sama padanya. Gilang. Sosok pria yang ia kenal 4 tahun lalu menyatakan perasaan padanya tepat pada hari ulangtahunnya. Ia merasakan hal yang jauh lebih indah, bahkan ia tidak bisa berkata apa-apa lagi saat ini.

Gilang yang selalu diimpikannya sekarang berada disampingnya, berada didekatnya dan menjadi sosok yang akan selalu mencintainya. Tak ada hari yang luput dari kebersamaan mereka, tawa Viona lebih ceria dibandingkan dulu, Gilang benar-benar telah membuatnya sangat bahagia.

Mereka banyak melakukan hal romantis, seperti saat ini, menatap langit malam hanya berdua. Viona menggandeng Gilang mesra. “Kamu tau apa yang aku rasain sekarang Vi?” Tanya Gilang, Viona menatapnya lalu menggeleng. Gilang tersenyum “Aku jatuh cinta sama kamu” Jawabnya.

Viona tersenyum, ia bingung harus berkata apa. Ia merasakan wajahnya memanas, ia yakin kalau saat itu Gilang bisa melihat kalau wajahnya merah merona sekarang. Ia ingin menutup wajahnya namun Gilang menahannya lalu mendekatkan wajahnya. Viona memejamkan matanya, ia merasakan ciuman Gilang mendarat dikeningnya.

Lama ia rasakan ciuman penuh perasaan itu, ia semakin yakin kalau Gilang adalah cinta terakhirnya, cinta yang selama ini ia inginkan. Cinta seorang pria yang benar-benar untuk wanitanya. Ia yakin. Sangat yakin.

Kamis, 14 Juli 2011

Aku mencintainya. Kakakku.

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 10:00 PM 0 komentar
Silvia menangis saat seorang anak laki-laki mendorongnya hingga ia terjatuh. Beberapa dari temannya tertawa melihat kejadian itu, merasa Silvia sangat bodoh.
Namun tawa mereka terhenti saat ada anak laki-laki lain memukul si tersangka, perkelahian seru terjadi dan harus dipisahkan oleh orangtua mereka masing-masing.

Anak laki-laki itu menghamipi Silvia yang sesenggukkan, ia menggandeng tangannya dan membawanya kembali pulang kerumah. Anak laki-laki itu bernama Reza, kakak dari Silvia yang tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti adiknya.

***

Jumat, 17 Juni 2011

Super Junior, Bagiku tetaplah 13 Pangeran Tampan.

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 8:37 PM 0 komentar
13. Bagi semua orang, angka 13 merupakan angka sial namun, tidak bagiku. 13 merupakan angka favoritku semenjak aku mengenal 13 Pangeran dari Negeri Sebrang. Terdengar berlebihan tapi, itulah yang selalu aku rasakan saat mendengar 13 Pangeran-ku bernyanyi di tengah lautan Biru Safir dan teriakan histeris para Sahabatku. ELFs.

Senin, 16 Mei 2011

Kesepian? Butuh? Atau di Buang?

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 9:37 PM 0 komentar
Pernah menangis? Aku yakin siapapun kalian, kalian pasti pernah menangis.
Akhir-akhir ini aku menangis, entah kenapa. Sama seperti malam sebelumnya, hujan turun dengan lebatnya.
Hujan yang dulu aku senangi tak mampu lagi menjadi sebuah hal yang membuatku tersenyum.

Aku menangis.
Ya, ditengah air lebat yang turun membasahi segala hal yang mampu ia jamah.

Entah apa yang ku tangisi, entah apa yang harus aku galaukan.
Aku tau, manusia itu ditakdirkan sendiri namun aku membenci saat dimana aku benar-benar sendiri tanpa seorang teman ataupun kekasih.


Rabu, 11 Mei 2011

Untitled bukan berarti tanpa judul

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 9:39 PM 0 komentar
Mencintai mantan 
Aku ga punya alasan mengapa aku mencintai kamu, jadi jangan desak aku dengan pertanyaan. Mengapa kamu masih mencintai aku? 

Doa untuk yang terkasih
Tuhan, berikan dia senyuman besok hari. Jujur, cuma itu yg bisa meyakinkan aku betapa bahagianya dia memiliki Tuhan (:
  
Hubungan Cinta tanpa sebuah status
Aku butuh kepastian tentang hubungan kita, kamu pikir enak apa digantung kaya jemuran begini !
  
Manusia yang berlapang dada
Aku mencintai org yang membenciku, kenapa? Karena secara tidak sengaja mereka menyayangiku

Menunggu dan pergi
 Sampai saat ini aku masih mencintai kamu yang acuh dan jika suatu saat nanti kamu sadar kamu harus tau, cinta itu telah pergi

Egois dan Cinta
Egois itu saat aku menginginkan kamu hanya milik aku tanpa kecuali

 Malaikat
Kamu kaya malaikat, datang saat aku ga kuat bertahan hidup

Penyesalan dan keyakinan
Saat kamu pilih dia aku akan rela tp suatu hari kamu pasti akan bilang "aku nyesel pilih dia"

Jomblo
 Jomblo terlalu lama itu bukan krn kita ga laku, tp krna kita terlalu pemilih

Menanti
 Tiap hari menanti nama kamu nangkring di inbox aku (:

Cinta sebuah pengorbanan
Cinta itu dibuktiin dari seberapa besar pengorbanan dia utk kamu, bukan seberapa sering dia mengucapkan kata cinta utk kamu

Cinta bukan materi
Aku ga butuh harta dari kamu, aku cuma mau hati kamu

Cinta dan Sayang
Saat kamu mampu melepas kekasihmu, berarti kamu blm mencintainya tp hanya sekedar menyayanginya

Pujangga
Aku suka merangkai kata, dimana kata itu akan menjadi kalimat indah untukmu

Garpu dan Sendok
Perempuan dan laki-laki itu bertolak belakang, tp keduanya saling membutuhkan

Kecupan kening
Aku suka bagian dimana kamu mengecup keningku dengan lembut krn aku tau kmu menyayangiku tulus

Gagal gombal
Seandainya aku bisa ngasih kamu bintang yg ada dilangit, akan aku kasih. Sayangnya bintangnya jauh :D maaf ya

Spongebob dan Patrick
Aku mau punya sahabat kaya patrick, biarpun bodoh tp dia selalu berterus terang tentang sahabatnya :)
Apa adanya
Jujur, suara kamu emang jelek tp aku tetep suka kalo kamu lg nyanyi lagu cinta buat aku :)

Tidak sempurna dan bukan Tuhan
Manusia itu punya kelebihan dan kekurangan, seburuk apapun kamu pasti ada 1 hal yg bisa kamu banggakan

Rindu yang salah
Pernah satu kali, aku merindukan seseorang yang ga seharusnya aku rindukan

Cemburu
Aku benci dimana ada bagian aku harus mengalah dan melihatmu bercanda mesra dengan yg lain

Harapan
Pengen deh ada dipikiran kamu, 5 menit aja (:

Cinta tanpa harap
Aku menyayangi kamu lebih dr apa yang kamu tau, bhkan aku ga berharap kamu membalasnya

Adil
Pengen tukeran tempat, supaya kamu tau gimana jadi aku dan aku jadi kamu


Follow Buatseseorang :) i'm the one of admin that acc ^^

Selasa, 12 April 2011

Kesepian itu indah

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 9:00 PM 0 komentar
Pernah ngerasa sendiri?
Kalau ada kata diatas kata kesepian mungkin kata itu yang akan kupakai untuk menggambarkan suasana hatiku saat ini. Memang banyak orang disekitarku, mengelilingiku dan tanpa kusadari memberi warna dalam kehidupanku.

Namun, jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam aku merasakan kesepian yang oranglain tidak mengetahuinya.

Kesepian bagiku seperti koin yang memiliki 2 sisi. Kadang di butuhkan kadang pula ingin di enyahkan.
Namun bagiku kesepian itu indah, mampu menciptakan sebuah sisi lain dari seorang anak manusia.
Sebuah sisi yang bisa dilihat hanya saat kesepian itu datang


Bagi yang merasa kesepian ditulis dengan penuh rasa ketidakpastian

Senin, 11 April 2011

Tak tau makna = Buta

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 8:43 PM 0 komentar
Menciptakan sebuah rasa tanpa tau maknanya sama saja melihat dalam ruangan tanpa lampu. Gelap. Tak tau harus kemana. Bukan keinginanku untuk besar dari keluarga broken home, semua orang mencibir, menjauhi dan memusuhi seakan perceraian adalah sebuah aib.

Mereka tak sesungguhnya mengerti apa itu arti perpisahan atau perceraian dan yang mereka mengerti hanyalah ketidakmampuan keduanya untuk menjalani kehidupan. Untuk apa mereka menikah kalau harus berakhir dengan perceraian, bukaknkah pernikahan itu di tuntut untuk saling bersama hingga Tuhan yang memisahkan mereka?!

Perceraian 5 tahun itu membuatku tak mudah untuk memercayai orang-orang yang dekat denganku. Sejak kecilpun aku tak mempunyai teman, tak ada yang mau berteman tepatnya. Entah apa yang salah dengan diriku. Aku tumbuh dengan berbagai hinaan dan cacian orang-orang, membuatku selalu sinis kepada oranglain.

Saat di jalan atau dimanapun aku berada dan ada oranglain melihatku dengan tatapan aneh, aku selalu menatap balik dengan tatapan "apa! Ada yang salah sama gue?!". Sejak 5 tahun yang lalu aku memilih tinggal sendiri di sebuah kost-kostan dekat kampus.
Sebenarnya aku punya kakak. Laki-laki. Tampan dan cerdas. Namun perceraian 5 tahun lalu membuatnya jelek dan bodoh dari hari ke hari.

Ia pergi. Selamanya. Meninggalkan tangis dan luka semakin dalam untukku. 5 tahun yang merubah segalanya. Tawa menjadi duka dan semakin perih rasanya.

2 tahun lalu, ayah menikah lagi dengan seorang perempuan muda beranak 1, memiliki kesenangan sendiri diatas duka anaknya. Baru setahun umur mereka, ayah terkena stroke dan melumpuhkan hampir semua anggota tubuhnya.
Istri baru yang masih muda itu tak sanggu mengurusi ayah, sebulan kemudian mereka bercerai. Aku yang akhirnya mengurusi semua kebutuhan ayah selama ia sakit. Ibu membantu? Tidak, ia malah sibuk mengurusi pernikahannya dengan seorang pengusaha sukses dari Medan.

Akan ada bahagia lagi diatas penderitaan yang panjang ini. Saat pernikahan mereka aku sengaja tidak datang. Untuk apa? Memperlakukan diri sendiri? Sudah cukup bagiku mendengar cacian banyak orang.
Ibu habis-habisan memakiku karena ketidakhadiranku, baginya tidak sopan. Aku menjawab pertanyaannya dengan enteng "untuk apa? Bersenang-senang diatas penderitaan ayah?"

Wajahnya berubah makin garang, tangannya siap menamparku. Wajahku yang masih tegak menatapnya dan seakan menantangnya membuat nyalinya surut untuk menamparku, dengan kesal dia beranjak pergi meninggalkan rumah ayah.

4 bulan berlalu, ayah tak sanggup lagi menahan deritanya. Ia pergi. Menyusul mas Ari yang telah tinggal di surga. Kembali. Luka itu tergores panjang di hati ini.
Ibu masih bahagia dengan pernikahannya, bahkan yang aku dengar dia telah hamil padahal yang aku tau umur ibu bukan umur yang bagus lagi untuk hamil. Aku akhirnya kembali ke kost-kostan kecilku dan kembali memulai kesendirian.

Dari awal aku sudah bilang, menciptakan sebuah perasaan tanpa tau maknanya sama saja buta. Dan itu yang kini terjadi dengan ibuku, suami barunya ternyata memiliki istri dan ibuku habis di teror oleh perempuan gila itu. Akhirnya mereka bercerai dan sang mantan suami meninggalkan ibu dengan perut bunctitnya yang semakin hari semakin besar, tanpa uang tanpa makanan.

Akhirnya aku yang mengurus ibu, mengantarnya kontrol dan membelikan makanan-makanan yang diinginkan si bayi. Dokter sebenarnya sudah bilang kalau ibu tidak bisa melahirkan lagi, kalaupun ia resikonya kecil. Namun ibu bersikeras, ia ingin melahirkan anaknya yang notabane adalah adik tiriku.
Persalinan berjalan, aku menunggu diluar dengan gusar, mondar-mandir sepanjang koridor sambil meremas-remas tanganku sendiri.

Dokter keluar ruang persalinan namun aku tak mendengar sedikitpun suara tangisan bayi dari dalam sana. Aku memperhatikan wajahnya, ada kemuraman disana dan tanpa ia bilanngpun aku sudah tau jawabannya.
Kemudian aku masuk kesana, kulihat ibuku dan anaknya yang tertidur tenang. Abadi.

***

Selesai pemakaman ibu, aku kembali ke kost-kostanku yang kecil dan sederhana, mengemasi pakaianku. Aku akan pergi, kota ini terlalu banyak kenangan buruk tentang keluargaku.
Kota lain mungkin akan menjadi kota terbaik nantinya untukku. Namun aku tak yakin aku mampu mempercayai oranglain setelah kematian orang-orang disekitarku.


Kisah fiksi dengan beberapa kisah nyata di dalamnya.

Selasa, 29 Maret 2011

Pak Basir. Seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 8:48 PM 0 komentar
Namaku Imran, mahasiswa jurnalistik di salah satu Universitas Negeri di Indonesia. Bekerja sebagai wartawan dan penulis lepas sebuah koran daerah. Aku dilahirkan disudut kota Jogjakarta dari sebuah keluarga yang sederhana bahkan bisa di bilang pas-pasan dalam segala hal, Aku mempunya 3 orang adik yang masih sekolah. Ayahku yang seorang pensiunan dan ibuku yang berdagang warung di depan rumah tidak mencukupi kebutuhan keluarga sehingga aku memutuskan untuk bekerja dan menafkahi diri sendiri.

Disinilah aku sekarang, duduk di pinggiran kota Jakarta hanya untuk mencari sebuah berita yang pantas aku berikan untuk atasanku. Bukan berita besar namun berita yang menarik bagi pembaca, lama aku termenung, menatap langit-langit yang mulai keemasan. Hari makin sore namun aku belum dapat 1 beritapun.
Saat sedang termenung dan memikirkan nasibku, aku menatap sekelabatan bayangan di ujung jalan.

Tak lama aku melihat seorang lelaki tua sedang menarik gerobak sampah yang isinya sudah kosong, di wajahnya terlihat wajah lelah dan peluh keringat saat menariknya. Pelan tapi pasti, dengan sisa-sisa tenaganya ia menarik gerobaknya dan melewatiku.
Tidak terlalu jelas namun aku bisa melihatnya, ada senyum ikhlas di wajah bapak itu.
Saat dia mulai jauh entah apa yang membuatku berlari menuju ke arahnya dan memperkenalkan diriku.

***

Namanya Pak Basir, seorang suami dan ayah bagi 5 anaknya. Bekerja sebagai tukang sampah yang penghasilannya tidak bisa dibilang cukup, istrinya seorang pedangang sayuran keliling.
Dulu sekali sebelum menjadi tukang sampah, Pak Basir adalah seorang buruh pabrik yang penghasilannya cukup namun sayang pabrik tempatnya bekerja gulung tikar dan memecat semua pegawainya termasuk Pak Basir.

Hampir beberapa bulan mereka luntang-lantung mencari sesuap nasi, Pak Basir sibuk keluar rumah dan mencari pekerjaan. Namun jaman sekarang mana ada kantor menerima pegawai baru yang cuma lulusan SMA?
Pada masa sulit itu, anak-anak Pak Basir sering sekali menangis kelaparan di dalam kontrakkan. Tetannga yang tidak tega memberi makanan seadanya untuk mereka.

Tak lama, mereka diusir dari kontrakan karena tidak mampu membayar uang sewanya. Akhirnya dengan sangat terpaksa mereka pergi dan mencari tempat tinggal baru.
Dan disinilah sekarang mereka tinggal, di daerah pemukiman kumuh dengan keadaan rumah yang sangat memprihatinkan.
Dindingnya hanya tersusun dari triplek-triplek bekas dan hanya ada 1 ruangan di dalamnya, sungguh sangat kecil untuk sebuah keluarga yang besar seperti Pak Basir.

Saat malam datang, tak ada yang bisa menghangatkan badan mereka yang terkena hawa dingin tak ada pula lampu yang menerangi mereka.
Kekurangan itulah yang membuat hati ini miris.

Anak Pak Basir yang paling sulung berhenti sekolah dan bekerja di pasar sebagai tukang semir sepatu untuk menambah biaya hidup. Pak Basir tidak tega melihat anaknya bekerja namun kondisinya sekarang tidak bisa dipaksakan.
Sempat Pak Basir senang dengan adanya program sekolah gratis bagi keluarga yang kurang mampu namun ternyata pengurusannya susah dan seakan sengaja di buat susah.
Dan akhirnya Pak Basir menyerah dan pasrah dengan jalan yang telah ditakdirkan.

Aku merekam semua cerita Pak Basir melalui alat perekamku sambil menahan haru yang tercipta di rumahnya yang mulai gelap.
Setelah itu aku pamit untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Aku pulang dengan rasa berkecamuk. Antara sedih, marah, dan merasa tidak adil. Ternyata bukan cuma aku yang merasa kekurangan, masih banyak oranglain disana yang jauh lebih layak mendapatkan uluran tangan pemerintah.

Sesampainya dirumah, aku taruh kamera dan tasku di atas kasur. Aku nyalakan komputerku dan mulai menulis apa yang di aku dapatkan hari ini.

***

Editor menyipitkan matanya saat membaca artikel yang aku buat semalam suntuk. Ia sangat berat untuk menerbitkannya di koran, terlalu menyindir pemerintah katanya. Aku memaksanya untuk menerbitkannya, apa salahnya menerbitkan sebuah artikel yang menyindir. Bukannya itu tugas wartawan? Pikirku.
Akhirnya setelah paksaan dan perbincangan yang cukup alot, dia mau menerbitkan artikelku asal aku mau mempertanggung jawabkannya.

Artikel itu dimuat di tempat biasa, tempat kecil dengan judul "Taukah Pemerintah tentang kehidupan Rakyatnya?"
Setelah koran tersebut terbit, banyak email yang masuk ke redaksi menyampaikan kekaguman akan tulisanku. Mereka merasa terwakili dengan cerita Pak Basir yang aku kaitkan dengan isi artikelnya. Namun ada juga yang sangat keberatan dengan isinya, mereka bahkan menuduh bahwa tokoh Pak Basir itu hanya fiktif dan karanganku saja.
Namun aku cuek saja, selama mereka masih menanggapinya dalam hal wajar.

Setelah kejadian itu aku sering menemui Pak Basir dan keluarganya, hanya untuk sekedar bercerita dan berbagi pengalaman hidup.
Bagiku, keluarga Pak Basir adalah keluarga kedua dalam hidupku setelah keluargaku sendiri.


Dibuat saat mengerjakan soal TO Bhs. Inggris di Sekolah tercinta SMK Jayawisata 2 Jaktim (masih tetap menuntut keadilan Pemerintah)

Minggu, 27 Maret 2011

Surat Untuk Presiden

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 8:57 PM 0 komentar
Namaku Amir, bocah berumur 12 tahun yang hidup dengan ibuku di suatu pemukiman miskin sudut Ibukota. Ayahku meninggal 2 tahun yang lalu karena kecelakaan, aku mempunyai seorang adik perempuan berumur 6 tahun.
Aku yang duduk di bangku kelas 6 SD sering membantu ibuku bekerja, beliau bekerja sebagai tukang cuci rumah-rumah warga. Tidak tega dengannya aku  ikutan mencari uang setelah pulang sekolah, menjadi seorang buruh angkut di pasar dekat rumahku.

Kadang beliau marah melihatku bekerja namun ini pilihan hidup kami, kalau saja aku dilahirkan sebagai anak seorang kepala pemerintahan aku tidak akan begini. Aku juga memikirkan keadaan adikku yang harus makan-makanan yang bergizi, aku tidak tega melihatnya hanya makan tahu-tempe setiap hari.

Tahun ini aku akan menamatkan sekolahku dan berniat melanjutkannya namun kendala biaya menjadi penyebab utamanya, ibuku jadi lebih sering bekerja untuk menambah biaya masuk sekolahku nanti. Aku juga tidak berpangku tangan, sebelum menjadi buruh angkut aku bekerja sebagai pengantar koran sore ke rumah-rumah.
Sebenarnya aku tidak ingin melanjutkan sekolahku, kasihan ibuku. Namun beliau memaksa, katanya aku harus menjadi orang pintar supaya bisa menjadi kaya.

Ditiap sembahyangku aku selalu berdoa kepada Tuhan agar meringankan beban kami, meringankan beban ibuku. Namun Tuhan belum mengabulkan doaku. Ibu selalu menangis di tiap sembahyangnya, aku makin tidak tega.
Sore ini aku menulis surat, surat untuk orang penting. Orang nomor 1 di Indonesia dan aku harap dia mau membacanya.
Aku tulis rapi suratku agar dia mau menerimanya, aku selipkan kalimat-kalimat indah yang aku pelajari di sekolah.

Aku bercerita tentang kehidupanku, kehidupan rakyat miskin yang susah untuk mencari sesuap nasi. Mungkin apa yang aku tulis mewakili perasaan semua masyarakat kelas bawah.
Aku bertanya, inikah janji presiden kala masih menjadi calon? Harusnya janji itu ditepati, janji mensejahterakan masyarakatnya.
Jujur, kami sebagai kalangan miskin merasa diasingkan dan merasa tidak di perhatikan padahal pada saat pemilihan suara kami juga di pakai.

Pemerintah terlalu sibuk dengan urusan kenaikan gaji dan pembangunan gedung baru. Sedangkan untuk membuat rakyat sejahtera? Cuma janji. Pemerintah bagiku bodoh, mereka pikir kita makan dengan janji mereka?
Sejenak ku pandangi tulisanku kemudian aku melanjutkannya dengan beberapa kalimat.

Selesai sudah surat itu, aku melipatnya dan memasukkannya ke amplop. Kuberikan nama dan tujuan di amplop tersebut. Aku berjalan ke kantor Pos dan menyerahkannya kepada petugas.
Dia sempat bingung saat membaca nama di amplopnya "untuk Presiden dari seorang anak kecil dari golongan bawah yang meminta keadilan" kataku padanya kemudian aku berjalan keluar kantor Pos yang sendirian di depan mejanya sambil memandangi suratku.


Untuk Pemerintah, dari seorang remaja berumur 18 tahun yang meminta keadilan

Kamis, 24 Maret 2011

We Are SHINING STAR

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 8:51 PM 0 komentar
Udah lama ga posting, yup ! banyak cerita di hidup gue yang ga bisa gue bagi buat banyak orang. Gue juga ngerasa gue sedikit individualistis, gue ngerasa gue jadi tipe orang yang bodo amat sama kehidupan oranglain. Mungkin pengaruh lingkungan juga sih :D

Bukan itu sih yang mau gue permasalahin disini, bukan tentang cinta atau pengkhianatan dari sahabat hahaha *curcol*

Gue cuma mau berbagi cerita, dimana gue menikmati pertemanan gue dengan beberapa orang temen gue di sekolah. Bukan dari jurusan yang sama, itulah yang membedakan kami. Bagi gue perbedaan itu menyatukan segalanya dan gue harap pertemanan gue sama mereka ga berakhir di PROM NITE bulan Juli nanti.

Ya, kita menyatu karena KOREA. Hal sepele yang bikin gue akrab sama mereka, berawal dari 1 orang lalu merembet ke yang lainnya.
Jujur awalnya canggung, gue bingung gimana harus nyesuaiin keadaan gue sama mereka *takut ga nyambung bo omongannya*

Ternyata eh ternyata mereka lebih nyablak dari gue hahaha tapi gue seneng, seenggaknya mereka nganggep gue ada, nganggep gue temen dan nanyain keadaan gue *elaah pengen bet ditanyain* hahaha

Gue cuma mau bilang, makasih ya temen-temen sehati gue :)
Vini VionolaKyunelza ScarletNate 'aciie'baldZhyta 'Hitomi Arishima'Nika Efriandini, Megaa Rosyana Dewii dan Dhebii Septiianii

Mawar itu Indah

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 4:45 PM 0 komentar
Mungkin jika ada predikat laki-laki paling pengecut didunia, predikat itu pantas aku sanding. Bukan cuma sebatas pemikiran aku saja tapi beberapa temanku juga mengatakan hal itu. Ya, aku akui aku pengecut. Hanya berani melawan preman-preman yang mengganggu di pasar namun tidak berani menyatakan cinta untuk perempuan yang aku cintai.

Namanya Mawar, sahabatku yang sejak lama aku kenal. Ia cantik, pintar dan rajin beribadah. Sejak lama, bahkan sejak dulu kala aku suka dengannya namun saat bertemu dengannya aku tak mampu untuk mengungkapkan kalimat singkat yang menyatakan cinta. Aku cuma takut ditolak.

Siang ini aku penat, seharian hanya mendengarkan radio sambil memikirkan Mawar seorang. Sebuah lagu menyentuh telingaku dan mewakili perasaanku. Aaah makin galau. Pikirku.

Andai ku di hatimu
Andai ku di pelukmu
Andaikan kau menjadi milikku


Oke cukup, aku mematikan radioku dan berjalan ke arah teras. Menatap sore yang indah dengan cahaya matahari keemasan yang menciptakan suasana tenang nan romantis yang indah.
Telpon selularku berbunyi, aku menatap layarnya. Mawar.
Sontak aku loncat kegirangan karena nama Mawar tertera disana. Saking senangnya aku lupa untuk mengangkat telponya, aku diam dan menatap hapeku berharap Mawar menelpon lagi.

Harapan itu nyata, Mawar menelpon lagi. Tanpa pikir panjang aku mengangkatnya, lama kami mengobrol kemudian ia mengakhiri telponnya dan meninggalkanku sendiri yang sedang menahan perasaanku untuknya.

Andai ia tau seberapa menggebu-gebunya perasaan ini, seberapa lama aku menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan cinta dan seberapa lama sering aku memikirkannya dan andai ia tau seberapa banyak lagu yang tercipta untuknya
Aku berganti pakaian, mengambil kunci mobil dan  bergegas menuju rumahnya. Kali ini aku yakin, tanpa memikirkan keputusannya aku yakin untuk mengatakannya sekarang.


Terinspirasi dari seorang Sahabat yang takut menyatakan cintanya untuk seorang perempuan cantik : Indra a.k.a Cakson :)

Petarung AIDS-ku :)

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 4:13 PM 0 komentar
Namanya Randi, seorang pengidap penyakit AIDS yang aku kagumi. Seorang laki-laki yang lahir 23 tahun lalu dari seorang Ibu yang cantik dan seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab. Dia pahlawanku, bukan cuma pendapatku tapi juga bagi oranglain yang mengenalnya.

Aku mengenalnya 8 bulan yang lalu saat aku sedang ditugaskan oleh guru sosialku berkunjung ke lembaga AIDS untuk mencari tau bagaimana sosialisasi mereka. Randi tipe orang yang lebih suka menyendiri, saat aku tau aku harus mewawancarainya rasa takut dan canggung itu menghampiri. Beberapa kali aku mencoba membuat suasana nyaman bagi diriku sendiri namun gagal.

Suasana itu sedikit mencair saat aku tertawa mendengar jawabannya yang memang nyeleneh, dia melihatku aneh saat aku tertawa namun sesaat kemudian ia ikut tertawa dan kami mulai akrab satu sama lain.
Seminggu lebih aku sering datang kesana, hanya untuk sekedar mengobrol dengannya.

Seminggu aku mengenalnya, aku tak pernah tau mengapa ia mengidap penyakit AIDS. Bukannya tak mau bertanya, aku tak mau mengganggu privacy-nya karena bagiku privacy seseorang itu lebih penting di bandingkan rasa ingin tahuku yang besar. Yang aku tau, dia seorang yang tegar, tabah dan penyayang.

Aku ingat betul hari itu, hari dimana untuk pertama kalinya ia mengajakku menonton sebuah film. Ia menggandeng tanganku, seolah-olah ia tak mau melepasnya.
Ia mengantri, membelikan tiket dan memilih tempat duduk. Aku yang memperhatikannya tersenyum dan baru sadar betapa manisnya wajah itu.
Bekas luka di pelipisnya membuatnya semakin manis, apalagi senyumnya. Tawanya yang kadang lepas membuatku senang karena Randi orang yang jarang tertawa.

Randi masih tetap memegang tanganku, masih tak ingin di lepasnya walaupun kami masuk ke studio film dan duduk di bangku masing-masing. Jujur, jantungku mendadak berdegup cepat saat dia makin erat menggenggam tanganku, aku tak berani menatapnya. Sampai film diputar Randi tidak melepaskan tanganku, disela-sela film yang diputar ia mendekat ke telingaku dan membisikkan sesuatu.
Aku diam. Tak mampu menjawab, mendadak aku tidak konsen dengan film yang diputar.

***

Randi masih tetap memegang tanganku namun kali ini dengan menatap wajahku yang sudah memerah sejak tadi. Film tadi telah usai sejam yang lalu, dia membawaku ke suatu tempat dimana hanya ada aku, dia dan alam. Aku ingin memalingkan wajahku dan menghindar dari tatapan matanya, namun aku tak mampu dan akhirnya aku pasrah dengan tatapannya itu.

"Jadi? Kepastiannya?" Tanyanya padaku. DEG!. Jantung ini makin berdetak cepat, ia menanyakan jawaban atas pertanyaan tadi di bioskop.
Aku garuk-garuk kepala "Hmm, emang harus dijawab sekarang ya?" Tanyaku polos sambil nyengir, Randi menggeleng. Aku mengangguk, menandakan aku menjawab iya atas pertanyaannya tadi. Randi tersenyum, dia mencium keningku lalu memelukku.
Aku merasakan bau tubuhnya yang hangat, aku pejamkan mataku dan merasakan pelukannya yang mesra. Tak lama, aku merasakan sesuatu yang basah menempel di bibirku. Randi menciumku.

***

6 bulan berlalu begitu cepat, banyak yang aku lewati bersama Randi. Kami tertawa bersama, menangis bersama dan berbagi cerita.
Namun, 2 bulan yang lalu aku kehilangan semuanya, kehilangan raga itu, kehilangan tawa itu, kehilangan tangis itu dan kehilangan saat berbagi itu namun aku tau aku tidak pernah kehilangan cinta itu.
Randi pergi, pergi selamanya karena Tuhan telah memanggilnya.
Bagiku Randi malaikat, pahlawan dan sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Bagaimanapun orang lain menilainya Randi tetap menjadi Randi yang aku kenal.

Tak ada tangis untuk kepergiannya karena dari awal aku tau bahwa semua yang hidup akan kembali padaNya.
Aku menatap pusaranya, menatap nisannya dengan senyuman.
"My Randi My hero, you're still in my heart"



Terinspirasi dari sebuah buku "Waktu Aku sama Mika" - Indi :)

Rabu, 23 Maret 2011

Cinta diatas Tissue

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 5:11 PM 0 komentar
Aku memandanginya seraya tersenyum, wajah manis itu yang selalu mengusik tidur nyenyakku. Namanya Silvi, seorang mahasiswi Sastra Indonesia di salah satu Perguruan Tinggi di  Jakarta.
Dia duduk di depanku, berkutat dengan sebuah tissue dan bolpoinnya. Entah apa yang di tulisnya, aku ingin melihat tapi Silvi selalu melarang.

Aku masih menunggunya selesai menulis. Kadang aku kesal dengannya, seperti tidak tau tempat idenya datang begitu saja dan mengusik ketenangan kami berdua. Dia tampak serius menulis kata-kata itu, menulis banyak hal yang ada dalam benaknya sekarang sesekali ia berhenti menulis kemudian melanjutkan tulisannya.

Keseriusannya semakin membuat wajahnya makin manis, makin enak untuk dilihat. Ia selesai menulis, memandang wajahku dan tersenyum lebar kemudian menyerahkan tissuenya untukku baca. Ia selalu pamer dengan tulisan-tulisannya.

Bukan sesuatu yang indah tapi kalimatnya sangat mewakili perasaannya sekarang.
Tuhan itu baik, dia menciptakan kamu untuk aku cintai. Tapi kadang sempat terpikir olehku, Tuhan itu jahat karena dia menciptakan lubang yang besar bagiku untuk memilikimu :(

Aku menatapnya, dia tersenyum manis. Tatapannya itu yang membuatku meraih bolpoin di tangannya dan menuliskan kalimat di tissue yang sama.
Kamu tau anak kecil? Aku lebih suka bagaimana cara mereka menyayangi dan mencintai pasangannya, bukan karena kepolosan mereka tapi karena mereka tidak memperdulikan apapun. Yang mereka tau, mereka saling mencintai dan itu yang harus mereka pertahankan :) - Indra

Aku menyerahkan tissue itu kepadanya, dia membacanya kemudian tersenyum lalu menuliskan kalimat lagi.
Aku mengerti, masih banyak jalan menuju Roma kan? :D

Dia memberikan kembali tissue itu padaku, aku tertawa dan mengangguk kemudian aku bangun dari kursiku dan meraih kursi didekatnya. Aku mendekat, berbisik ke telinganya "Aku mencintai kamu"

Selasa, 01 Februari 2011

Hidup itu perlu di cermati

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 6:46 PM 0 komentar
Saat kamu merasa berada diatas, lihatlah kebawah karena suatu saat, pelan dan pasti kamu akan berada di bawah.
Roda itu berputar, seperti kehidupan yang akan selalu berputar dan akan berhenti pada saatnya nanti.

Masalah itu seperti koin.
Dimana di tiap sisinya mengandung arti dan makna yang seseorang harus tau.
Namun kadang manusia hanya mau melihat sisi satunya, merasa benar dengan pendapat sendiri dan enggan melihat sisi lainnya yang pantas untuk dilihat juga.

Bersikaplah dewasa saat kalian menghadapi masalah.
Bukan bersikap seperti anak kecil yang selalu merasa dirinya benar.

Ingatlah suatu hal bahwa kehidupan itu penuh kepalsuan.
Dimana saat orang tersenyum bukan berarti dia memang sedang bahagia.
Atau saat oranglain menangis bukan berarti dia sedang sedih.

If you judge the book from the cover you never know what the contents of book.

KARMA DOES EXIST gals :)

Sepuluh F in memories :')

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 6:19 PM 0 komentar
Aku masih ingat dimana aku pertama kali melihat sekolah itu
Dimana pertama kali aku menyusuri koridornya
Dan dimana pertama kali aku menginjakkan kaki di lapangannya.
Sekolah penuh kenangan antara aku dan sahabat-sahabatku

Aku masih ingat saat hari Minggu sore itu aku datang dan berkumpul dengan orang-orang baru di tengah lapangan.
Bertemu orang-orang yang kan menjadi teman baru.
Dan bertemu dengan orang-orang yang notabane-nya kan menjadi seniorku selama seminggu.

Menjalani 5 hari MOS bukan hal yang gampang.
Dimana kita harus menuruti semua hal yang diperintahkan oleh senior.
5 hari itu sangat menyiksa.
Lebih banyak di teriaki dan di maki.

5 hari itu terlewat.
Kami berkumpul disutu kelas yang bisa dibilang ISTIMEWA.
Sepuluh F. Menjadi kebanggan sendiri dimana menjadi kelas ke-6 pertama :)

Disini, banyak orang-orang istimewa.
Kami berkumpul tanpa memandang apapun, datang dari berbagai sekolah dengan pemikiran dan kecerdasan otak yang berbeda-beda.
Kita semua sama, dimana kita juga makan nasi dan tinggal di Indonesia Raya ini.
Itulah mengapa kami menamakan diri kami ISTIMEWA.

Bulan pertama, kedua ketiga dan seterusnya menjadi moment paling berharga.
Canda, tawa, sedih, tangis kita lewatin sama-sama.

Masih ingat dengan jelas bagaimana kami mengikuti perlombaan 17 Agustus.
Semuanya mengikuti lomba, saling dukung, saling tertawa dan saling menghibur saat kelas kami kalah.

Walaupun cuma 6 bulan, tapi aku tau bagaimana caranya memperlakukan sahabat dan bagaimana harusnya menjadi keluarga dalam 1 kelas.
Itulah mereka.
Sepuluh F in memories :')

Minggu, 30 Januari 2011

Cinta ratusan Kilometer

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 2:12 AM 0 komentar
Cinta ratusan kilometer itu membuat hubungan ini sulit terjadi.
Sandra termenung di kamarnya. Senja ini dia menikmati suasana cerah yang jarang terjadi seminggu terakhir. Ya, Jakarta kala itu sedang dilingkupi awan mendung dan hujan deras di tiap sore.
Ia menatap layar ponselnya namun tak ada satu smspun lagipula tak ada yang di nantikan olehnya.

Saat sedang asik memandang langit sore yang berwarna jingga. Ponselnya berbunyi.Sebuah pesan singkat melalui Yahoo Messangernya. 'Teoteo' nicknamenya.
Seseorang yang sudah dikenalnya lama namun baru beberapa akhir ini Sandra akrab dengannya.
Orangnya romantis, penyayang, baik dan ramah. Itulah hal yang ia lihat dari beberapa hari ini mereka rajin ber-ym ria.

Sandra tidak tinggal 1 kota dengan Teo. Jarak mereka jauh. Ratusan kilometer.
Sandra di Bandung dan Teo di Batam.
Mereka pernah beberapa kali bertemu di kampus namun tak saling mengenal satu sama lain.
Baru setelah Teo berangkat ke Batam mereka saling akrab dan mengenal seperti sekarang ini.

Sapaan-sapaan Teo membuat waktu Sandra tersita, hampir setiap saat mereka berkomunikasi.
Teo juga sosok yang perhatian pada Sandra sehingga ia merasa nyaman jika di dekat Teo.

Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan.
Hampir sebulan mereka melakukan komunikasi nonstop.
Menimbulkan getaran cinta yang belum tentu orang lain merasakan.

Banyak puisi yang Teo berikan untuk Sandra di Blognya walaupun tidak secara langsung ia berkata itu untuk Sandra.
Ia hanya memberi inisial "Dia yang Terindah" di blognya.
Sandra yang merasakan getar-getar cinta di Bandung juga membuat banyak quote di akun twitternya dan jelas tidak terang-terangan ia berkata itu untuk Teo dan inisial Teo yang Sandra berikan adalah "Dia yang Jauh disana".

Teo sebenarnya tau apa yang di rasakan Sandra dan Sandra pun begitu.
Namun perasaan itu masih mereka tahan karena jarak yang memisahkan.

Suatu saat, Sandra mulai lelah.
Lelah dengan apa yang dia jalani tanpa kepastian dari Teo.
Ia mencoba berpaling, mencoba mencari sebuah kepastian dari seseorang.

Teo yang mengetahui perubahan Sandra panik.
Ia mencari cara bagaimana supaya ia tidak kehilangan Sandra.
Disisi lain Sandra serba salah, ia mulai mencintai Teo namun ia lelah menantinya.

Seminggu mereka lost contact.
Sandra gengsi untuk menghubungi Teo dan Teo bingung bagaimana untuk meyakinkan Sandra.

***

Senja itu, Sandra duduk di sebuah cafe di temani laptopnya.
Ia melihat beberapa foto Teo di Facebook.
Kalau ia boleh jujur, ia sangat merindukan sapaan Teo di ymnya saat senja seperti ini.

Ia menatap ponselnya dan berharap ym-nya berbunyi dan itu darinya.
Tak lama setelah memalingkan wajah ke layar laptopnya, ym-nya berbunyi.
Sandra terkejut namun ia tak yakin jika itu dari Teo.
Saat membukanya, ia membelalakkan matanya, nama 'Teoteo' ada disana.

Teoteo : kamu dimana?
Sandra : di cafe yang sering aku ceritain ke kamu, kenapa?

Lama Sandra menunggu tapi tak ada balasan darinya, Sandra termenung lagi. "cuma basa-basi" gumamnya.
Ia kembali berkonsentrasi dengan tugas-tugasnya.
kemudian ym-nya berbunyi lagi.
Malas Sandra membukanya namun ia penasaran.

Teoteo : kamu masih di cafe kan?
Sandra : iya, kenapa sih?
Teoteo : gpp tanya aja, sama siapa?
Sandra : sendirian aja

Teo tidak membalasnya lagi. Sandra kesal sendiri jadinya.
Kemudian ym-nya berbunyi lagi.

Teoteo : kamu pake baju apa?
Sandra : putih, kenapa sih? daritadi di tanyain juga
Teoteo : duduk dimana? pojokkan ?
Sandra : iyaaaaaa
Teoteo : coba sekarang liat kedepan kamu

Sandra bingung, dia mengerutkan keningnya kemudian dia mengangkat kepalanya dan memandang kedepan.
Sandra tau siapa yang berdiri di depannya. Dia masih menatap tanpa bersuara sedangkan sosok yang didepannya mulai menghampiri dan duduk dihadapan Sandra.

Masih tanpa suara, Sandra terdiam di tempatnya tanpa bisa melakukan apa-apa.
Teo yang menangkap kegelisahan Sandra mulai mengeluarkan suara.

"Cinta kita itu cinta ratusan kilometer, dimana jarak terlalu berat untuk di jalani.Tapi kamu harus tau San, disini dihatiku cuma ada kamu. Kamu gatau gimana keadaan aku seminggu terakhir ini, aku kalut, aku takut kehilangan kamu, aku ga bisa liat kamu sama orang lain, karena hati aku udah terbiasa sama kamu"
Sandra menatap Teo, lama mereka saling berpandangan.

"Aku tau, aku tau seberapa kalutnya kamu sampai kamu mau datang ke Bandung hanya untuk seorang Sandra" Sadnra tersenyum.
Teo menggenggam tangan Sandra erat dan ia berjanji tak akan melepaskannya untuk oranglain.

Kamis, 20 Januari 2011

Menanti

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 9:11 PM 0 komentar
Senja di Tanah Lot.

Beberapa tahun yang lalu saat senja seperti ini selalu terlihat indah. Ada sosok makhluk manis yang menemaniku untuk melihat matahari yang berganti shift dengan bulan.

Aku membencimu, karena kamu yang membuatku jatuh cinta.
Aku membenci senyummu, karena senyummu yang membuatku tak mampu menutup mata
Aku membenci caramu tertawa, karena tawamu membuatku tak bisa melupakanmu
Aku benci caramu menyapaku karena itu membuatku tak mampu berkata-kata padamu

Aku sangat membencimu ! Karena kamu yang membuatku jatuh cinta padamu namun dirimu tak pernah menyadarinya.

Entah sampai kapan aku harus seperti ini, menatap matahari terbenam tanpa hadirnya sosokmu.
Aku masih menunggunya, hadir kembali saat matahari terbenam.
Memelukku dan berkata "aku takkan pergi lagi"

Mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 9:03 PM 0 komentar
























Selasa, 04 Januari 2011

Menulis bukan hanya sekedar hobi

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 11:35 PM 0 komentar
Postingan kedua di tengah malam menuju tanggal 5 January 2011

Beberapa temen gue punya blog, mereka membuat gue terinspirasi bahwa blog bukan hanya sekedar cerita sehari-hari yang lucu dan berkesan.
Blog juga jadi tempat dimana kita meluangkan waktu sejenak untuk meluapkan ide-ide menulis.

Bagi gue menulis itu bukan hanya sekedar menulis atau hobi, tapi menulis adalah sarana yang pas buat kita untuk membuat suatu imajinasi yang kita gatau bakal kita luapin ke siapa.
Karena ga semua orang menyukai imajinasi.
Dalam menulis kadang membuat imajinasi kita makin muncul, itulah sebabnya kenapa gue lebih suka menulis sebuah cerpen cinta.
Karena saat menulisnya gue punya imajinasi dengan si tokoh pria, dimana gue bisa menjadi seorang wanita yang menginginkan pria seperti di dalam tokoh yang gue ceritain.

Gue akui menulis itu butuh waktu, butuh mood dan imajinasi yang pas supaya cerita yang kita sampein ke orang itu pas dan kena di hati.
Itu makanya gue selalu nyari-nyari inspirasi buat cerpen gue, gue akuin gue orangnya moody. Terlalu cepet berubah mood dan kadang waktu bikin sebuah cerpen, gue butuh waktu berhari-hari buat nyeleseinnya.
Emang ga gampang, ga semudah yang di bayangin.

Tapi, itulah keindahan dari sebuah tulisan.
Ga sembarangan dan ga main-main.

Buat seseorang yang bisanya menghina tulisan orang lain, pikirin dulu deh karena belum tentu kita bisa bikin tulisan sebagus dia :D

Selamat tengah malam :)

Postingan pertama di tahun yang masih baru :D

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 11:12 PM 0 komentar
Happy New Year :D
Diakhir tahun 2010 kemarin banyak resolusi-resolusi yang di ucapkan semua orang, semuanya meminta kebaikan dan kelancaran dalam hidupnya.
Begitu juga gue, namun gue membiarkan Tuhan mengatur jalannya kehidupan gue :D

Di postingan pertama gue ini, gue ga pengen bercerita tentang kehidupan gue di 2010
Ga penting juga sih hahaha

Saat melakukan aktifitas di sore hari tadi sambil memikirkan nasib gue yang gak seberuntung oranglain.
Mendadak gue mendapatkan suatu hal yang membuat gue berpikir ulang tentang kehidupan yang ga adil.
Mungkin gue 1 dari sekian orang yang menganggap Tuhan itu ga adil, walaupun sebenarnya jauh di hati gue yang dalem kaya sumur ini gue yakin seyakin-yakinnya kalo Tuhan itu Maha Adil.
Mungkin guenya aja yang kurang bersyukur :D

Kata-kata tersebut bikin gue melamun sejenak, memikirkan hal yang dalam dan membuat gue yakin bahwa inilah isi hati gue yang dalam itu :D

Tuhan itu adil
Dia menciptakan tangis di tengah tawa
Menciptakan duka di tengah bahagia 
Menciptakan sakit di tengah sehat 
Menciptakan Mati di tengah hidup 
Dan Dia juga menciptakan sakit hati diantara banyaknya pencinta

Setuju ga sih sama kata-kata itu?
Kalo gue sih, setuju. Setuju banget malah.
Jarang-jarang kan kita bisa berpikir kaya gitu?

Hidup itu yang punya adalah Tuhan, kita ga berhak memilih waktu kapan kita mati atau kapan kita mendapat jodoh.
Tuhan punya rencana, dimana rencana-rencana itu adalah hal terbaik untuk kita tinggal gimana kita mengubah takdir kita dan memperbaiki diri kita.
Inilah hidup, persoalan-persoalan itu akan selalu dateng.
Menerpa dan masuk ke dalam relung jiwa kita.

Dan yang gue selalu pikirkan adalah "TUHAN ITU MAHA ADIL DAN SAMPAI KAPANPUN AKAN TETAP ADIL"

Sabtu, 24 Desember 2011

Romantis itu..?

Karya : Altha Swita Abrianto di 4:53 PM 0 komentar
Banyak yang bertanya sebenarnya apa yang disukai para gadis dari seorang pria? Dan banyak pula yang menjawab para gadis menyukai keromantisan kekasihnya..

Aku tak bisa membenarkan atau menyalahkan statement tersebut karena bagiku sebuah keromantisan itu sangat dibutuhkan untuk seorang perempuan saat menjalin sebuah hubungan namun tak jarang juga yang tidak mementingkan keromantisan kekasihnya.

Aku salah satunya..
Bukan hal utama bagiku tentang keromantisan namun entah kenapa aku selalu terlena dalam keromantisan sebuah roman atau kartun.

Menurutku, sebuah keromantisan adalah sesuatu yang biasa namun indah saat dilakukan.
Tak perlu sebuket bunga, sekotak cokelat atau sebait puisi.. Bagiku melakukan hal biasa saja bisa menjadi romantis asal kita bisa mengolah kebiasaan itu menjadi sesuatu yang luar biasa dan romantis.

Seperti salah satu cerita yang kubaca dari sebuah kumpulan cerpen..
Judulnya CINTAKU PADA JANUARI
Menurutku kisah cinta mereka biasa namun suasana romantis yang ditimbulkan oleh penulisnya mampu membuatku iri.
Bayangkan saja, saat JANUARI hilang NINO mampu mengetahui tempat persembunyiannya hanya dengan alasan JANUARI memanggilnya.

Yah, mungkin itu salah satu bukti adanya belahan jiwa.. Mereka bisa mengetahui segala hal hanya karena pasangannya memikirkan dirinya dari jauh.

Andai....
Aahh, masih saja aku berandai-andai..
Tapi, apa salahnya kalau aku menginginkan kisah cinta seperti NINO dan JANUARI, tidak salah juga kan mengharapkan BELAHAN JIWA-ku benar-benar ada?
Dan semoga benar-benar ada :)





Cahyo Nugroho -27 Oktober 2011

Jumat, 23 Desember 2011

Curahan hati MAHASISWI baru

Karya : Altha Swita Abrianto di 9:09 PM 0 komentar
Apa sih yang ada dibenak perempuan berumur 18 tahun kaya gue ini?

Gue sendiri bingung apa yang ada diotak gue saat ini, semuanya terlalu campur aduk dan terlalu membingungkan sampe untuk nulis blog ini pun gue bingung harus ngungkapin apa..

Banyak hal yang gue pikirin seperti :
- Bahagiain orangtua gue dan naik haji-in mereka
- Punya banyak temen yang temenan sama gue karena hati mereka
- Punya seorang Suami dan membangun keluarga bahagia
- Tinggal di JOGJA
- Nonton konser tunggal SUPER JUNIOR with EVERLASTING FRIENDS

oke, mungkin bagi kalian ini hal teraneh dari pemikiran seorang remaja 18 tahun yang akan menginjak usia 19 tahun tapi.......
itulah pemikiran gue saat ini. 

DAN PEMIKIRAN UTAMA GUE SAAT INI ADALAH
LULUS KULIAH, DAPET KERJAAN DAN NIKAH SAMA PRIA PILIHAN HATI GUE :))  

Minggu, 18 Desember 2011

My love stay with you [Part 1]

Karya : Altha Swita Abrianto di 4:11 PM 0 komentar
Poster By : Shim Soomi @ http://fanfictionloverz.wordpress.com/

Hari ini aku sengaja bolos latihan, aku ingin mengunjungi makam sahabatku yang telah meninggal setahun yang lalu. Aku tak peduli ocehan Manager Hyung saat aku kembali dari makam nanti.

Aku merapikan lagi penyamaranku, aku tak ingin ELF atau oranglain melihatku berkeliaran dijalan seperti sekarang ini. Tiba-tiba seorang wanita mengulurkan tangannya yang menggenggam sebuket bunga dihadapanku. Aku terkejut, kenalkah ia padaku? Padahal aku sudah yakin penyamaranku sudah baik.

Aku memperhatikan sekelilingku, semua orang melakukan kegiatannya seperti biasa. Kutatap lagi wanita itu dan bucket bunganya. Aku baru mengerti, aku tepat berada di depan sebuah toko bunga dan wanita itu adalah seorang penjaganya. Aku tersenyum padanya, walaupun mungkin tidak terlihat jelas tapi dia sepertinya tahu kalau aku sedang tersenyum.

Aku memutuskan untuk membeli sebuah bucket bunga untuk kubawa ke pemakaman “Aku akan mengunjungi makam sahabatku, menurutmu bunga apa yang cocok untuknya?” tanyaku, dia memutar bola matanya kemudian mengambil bolpoin dan kertas yang ada disakunya dan menuliskan sesuatu.

Sahabat atau mantan kekasih?

Selasa, 29 November 2011

In My Dream Youre Mine. In Reality Youre My Dream

Karya : Altha Swita Abrianto di 4:07 PM 0 komentar
Title : In My Dream you're mine. In Reality you're My Dream
Author : AltRiseSilver
Cast : Choi Siwon
Geum Nara
Genre : Romance, Angst
Lenght : OneShoot
Rated : General

“Siwon Oppa!” Panggil seseorang dari arah belakang, lelaki yang dipanggil Siwon tersebut menoleh. Seorang gadis berseragam sekolah menghampirinya dan memberikan sebuah Alkitab kepadanya “Ini punyamu, tertinggal di bus” katanya, Siwon mengenali Alkitab tersebut lalu meraihnya “Gomawo, Nuguya?” tanya Siwon.

“Geum Nara Imnida” jawab gadis itu sambil menunduk sopan, Siwon tersenyum “Siwon Imnida” bergantian Siwon yang mengenalkan diri “Aku tau Oppa, dari Alkitabmu” kata Nara tersenyum manis. Entah perasaan apa, Siwon merasa sangat menyukai senyum gadis ini “Mau pulang ke rumah?” tanya Siwon setelah menaruh alkitabnya didalam tas kerjanya, Nara mengangguk.

“Dimana rumahmu?” tanya Siwon lagi, Nara tidak menjawab, dia sepertinya kebingungan “Didaerah ini?” tanya Siwon lagi. Nara menggeleng “Ani~ aku baru ingat harusnya aku turun di halte berikutnya namun saat melihat alkitabmu tertinggal aku jadi mengikutimu” jelas Nara sambil tersenyum lebar dan menggaruk kepalanya. Siwon kembali tersenyum, gadis ini sungguh baik hati.

Memories [Part 2]

Karya : Altha Swita Abrianto di 4:04 PM 0 komentar
“Aku mengerti tapi saranku untuk saat ini dukung dia dulu, kalau ia mencintaimu dia tidak akan menyianyiakan dirimu apalagi aku tau hubungan kalian itu sudah 7 tahun” kataku meyakinkan dirinya. Berat baginya mengangguk untuk mengiyakan saranku, aku mengusap kepalanya lalu memeluknya.

**

Tak ada seminggu nama Lee Sungmin sudah terdengar seantero Korea. Banyak yang menyukai kehadirannya saat ini. Aku dan Yeri hanya bisa menyaksikan debutnya di televisi. Hingga detik ini Sungmin belum mengabari kami atau menemui kami.

Jelas terlihat kalau Yeri menyimpan kegelisahannya sendirian. Aku mencoba menghiburnya namun Yeri tetap saja gelisah, hari ini aku memutuskan untuk menghubungi Sungmin. Berulang kali aku menekan tombol replay karena sambungannya sibuk, sedang menelpon siapa Sungmin ini? Pikirku dalam hati.

Akhirnya setelah sekian ribu kali, teleponku diangkat olehnya “YA! Kau kemana saja?” tanyaku tanpa menyapa dengan sopan diujung telepon aku mendengar suara tawanya “Mianhe, aku sibuk akhir-akhir ini” jelasnya “aku tidak peduli kau sibuk atau tidak, aku Cuma meragukan apa kau masih mengingat kekasihmu atau tidak” kataku.

Selasa, 18 Oktober 2011

Memories [Part 1]

Karya : Altha Swita Abrianto di 2:58 PM 0 komentar
Author POV

“Sungmin, aku boleh bertanya?” Tanya Yeri kecil pada anak lelaki di hadapannya yang sedang menulis sesuatu di atas kertas. Sungmin menengadah, menatap wajah Yeri yang polos “Ne” katanya. Yeri menarik nafas “apa kau menyukaiku?” tanyanya polos kemudian wajahnya mulai merona. Sungmin menatap gadis kecil di depannya dengan wajahnya yang polos “kenapa wajahmu memerah Yeri?” tanyanya.

Yeri menunduk, ia merasakan wajahnya makin panas “jawab saja Sungmin” katanya lirih sambil terus menunduk. Sungmin ingin tertawa melihat tingkah Yeri seperti itu, lalu ia memberikan kertas yang tadi ia tulis sesuatu pada Yeri. Yeri mengambil kertas itu, membacanya lalu tersenyum kemudian ia melihat wajah Sungmin yg tersenyum padanya. “Sungmin-aah”
Author POV end.

Reset

Karya : Altha Swita Abrianto di 2:56 PM 0 komentar
Aku mencintai Park Jungsoo sepenuh hatiku, tak pernah aku mencintai seorang namja seperti ini sebelumnya. Dia yang membuatku bernafas kembali bahkan saat jati dirinya berubah aku tetap mencintai dirinya.
Namaku Choi Soora. Seorang mahasiswi fakultas psikolog yang sedang mencintai seorang namja bernama Park Jungsoo. Namja yang aku kenal 5 tahun terakhir yang membuatku mengerti arti kehidupanku sendiri, yaa aku pernah mengalami depresi berat karena ditinggal mantan kekasihku sendiri atau lebih tepatnya aku pernah hampir bunuh diri.



Lovely Way -Part 3-

Karya : Altha Swita Abrianto di 2:53 PM 0 komentar
HyeSung menunggu dengan sabar kehadiran Heechul, ia memandang sekelilingnya dan berpikir kenapa Heechul memilih tempat biasa dirinya dan Hankyung duduk. Dia memandang lurus kedepan, saat seseorang menutup matanya dari belakang. “Heechul Oppa” tebaknya, orang itu melepas tangannya dan duduk di depan HyeSung “bagaimana kau tau?” Tanya Heechul.

“Aku disini karena janji akan bertemu denganmu, tentu saja aku tau” katanya, Heechul tersenyum.

“Kenapa kau tidak berdandan, kan sudah kubilang, berdandanlah” kata Heechul setelah memperhatikan penampilan HyeSung. Sebenarnya ia sudah berdandan namun Heechul hanya ingin mengejeknya “apa kau bilang? Aku sudah cantik seperti ini kau masih bilang aku belum berdandan?” Tanya HyeSung kesal, Heechul makin tertawa melihat HyeSung kesal seperti itu.

“Untuk apa kita kesini? Jelaskan padaku?” Tanya HyeSung langsung ke intinya “pesanlah makanan dulu, aku lapar”. Heechul memanggil pelayan lalu memesan makanan untuknya dan HyeSung, HyeSung tidak diberikan kesempatan untuk memesan makanan yang ia mau “kalau sampai aku tidak menyukai makanan itu, aku hajar kau” kata HyeSung.

“Sekali-sekali berbicaralah formal denganku, kau ini menyebalkan sekali” kata Heechul kesal. Tak lama pesanan mereka datang, HyeSung menatap makanannya sedangkan Heechul memakan makanannya dengan lahap. ‘Bagaimana dia tau makanan kesukaanku, Cuma Hankyung yang tau’ batinnya. “Makanlah, jangan dipandangi” kata Heechul. HyeSung memakannya namun tidak menikmatinya.

Setelah makan, Heechul mengajaknya pergi ke suatu tempat “kau belum menjawab pertanyaanku tadi” kata HyeSung “aku akan menjawabnya nanti”.

Mereka sampai di taman bermain Seoul yang sudah hampir sepi. HyeSung hanya mengikut Heechul memasuk taman bermain itu padahal dia tau sebentar lagi taman bermain itu akan tutup. Heechul menuju wahana bianglala, dia membisikkan sesuatu pada petugas lalu memberinya sejumlah uang. Lalu dia naik, HyeSung yang masih termenung ditempatnya melihat Heechul memberi kode untuknya agar naik.

HyeSung duduk didepannya “duduk disampingku” katanya, HyeSung menolaknya. Heechul yang tidak sabar langsung menarik tangan HyeSung hingga dia sekarang duduk bersebelahan dengan Heechul. Bianglala bergerak perlahan namun Heechul masih belum menjawab pertanyaan HyeSung “sampai kapan kau akan diam dan tidak member jawaban?” Tanya HyeSung kesal. “Aku hanya ingin hari ini adalah hari terakhirmu mengingat Hankyung” jawab Heechul.

Jumat, 23 September 2011

She's Gone

Karya : Altha Swita Abrianto di 10:02 PM 0 komentar
“Ryeowook-aah, jika aku meninggalkanmu nanti carilah wanita lain yang jauh lebih baik dariku” kata Jieun. Aku menatap kekasihku kebingungan “kau mau meninggalkanku? Tega sekali” ucapku dengan nada sedikit manja, Jieun hanya menatapku sambil terus tersenyum. Perlahan aku merasakan ia mulai menjauh dariku, aku coba menahan tangannya agar tidak pergi namun sesuatu yang besar sepertinya menariknya, ia menghilang. Aku kalut.

“JIEUN!!”

Kamis, 01 September 2011

Lovely Way -Part 2-

Karya : Altha Swita Abrianto di 11:07 PM 0 komentar
Hankyung kembali ke Cina dengan diam-diam, semua member Super Junior dan HyeSung mengantarkan Hankyung di bandara, Hankyung berpamitan pada semua member termasuk Heechul, mereka berpelukan lama, terlihat Hankyung membisikkan sesuatu pada Heechul yang membuat Hankyung seperti mengeluarkan airmatanya namun ia buru-buru menghapusnya.

Hankyung sudah berada didepan HyeSung. HyeSung memeluk Hankyung erat, ia terpukul dengan keputusan Hankyung. Dia berharap suatu saat nanti Hankyung memutuskan untuk kembali pada Super Junior.

HyeSung berjalan gontai meninggalkan bandara, semua member Super Junior sudah pulang terlebih dahulu, matanya bengkak karena menangis sejak semalam. Tanpa ia sadari Heechul mendekatinya dan mengejutkannya “Heechul Oppa!!!” teriaknya, Heechul hanya tersenyum lebar “sedang apa kau disini? Bukannya kau sudah pulang bersama yang lainnya?” Tanya HyeSung. Heechul menggeleng “aku tau kau itu terpuruk sama sepertiku makanya aku takut pulang membawa sendiri” katanya.

HyeSung menatap Heechul “Oppa, apa dia akan kembali?” tanyanya, Heechul diam. Dia berpikir terlalu lama sebelum menjawab “mungkin, kita harus percaya padanya” kata Heechul.

Neomu Yeoppo Part 2

Karya : Altha Swita Abrianto di 11:04 PM 0 komentar
“Annyeong, sedang apa kau disini?” Tanya Kyuhyun saat aku sedang makan di kantin “annyeong” jawabku singkat, sambil terus melahap rotiku, dia melihatku sekilas “kau kenapa?” tanyanya, aku menggeleng tanpa melihat ke arahnya sambil terus makan. Dia melihat arah lain lalu mendesah. “Sarangheyo” katanya samar-samar, aku menoleh “mwo? Kau berkata apa barusan?” tanyaku.

Dia melihatku “sarangheyo” ulangnya masih sedikit berbisik “mwo? Coba katakan lebih keras, aku tidak mendengarmu” kataku lagi “SARANGHEYO!!” Teriaknya hingga semua mata di kantin menatap kami, aku diam. Memandangnya tanpa berkutik dan member jawaban “kau sudah mendengarnya kan? Sekarang jawablah”. Aku tidak mengerti apa maksudnya, apa yang harus aku jawab, dia kan Cuma mengatakan aku mencintaimu. Aku menatapnya keheranan lalu dengan cueknya aku kembali makan.

“Aishh” desisnya melihat kelakuanku “Choi Soo Ki, Sarangheyo! Be my girl, please” ucapnya lagi agak keras dan kami kembali menjadi tontonan banyak orang, aku melihat kearahnya “kau gila ya, mengatakan hal seperti itu didepan orang banyak” kataku agak kesal, jujur saja hatiku sekarang berdetak lebih cepat makanya aku pura-pura marah agar rasa Maluku tertutupi.

Pemimpi..

Karya : Altha Swita Abrianto di 10:39 PM 0 komentar
Seorang pemimpi adalah aku, memaksa terus bermimpi walaupun seharusnya aku sudah terbangun dari mimpi itu.

Aku adalah seorang pemimpi. Selalu menginginkan seorang yg jauh dari hidupku tinggal bersamaku
Seorang pemimpi adalah aku. Terus berharap walaupun lelah

Seorang pemimpi adalah aku. Yang hanya bisa mengeluh dalam hati saat melihatmu bersama yang lain


Seorang pemimpi adalah aku. Mencintaimu dalam hati dan hanya mampu memandang wajahmu di foto

Seorang pemimpi adalah aku. Senang melihat senyummu walaupun itu bukan hanya untukku

Seorang pemimpi adalah aku. Berharap mimpi itu menjadi kenyataan suatu saat nanti

Seorang pemimpi adalah aku. Tetap mencintaimu walaupun aku tau tidak akan ada harapan cintaku utk dibalas

Sabtu, 13 Agustus 2011

Noona, Sarangheyoo~ Part 2

Karya : Altha Swita Abrianto di 8:02 PM 0 komentar
“JINJA??!!”

Dugaan Hye Ri tepat, salah dia menceritakan hal ini pada Gyn Suk yang jelas-jelas dia sangat menggilai Super Junior. Hye Ri menangguk. “lalu, kau jawab apa saat dia bilang dia jatuh cinta padamu?” Tanya Gyn Suk dengan suara agak perlahan. Hye Ri hanya dia tak memberikan jawaban. Gyn Suk yang menanti jawabannya menatapnya, lalu dia berdecak “aahh kau ini bodoh atau apa? Laki-laki seperti itu kau tolak” katanya.

“Aku belum menjawab apa-apa, aku hanya menyuruhnya keluar dan jangan menghubungiku dulu” jawab Hye Ri lemas. Gyn Suk memukul kepalanya “bodoh, itu sama saja kau menolaknya, kau ini, kalau aku yang ada di posisimu aku tidak akan melepaskannya begitu saja” kata Gyn Suk semangat. Aku meringis kesakitan “kau akan menjawab iya karena kau kan juga menggilai mereka, berbeda denganku yang notabene-nya mengenal Hyuk Jae secara pribadi” kilah Hye Ri.

“Ya terserah apa katamulah, jangan menyesal telah menolaknya, dia itu public figure bisa saja sekarang dia sedang berjalan dengan perempuan lain yang lebih cantik dan seksi dari dirimu” kata Gyn Suk sebelum pergi. Aku terdiam, memikirkan kata-kata Gyn Suk tadi dan entah kenapa dia merasakan panas di hatinya, ia seperti tidak ingin Eunhyuk melakukan hal yang dibicarakan Gyn Suk.

“Eotteohge?”.

**

“Aku mencintaimu noona, aku mencintaimu Shin Hye Ri!” kata Eunhyuk. Hye Ri terkejut, dia tidak bisa mengatakan apa-apa dan hanya memandang Eunhyuk “Aku mau kau disampingku Hye Ri, disamping seorang Hyuk Jae” katanya lagi.

“Lebih baik kau keluar Hyuk, dan jangan hubungi aku dulu”. Eunhyuk terkejut mendengar respon Hye Ri dia mencoba mengatakan sesuatu namun Hye Ri memintanya untuk cepat keluar dari apartementnya.

Lovely Way -Part 1-

Karya : Altha Swita Abrianto di 7:57 PM 0 komentar
Nama koreanya Lee HyeSung, aku suka tawanya yang khas, berbeda dengan perempuan lain di Entertainment ini. Selama ini mungkin dia tidak tau kalau aku memandanginya karena aku hanya mampu memandanginya dari jauh, bukannya takut tapi aku tidak mau terburu-buru.

**

“Annyeonghaseyo, Chika imnida” katanya memperkenalkan diri didepan juri audisi. Chika adalah WNI yang jauh-jauh datang ke Korea hanya untuk audisi SM Entertainment, bahasa Koreanya fasih dan dia tidak canggung untuk menampilkan bakatnya. Dia menari dengan lincah mengikuti irama music yang di putar di ruangan tersebut. Para juri saling bertatapan dan melontarkan komentarnya secara berbisik lalu mereka memberikan penilaiannya/

Seminggu setelah audisi itu Chika menanti hasil audisinya, dia tegang, bagaimana tidak yang mengikuti audisi itu rata-rata memiliki tarian dan suara yang bagus. Dia berharap-harap cemas saat membuka emailnya. Tak sampai sedetik ia berteriak “KYAAAAA~! AKU LOLOS AUDISI!!!!”teriaknya, tidak peduli ini sudah malam atau tidak yang pasti saat ini dia sangat senang/

**

Selasa, 09 Agustus 2011

Neomu Yeoppo Part 1

Karya : Altha Swita Abrianto di 10:24 PM 0 komentar
“LEE GIKWANG!!!! Kembali kau kesini!! Sekarang!!” Teriakku pada Lee Gikwang yang sedang berlari menjauhiku. Ini hari pertama kami masuk tahun ajaran baru, Lee Gikwang adalah sahabatku sejak kecil, Lee Gikwang yang orang Korea asli berteman denganku yang seorang blasteran Korea-Indonesia. kami terlalu sering bersama sehingga semua orang mengira kami memiliki hubungan khusus. Aku sama sekali tidak mau dengannya, terlalu sering bersamanya malah membuatku tidak ingin berpacaran dengannya.

Aku masih berlari mengejarnya yang sudah berada di depan gerbang sekolah kami, dia tertawa melihatku mengejarnya dengan susah payah “Hey! Kau kan tau aku benci cacing, kenapa kau melemparkannya padaku?” sungutku saat aku sampai didepannya dengan terengah-engah, dia masih tertawa geli “mianhe cha, mianhe hahaha coba kau bayangkan bagaimana wajahmu tadi” kata Gikwang sambil terus tertawa.

Aku yang masih kesal berjalan masuk ke dalam sekolah duluan meninggalkan Gikwang disana, biar saja dia dianggap orang gila aku tidak peduli.

**

“Annyeonghaseyo, Cho Kyuhyun imnida” katanya, aku dan Gikwang saling bertatap muka “anak baru itu gayanya sok sekali” kata Gikwang “kenapa? Kau takut tersaingi?” tanyaku, Gikwang mendelik “untuk apa, aku ini sudah jadi yang nomor 1” jawabnya percaya diri, aku Cuma bisa menatapnya ilfeel.

“Baiklah, silahkan duduk dibangku yang kosong sebelah sana” kata Guru Sang menunjuk bangku paling belakang “aniyo guru, aku mau duduk di tempat itu” katanya sambil menunjuk tempat dudukku, aku dan Gikwang terkejut “baiklah Soo Ki, kamu silahkan pindah” katanya, aku berdiri dan membereskan barang-barangku “aniyo, bukan perempuan yang pindah, justru aku ingin duduk dengannya”.

Kamis, 28 Juli 2011

Noona, Sarangheyoo~ Part 1

Karya : Altha Swita Abrianto di 8:11 PM 0 komentar
Hyuk Jae berlari dari kejaran sasaeng yang mencoba mendapatkan fotonya saat ia berjalan-jalan tadi, ia hanya ingin melepas penat dari semua kesibukannya makanya ia memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar tadi namun ia tidak akan menyangka kalau akan ada banyak sasaeng yang mengetahui penyamarannya.

**

Shin Hye Ri, berjalan gontai menuju apartementnya yang hanya tinggal beberapa langkah lagi. Ia baru saja pulang dari kantornya, tinggal seorang diri membuatnya harus menjadi mandiri apalagi jaman sekarang semua kebutuhan semakin banyak sehingga dia memutuskan untuk bekerja lembur hari ini.

Sebenarnya Hye Ri punya suami, tapi itu dulu sekitar 2 tahun yang lalu. Mereka memutuskan bercerai saat suaminya sering jalan dengan wanita lain. Hye Ri menyesali pernikahannya itu karena dengan cepatnya saja ia menerima ajakan seorang pria yang baru dikenalnya beberapa bulan. Dia bisa saja kembali ke rumah ibunya namun ia merasa malu untuk melakukannya.

Yang Hye Ri pikirkan saat ini adalah ingin cepat sampai ke kamarnya dan melepas lelahnya namun… BRAK!!

Seseorang menabraknya “Mianhe, Mianhe Noona” katanya terengah-engah, tak lama Hye Ri mendengar suara teriakan dari banyak perempuan. Tanpa ba-bi-bu lagi orang tersebut menarik tangan Hye Ri, kontan Hye Ri terkejut dan ikut berlari.

Rabu, 20 Juli 2011

Mereka yang aku rindukan

Karya : Altha Swita Abrianto di 10:33 PM 0 komentar
Entah harus memulai darimana, perasaan rindu yang mendalam membuatku bingung harus memulai pembicaraan ini darimana.
Aku punya beberapa kalimat yang ingin aku katakan melalui dunia maya kepada 3 orang yang sangat aku rindukan, berharap suatu saat mereka bisa menterjemahkannya dan membaca keinginanku dan juga keinginan ELF :)

Dear Hankyung Oppa,
Oppa, bagaimana kabarmu? Baikkah kamu disana? Aku dan teman-temanku berharap kamu selalu baik-baik saja disana dan selalu memberikan senyumny setiap hari :) Oppa, taukah kau kalau aku dan teman-temanku. ELFs. Sangat merindukanmu? Merindukan sosok Hangeng di tengah 12 member lainnya. Maksudku bukan cuma 12 tapi 14 member lainnya.
Oppa, tidak rindukah kamu pada keluarga yang selalu kamu sayangi itu? Tidakkah kau merindukan couplemu, KIM HEECHUL? Tidakkah kamu merindukan teriakkan ELFs saat memanggil namamu diatas panggung?

Minggu, 17 Juli 2011

Aku menyesal tak mencintainya.

Karya : Altha Swita Abrianto di 9:37 PM 0 komentar
Viona sedang gembira hari ini, pria yang ia cintai selama ini ternyata memendam perasaan yang sama padanya. Gilang. Sosok pria yang ia kenal 4 tahun lalu menyatakan perasaan padanya tepat pada hari ulangtahunnya. Ia merasakan hal yang jauh lebih indah, bahkan ia tidak bisa berkata apa-apa lagi saat ini.

Gilang yang selalu diimpikannya sekarang berada disampingnya, berada didekatnya dan menjadi sosok yang akan selalu mencintainya. Tak ada hari yang luput dari kebersamaan mereka, tawa Viona lebih ceria dibandingkan dulu, Gilang benar-benar telah membuatnya sangat bahagia.

Mereka banyak melakukan hal romantis, seperti saat ini, menatap langit malam hanya berdua. Viona menggandeng Gilang mesra. “Kamu tau apa yang aku rasain sekarang Vi?” Tanya Gilang, Viona menatapnya lalu menggeleng. Gilang tersenyum “Aku jatuh cinta sama kamu” Jawabnya.

Viona tersenyum, ia bingung harus berkata apa. Ia merasakan wajahnya memanas, ia yakin kalau saat itu Gilang bisa melihat kalau wajahnya merah merona sekarang. Ia ingin menutup wajahnya namun Gilang menahannya lalu mendekatkan wajahnya. Viona memejamkan matanya, ia merasakan ciuman Gilang mendarat dikeningnya.

Lama ia rasakan ciuman penuh perasaan itu, ia semakin yakin kalau Gilang adalah cinta terakhirnya, cinta yang selama ini ia inginkan. Cinta seorang pria yang benar-benar untuk wanitanya. Ia yakin. Sangat yakin.

Kamis, 14 Juli 2011

Aku mencintainya. Kakakku.

Karya : Altha Swita Abrianto di 10:00 PM 0 komentar
Silvia menangis saat seorang anak laki-laki mendorongnya hingga ia terjatuh. Beberapa dari temannya tertawa melihat kejadian itu, merasa Silvia sangat bodoh.
Namun tawa mereka terhenti saat ada anak laki-laki lain memukul si tersangka, perkelahian seru terjadi dan harus dipisahkan oleh orangtua mereka masing-masing.

Anak laki-laki itu menghamipi Silvia yang sesenggukkan, ia menggandeng tangannya dan membawanya kembali pulang kerumah. Anak laki-laki itu bernama Reza, kakak dari Silvia yang tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti adiknya.

***

Jumat, 17 Juni 2011

Super Junior, Bagiku tetaplah 13 Pangeran Tampan.

Karya : Altha Swita Abrianto di 8:37 PM 0 komentar
13. Bagi semua orang, angka 13 merupakan angka sial namun, tidak bagiku. 13 merupakan angka favoritku semenjak aku mengenal 13 Pangeran dari Negeri Sebrang. Terdengar berlebihan tapi, itulah yang selalu aku rasakan saat mendengar 13 Pangeran-ku bernyanyi di tengah lautan Biru Safir dan teriakan histeris para Sahabatku. ELFs.

Senin, 16 Mei 2011

Kesepian? Butuh? Atau di Buang?

Karya : Altha Swita Abrianto di 9:37 PM 0 komentar
Pernah menangis? Aku yakin siapapun kalian, kalian pasti pernah menangis.
Akhir-akhir ini aku menangis, entah kenapa. Sama seperti malam sebelumnya, hujan turun dengan lebatnya.
Hujan yang dulu aku senangi tak mampu lagi menjadi sebuah hal yang membuatku tersenyum.

Aku menangis.
Ya, ditengah air lebat yang turun membasahi segala hal yang mampu ia jamah.

Entah apa yang ku tangisi, entah apa yang harus aku galaukan.
Aku tau, manusia itu ditakdirkan sendiri namun aku membenci saat dimana aku benar-benar sendiri tanpa seorang teman ataupun kekasih.


Rabu, 11 Mei 2011

Untitled bukan berarti tanpa judul

Karya : Altha Swita Abrianto di 9:39 PM 0 komentar
Mencintai mantan 
Aku ga punya alasan mengapa aku mencintai kamu, jadi jangan desak aku dengan pertanyaan. Mengapa kamu masih mencintai aku? 

Doa untuk yang terkasih
Tuhan, berikan dia senyuman besok hari. Jujur, cuma itu yg bisa meyakinkan aku betapa bahagianya dia memiliki Tuhan (:
  
Hubungan Cinta tanpa sebuah status
Aku butuh kepastian tentang hubungan kita, kamu pikir enak apa digantung kaya jemuran begini !
  
Manusia yang berlapang dada
Aku mencintai org yang membenciku, kenapa? Karena secara tidak sengaja mereka menyayangiku

Menunggu dan pergi
 Sampai saat ini aku masih mencintai kamu yang acuh dan jika suatu saat nanti kamu sadar kamu harus tau, cinta itu telah pergi

Egois dan Cinta
Egois itu saat aku menginginkan kamu hanya milik aku tanpa kecuali

 Malaikat
Kamu kaya malaikat, datang saat aku ga kuat bertahan hidup

Penyesalan dan keyakinan
Saat kamu pilih dia aku akan rela tp suatu hari kamu pasti akan bilang "aku nyesel pilih dia"

Jomblo
 Jomblo terlalu lama itu bukan krn kita ga laku, tp krna kita terlalu pemilih

Menanti
 Tiap hari menanti nama kamu nangkring di inbox aku (:

Cinta sebuah pengorbanan
Cinta itu dibuktiin dari seberapa besar pengorbanan dia utk kamu, bukan seberapa sering dia mengucapkan kata cinta utk kamu

Cinta bukan materi
Aku ga butuh harta dari kamu, aku cuma mau hati kamu

Cinta dan Sayang
Saat kamu mampu melepas kekasihmu, berarti kamu blm mencintainya tp hanya sekedar menyayanginya

Pujangga
Aku suka merangkai kata, dimana kata itu akan menjadi kalimat indah untukmu

Garpu dan Sendok
Perempuan dan laki-laki itu bertolak belakang, tp keduanya saling membutuhkan

Kecupan kening
Aku suka bagian dimana kamu mengecup keningku dengan lembut krn aku tau kmu menyayangiku tulus

Gagal gombal
Seandainya aku bisa ngasih kamu bintang yg ada dilangit, akan aku kasih. Sayangnya bintangnya jauh :D maaf ya

Spongebob dan Patrick
Aku mau punya sahabat kaya patrick, biarpun bodoh tp dia selalu berterus terang tentang sahabatnya :)
Apa adanya
Jujur, suara kamu emang jelek tp aku tetep suka kalo kamu lg nyanyi lagu cinta buat aku :)

Tidak sempurna dan bukan Tuhan
Manusia itu punya kelebihan dan kekurangan, seburuk apapun kamu pasti ada 1 hal yg bisa kamu banggakan

Rindu yang salah
Pernah satu kali, aku merindukan seseorang yang ga seharusnya aku rindukan

Cemburu
Aku benci dimana ada bagian aku harus mengalah dan melihatmu bercanda mesra dengan yg lain

Harapan
Pengen deh ada dipikiran kamu, 5 menit aja (:

Cinta tanpa harap
Aku menyayangi kamu lebih dr apa yang kamu tau, bhkan aku ga berharap kamu membalasnya

Adil
Pengen tukeran tempat, supaya kamu tau gimana jadi aku dan aku jadi kamu


Follow Buatseseorang :) i'm the one of admin that acc ^^

Selasa, 12 April 2011

Kesepian itu indah

Karya : Altha Swita Abrianto di 9:00 PM 0 komentar
Pernah ngerasa sendiri?
Kalau ada kata diatas kata kesepian mungkin kata itu yang akan kupakai untuk menggambarkan suasana hatiku saat ini. Memang banyak orang disekitarku, mengelilingiku dan tanpa kusadari memberi warna dalam kehidupanku.

Namun, jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam aku merasakan kesepian yang oranglain tidak mengetahuinya.

Kesepian bagiku seperti koin yang memiliki 2 sisi. Kadang di butuhkan kadang pula ingin di enyahkan.
Namun bagiku kesepian itu indah, mampu menciptakan sebuah sisi lain dari seorang anak manusia.
Sebuah sisi yang bisa dilihat hanya saat kesepian itu datang


Bagi yang merasa kesepian ditulis dengan penuh rasa ketidakpastian

Senin, 11 April 2011

Tak tau makna = Buta

Karya : Altha Swita Abrianto di 8:43 PM 0 komentar
Menciptakan sebuah rasa tanpa tau maknanya sama saja melihat dalam ruangan tanpa lampu. Gelap. Tak tau harus kemana. Bukan keinginanku untuk besar dari keluarga broken home, semua orang mencibir, menjauhi dan memusuhi seakan perceraian adalah sebuah aib.

Mereka tak sesungguhnya mengerti apa itu arti perpisahan atau perceraian dan yang mereka mengerti hanyalah ketidakmampuan keduanya untuk menjalani kehidupan. Untuk apa mereka menikah kalau harus berakhir dengan perceraian, bukaknkah pernikahan itu di tuntut untuk saling bersama hingga Tuhan yang memisahkan mereka?!

Perceraian 5 tahun itu membuatku tak mudah untuk memercayai orang-orang yang dekat denganku. Sejak kecilpun aku tak mempunyai teman, tak ada yang mau berteman tepatnya. Entah apa yang salah dengan diriku. Aku tumbuh dengan berbagai hinaan dan cacian orang-orang, membuatku selalu sinis kepada oranglain.

Saat di jalan atau dimanapun aku berada dan ada oranglain melihatku dengan tatapan aneh, aku selalu menatap balik dengan tatapan "apa! Ada yang salah sama gue?!". Sejak 5 tahun yang lalu aku memilih tinggal sendiri di sebuah kost-kostan dekat kampus.
Sebenarnya aku punya kakak. Laki-laki. Tampan dan cerdas. Namun perceraian 5 tahun lalu membuatnya jelek dan bodoh dari hari ke hari.

Ia pergi. Selamanya. Meninggalkan tangis dan luka semakin dalam untukku. 5 tahun yang merubah segalanya. Tawa menjadi duka dan semakin perih rasanya.

2 tahun lalu, ayah menikah lagi dengan seorang perempuan muda beranak 1, memiliki kesenangan sendiri diatas duka anaknya. Baru setahun umur mereka, ayah terkena stroke dan melumpuhkan hampir semua anggota tubuhnya.
Istri baru yang masih muda itu tak sanggu mengurusi ayah, sebulan kemudian mereka bercerai. Aku yang akhirnya mengurusi semua kebutuhan ayah selama ia sakit. Ibu membantu? Tidak, ia malah sibuk mengurusi pernikahannya dengan seorang pengusaha sukses dari Medan.

Akan ada bahagia lagi diatas penderitaan yang panjang ini. Saat pernikahan mereka aku sengaja tidak datang. Untuk apa? Memperlakukan diri sendiri? Sudah cukup bagiku mendengar cacian banyak orang.
Ibu habis-habisan memakiku karena ketidakhadiranku, baginya tidak sopan. Aku menjawab pertanyaannya dengan enteng "untuk apa? Bersenang-senang diatas penderitaan ayah?"

Wajahnya berubah makin garang, tangannya siap menamparku. Wajahku yang masih tegak menatapnya dan seakan menantangnya membuat nyalinya surut untuk menamparku, dengan kesal dia beranjak pergi meninggalkan rumah ayah.

4 bulan berlalu, ayah tak sanggup lagi menahan deritanya. Ia pergi. Menyusul mas Ari yang telah tinggal di surga. Kembali. Luka itu tergores panjang di hati ini.
Ibu masih bahagia dengan pernikahannya, bahkan yang aku dengar dia telah hamil padahal yang aku tau umur ibu bukan umur yang bagus lagi untuk hamil. Aku akhirnya kembali ke kost-kostan kecilku dan kembali memulai kesendirian.

Dari awal aku sudah bilang, menciptakan sebuah perasaan tanpa tau maknanya sama saja buta. Dan itu yang kini terjadi dengan ibuku, suami barunya ternyata memiliki istri dan ibuku habis di teror oleh perempuan gila itu. Akhirnya mereka bercerai dan sang mantan suami meninggalkan ibu dengan perut bunctitnya yang semakin hari semakin besar, tanpa uang tanpa makanan.

Akhirnya aku yang mengurus ibu, mengantarnya kontrol dan membelikan makanan-makanan yang diinginkan si bayi. Dokter sebenarnya sudah bilang kalau ibu tidak bisa melahirkan lagi, kalaupun ia resikonya kecil. Namun ibu bersikeras, ia ingin melahirkan anaknya yang notabane adalah adik tiriku.
Persalinan berjalan, aku menunggu diluar dengan gusar, mondar-mandir sepanjang koridor sambil meremas-remas tanganku sendiri.

Dokter keluar ruang persalinan namun aku tak mendengar sedikitpun suara tangisan bayi dari dalam sana. Aku memperhatikan wajahnya, ada kemuraman disana dan tanpa ia bilanngpun aku sudah tau jawabannya.
Kemudian aku masuk kesana, kulihat ibuku dan anaknya yang tertidur tenang. Abadi.

***

Selesai pemakaman ibu, aku kembali ke kost-kostanku yang kecil dan sederhana, mengemasi pakaianku. Aku akan pergi, kota ini terlalu banyak kenangan buruk tentang keluargaku.
Kota lain mungkin akan menjadi kota terbaik nantinya untukku. Namun aku tak yakin aku mampu mempercayai oranglain setelah kematian orang-orang disekitarku.


Kisah fiksi dengan beberapa kisah nyata di dalamnya.

Selasa, 29 Maret 2011

Pak Basir. Seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab

Karya : Altha Swita Abrianto di 8:48 PM 0 komentar
Namaku Imran, mahasiswa jurnalistik di salah satu Universitas Negeri di Indonesia. Bekerja sebagai wartawan dan penulis lepas sebuah koran daerah. Aku dilahirkan disudut kota Jogjakarta dari sebuah keluarga yang sederhana bahkan bisa di bilang pas-pasan dalam segala hal, Aku mempunya 3 orang adik yang masih sekolah. Ayahku yang seorang pensiunan dan ibuku yang berdagang warung di depan rumah tidak mencukupi kebutuhan keluarga sehingga aku memutuskan untuk bekerja dan menafkahi diri sendiri.

Disinilah aku sekarang, duduk di pinggiran kota Jakarta hanya untuk mencari sebuah berita yang pantas aku berikan untuk atasanku. Bukan berita besar namun berita yang menarik bagi pembaca, lama aku termenung, menatap langit-langit yang mulai keemasan. Hari makin sore namun aku belum dapat 1 beritapun.
Saat sedang termenung dan memikirkan nasibku, aku menatap sekelabatan bayangan di ujung jalan.

Tak lama aku melihat seorang lelaki tua sedang menarik gerobak sampah yang isinya sudah kosong, di wajahnya terlihat wajah lelah dan peluh keringat saat menariknya. Pelan tapi pasti, dengan sisa-sisa tenaganya ia menarik gerobaknya dan melewatiku.
Tidak terlalu jelas namun aku bisa melihatnya, ada senyum ikhlas di wajah bapak itu.
Saat dia mulai jauh entah apa yang membuatku berlari menuju ke arahnya dan memperkenalkan diriku.

***

Namanya Pak Basir, seorang suami dan ayah bagi 5 anaknya. Bekerja sebagai tukang sampah yang penghasilannya tidak bisa dibilang cukup, istrinya seorang pedangang sayuran keliling.
Dulu sekali sebelum menjadi tukang sampah, Pak Basir adalah seorang buruh pabrik yang penghasilannya cukup namun sayang pabrik tempatnya bekerja gulung tikar dan memecat semua pegawainya termasuk Pak Basir.

Hampir beberapa bulan mereka luntang-lantung mencari sesuap nasi, Pak Basir sibuk keluar rumah dan mencari pekerjaan. Namun jaman sekarang mana ada kantor menerima pegawai baru yang cuma lulusan SMA?
Pada masa sulit itu, anak-anak Pak Basir sering sekali menangis kelaparan di dalam kontrakkan. Tetannga yang tidak tega memberi makanan seadanya untuk mereka.

Tak lama, mereka diusir dari kontrakan karena tidak mampu membayar uang sewanya. Akhirnya dengan sangat terpaksa mereka pergi dan mencari tempat tinggal baru.
Dan disinilah sekarang mereka tinggal, di daerah pemukiman kumuh dengan keadaan rumah yang sangat memprihatinkan.
Dindingnya hanya tersusun dari triplek-triplek bekas dan hanya ada 1 ruangan di dalamnya, sungguh sangat kecil untuk sebuah keluarga yang besar seperti Pak Basir.

Saat malam datang, tak ada yang bisa menghangatkan badan mereka yang terkena hawa dingin tak ada pula lampu yang menerangi mereka.
Kekurangan itulah yang membuat hati ini miris.

Anak Pak Basir yang paling sulung berhenti sekolah dan bekerja di pasar sebagai tukang semir sepatu untuk menambah biaya hidup. Pak Basir tidak tega melihat anaknya bekerja namun kondisinya sekarang tidak bisa dipaksakan.
Sempat Pak Basir senang dengan adanya program sekolah gratis bagi keluarga yang kurang mampu namun ternyata pengurusannya susah dan seakan sengaja di buat susah.
Dan akhirnya Pak Basir menyerah dan pasrah dengan jalan yang telah ditakdirkan.

Aku merekam semua cerita Pak Basir melalui alat perekamku sambil menahan haru yang tercipta di rumahnya yang mulai gelap.
Setelah itu aku pamit untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Aku pulang dengan rasa berkecamuk. Antara sedih, marah, dan merasa tidak adil. Ternyata bukan cuma aku yang merasa kekurangan, masih banyak oranglain disana yang jauh lebih layak mendapatkan uluran tangan pemerintah.

Sesampainya dirumah, aku taruh kamera dan tasku di atas kasur. Aku nyalakan komputerku dan mulai menulis apa yang di aku dapatkan hari ini.

***

Editor menyipitkan matanya saat membaca artikel yang aku buat semalam suntuk. Ia sangat berat untuk menerbitkannya di koran, terlalu menyindir pemerintah katanya. Aku memaksanya untuk menerbitkannya, apa salahnya menerbitkan sebuah artikel yang menyindir. Bukannya itu tugas wartawan? Pikirku.
Akhirnya setelah paksaan dan perbincangan yang cukup alot, dia mau menerbitkan artikelku asal aku mau mempertanggung jawabkannya.

Artikel itu dimuat di tempat biasa, tempat kecil dengan judul "Taukah Pemerintah tentang kehidupan Rakyatnya?"
Setelah koran tersebut terbit, banyak email yang masuk ke redaksi menyampaikan kekaguman akan tulisanku. Mereka merasa terwakili dengan cerita Pak Basir yang aku kaitkan dengan isi artikelnya. Namun ada juga yang sangat keberatan dengan isinya, mereka bahkan menuduh bahwa tokoh Pak Basir itu hanya fiktif dan karanganku saja.
Namun aku cuek saja, selama mereka masih menanggapinya dalam hal wajar.

Setelah kejadian itu aku sering menemui Pak Basir dan keluarganya, hanya untuk sekedar bercerita dan berbagi pengalaman hidup.
Bagiku, keluarga Pak Basir adalah keluarga kedua dalam hidupku setelah keluargaku sendiri.


Dibuat saat mengerjakan soal TO Bhs. Inggris di Sekolah tercinta SMK Jayawisata 2 Jaktim (masih tetap menuntut keadilan Pemerintah)

Minggu, 27 Maret 2011

Surat Untuk Presiden

Karya : Altha Swita Abrianto di 8:57 PM 0 komentar
Namaku Amir, bocah berumur 12 tahun yang hidup dengan ibuku di suatu pemukiman miskin sudut Ibukota. Ayahku meninggal 2 tahun yang lalu karena kecelakaan, aku mempunyai seorang adik perempuan berumur 6 tahun.
Aku yang duduk di bangku kelas 6 SD sering membantu ibuku bekerja, beliau bekerja sebagai tukang cuci rumah-rumah warga. Tidak tega dengannya aku  ikutan mencari uang setelah pulang sekolah, menjadi seorang buruh angkut di pasar dekat rumahku.

Kadang beliau marah melihatku bekerja namun ini pilihan hidup kami, kalau saja aku dilahirkan sebagai anak seorang kepala pemerintahan aku tidak akan begini. Aku juga memikirkan keadaan adikku yang harus makan-makanan yang bergizi, aku tidak tega melihatnya hanya makan tahu-tempe setiap hari.

Tahun ini aku akan menamatkan sekolahku dan berniat melanjutkannya namun kendala biaya menjadi penyebab utamanya, ibuku jadi lebih sering bekerja untuk menambah biaya masuk sekolahku nanti. Aku juga tidak berpangku tangan, sebelum menjadi buruh angkut aku bekerja sebagai pengantar koran sore ke rumah-rumah.
Sebenarnya aku tidak ingin melanjutkan sekolahku, kasihan ibuku. Namun beliau memaksa, katanya aku harus menjadi orang pintar supaya bisa menjadi kaya.

Ditiap sembahyangku aku selalu berdoa kepada Tuhan agar meringankan beban kami, meringankan beban ibuku. Namun Tuhan belum mengabulkan doaku. Ibu selalu menangis di tiap sembahyangnya, aku makin tidak tega.
Sore ini aku menulis surat, surat untuk orang penting. Orang nomor 1 di Indonesia dan aku harap dia mau membacanya.
Aku tulis rapi suratku agar dia mau menerimanya, aku selipkan kalimat-kalimat indah yang aku pelajari di sekolah.

Aku bercerita tentang kehidupanku, kehidupan rakyat miskin yang susah untuk mencari sesuap nasi. Mungkin apa yang aku tulis mewakili perasaan semua masyarakat kelas bawah.
Aku bertanya, inikah janji presiden kala masih menjadi calon? Harusnya janji itu ditepati, janji mensejahterakan masyarakatnya.
Jujur, kami sebagai kalangan miskin merasa diasingkan dan merasa tidak di perhatikan padahal pada saat pemilihan suara kami juga di pakai.

Pemerintah terlalu sibuk dengan urusan kenaikan gaji dan pembangunan gedung baru. Sedangkan untuk membuat rakyat sejahtera? Cuma janji. Pemerintah bagiku bodoh, mereka pikir kita makan dengan janji mereka?
Sejenak ku pandangi tulisanku kemudian aku melanjutkannya dengan beberapa kalimat.

Selesai sudah surat itu, aku melipatnya dan memasukkannya ke amplop. Kuberikan nama dan tujuan di amplop tersebut. Aku berjalan ke kantor Pos dan menyerahkannya kepada petugas.
Dia sempat bingung saat membaca nama di amplopnya "untuk Presiden dari seorang anak kecil dari golongan bawah yang meminta keadilan" kataku padanya kemudian aku berjalan keluar kantor Pos yang sendirian di depan mejanya sambil memandangi suratku.


Untuk Pemerintah, dari seorang remaja berumur 18 tahun yang meminta keadilan

Kamis, 24 Maret 2011

We Are SHINING STAR

Karya : Altha Swita Abrianto di 8:51 PM 0 komentar
Udah lama ga posting, yup ! banyak cerita di hidup gue yang ga bisa gue bagi buat banyak orang. Gue juga ngerasa gue sedikit individualistis, gue ngerasa gue jadi tipe orang yang bodo amat sama kehidupan oranglain. Mungkin pengaruh lingkungan juga sih :D

Bukan itu sih yang mau gue permasalahin disini, bukan tentang cinta atau pengkhianatan dari sahabat hahaha *curcol*

Gue cuma mau berbagi cerita, dimana gue menikmati pertemanan gue dengan beberapa orang temen gue di sekolah. Bukan dari jurusan yang sama, itulah yang membedakan kami. Bagi gue perbedaan itu menyatukan segalanya dan gue harap pertemanan gue sama mereka ga berakhir di PROM NITE bulan Juli nanti.

Ya, kita menyatu karena KOREA. Hal sepele yang bikin gue akrab sama mereka, berawal dari 1 orang lalu merembet ke yang lainnya.
Jujur awalnya canggung, gue bingung gimana harus nyesuaiin keadaan gue sama mereka *takut ga nyambung bo omongannya*

Ternyata eh ternyata mereka lebih nyablak dari gue hahaha tapi gue seneng, seenggaknya mereka nganggep gue ada, nganggep gue temen dan nanyain keadaan gue *elaah pengen bet ditanyain* hahaha

Gue cuma mau bilang, makasih ya temen-temen sehati gue :)
Vini VionolaKyunelza ScarletNate 'aciie'baldZhyta 'Hitomi Arishima'Nika Efriandini, Megaa Rosyana Dewii dan Dhebii Septiianii

Mawar itu Indah

Karya : Altha Swita Abrianto di 4:45 PM 0 komentar
Mungkin jika ada predikat laki-laki paling pengecut didunia, predikat itu pantas aku sanding. Bukan cuma sebatas pemikiran aku saja tapi beberapa temanku juga mengatakan hal itu. Ya, aku akui aku pengecut. Hanya berani melawan preman-preman yang mengganggu di pasar namun tidak berani menyatakan cinta untuk perempuan yang aku cintai.

Namanya Mawar, sahabatku yang sejak lama aku kenal. Ia cantik, pintar dan rajin beribadah. Sejak lama, bahkan sejak dulu kala aku suka dengannya namun saat bertemu dengannya aku tak mampu untuk mengungkapkan kalimat singkat yang menyatakan cinta. Aku cuma takut ditolak.

Siang ini aku penat, seharian hanya mendengarkan radio sambil memikirkan Mawar seorang. Sebuah lagu menyentuh telingaku dan mewakili perasaanku. Aaah makin galau. Pikirku.

Andai ku di hatimu
Andai ku di pelukmu
Andaikan kau menjadi milikku


Oke cukup, aku mematikan radioku dan berjalan ke arah teras. Menatap sore yang indah dengan cahaya matahari keemasan yang menciptakan suasana tenang nan romantis yang indah.
Telpon selularku berbunyi, aku menatap layarnya. Mawar.
Sontak aku loncat kegirangan karena nama Mawar tertera disana. Saking senangnya aku lupa untuk mengangkat telponya, aku diam dan menatap hapeku berharap Mawar menelpon lagi.

Harapan itu nyata, Mawar menelpon lagi. Tanpa pikir panjang aku mengangkatnya, lama kami mengobrol kemudian ia mengakhiri telponnya dan meninggalkanku sendiri yang sedang menahan perasaanku untuknya.

Andai ia tau seberapa menggebu-gebunya perasaan ini, seberapa lama aku menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan cinta dan seberapa lama sering aku memikirkannya dan andai ia tau seberapa banyak lagu yang tercipta untuknya
Aku berganti pakaian, mengambil kunci mobil dan  bergegas menuju rumahnya. Kali ini aku yakin, tanpa memikirkan keputusannya aku yakin untuk mengatakannya sekarang.


Terinspirasi dari seorang Sahabat yang takut menyatakan cintanya untuk seorang perempuan cantik : Indra a.k.a Cakson :)

Petarung AIDS-ku :)

Karya : Altha Swita Abrianto di 4:13 PM 0 komentar
Namanya Randi, seorang pengidap penyakit AIDS yang aku kagumi. Seorang laki-laki yang lahir 23 tahun lalu dari seorang Ibu yang cantik dan seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab. Dia pahlawanku, bukan cuma pendapatku tapi juga bagi oranglain yang mengenalnya.

Aku mengenalnya 8 bulan yang lalu saat aku sedang ditugaskan oleh guru sosialku berkunjung ke lembaga AIDS untuk mencari tau bagaimana sosialisasi mereka. Randi tipe orang yang lebih suka menyendiri, saat aku tau aku harus mewawancarainya rasa takut dan canggung itu menghampiri. Beberapa kali aku mencoba membuat suasana nyaman bagi diriku sendiri namun gagal.

Suasana itu sedikit mencair saat aku tertawa mendengar jawabannya yang memang nyeleneh, dia melihatku aneh saat aku tertawa namun sesaat kemudian ia ikut tertawa dan kami mulai akrab satu sama lain.
Seminggu lebih aku sering datang kesana, hanya untuk sekedar mengobrol dengannya.

Seminggu aku mengenalnya, aku tak pernah tau mengapa ia mengidap penyakit AIDS. Bukannya tak mau bertanya, aku tak mau mengganggu privacy-nya karena bagiku privacy seseorang itu lebih penting di bandingkan rasa ingin tahuku yang besar. Yang aku tau, dia seorang yang tegar, tabah dan penyayang.

Aku ingat betul hari itu, hari dimana untuk pertama kalinya ia mengajakku menonton sebuah film. Ia menggandeng tanganku, seolah-olah ia tak mau melepasnya.
Ia mengantri, membelikan tiket dan memilih tempat duduk. Aku yang memperhatikannya tersenyum dan baru sadar betapa manisnya wajah itu.
Bekas luka di pelipisnya membuatnya semakin manis, apalagi senyumnya. Tawanya yang kadang lepas membuatku senang karena Randi orang yang jarang tertawa.

Randi masih tetap memegang tanganku, masih tak ingin di lepasnya walaupun kami masuk ke studio film dan duduk di bangku masing-masing. Jujur, jantungku mendadak berdegup cepat saat dia makin erat menggenggam tanganku, aku tak berani menatapnya. Sampai film diputar Randi tidak melepaskan tanganku, disela-sela film yang diputar ia mendekat ke telingaku dan membisikkan sesuatu.
Aku diam. Tak mampu menjawab, mendadak aku tidak konsen dengan film yang diputar.

***

Randi masih tetap memegang tanganku namun kali ini dengan menatap wajahku yang sudah memerah sejak tadi. Film tadi telah usai sejam yang lalu, dia membawaku ke suatu tempat dimana hanya ada aku, dia dan alam. Aku ingin memalingkan wajahku dan menghindar dari tatapan matanya, namun aku tak mampu dan akhirnya aku pasrah dengan tatapannya itu.

"Jadi? Kepastiannya?" Tanyanya padaku. DEG!. Jantung ini makin berdetak cepat, ia menanyakan jawaban atas pertanyaan tadi di bioskop.
Aku garuk-garuk kepala "Hmm, emang harus dijawab sekarang ya?" Tanyaku polos sambil nyengir, Randi menggeleng. Aku mengangguk, menandakan aku menjawab iya atas pertanyaannya tadi. Randi tersenyum, dia mencium keningku lalu memelukku.
Aku merasakan bau tubuhnya yang hangat, aku pejamkan mataku dan merasakan pelukannya yang mesra. Tak lama, aku merasakan sesuatu yang basah menempel di bibirku. Randi menciumku.

***

6 bulan berlalu begitu cepat, banyak yang aku lewati bersama Randi. Kami tertawa bersama, menangis bersama dan berbagi cerita.
Namun, 2 bulan yang lalu aku kehilangan semuanya, kehilangan raga itu, kehilangan tawa itu, kehilangan tangis itu dan kehilangan saat berbagi itu namun aku tau aku tidak pernah kehilangan cinta itu.
Randi pergi, pergi selamanya karena Tuhan telah memanggilnya.
Bagiku Randi malaikat, pahlawan dan sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Bagaimanapun orang lain menilainya Randi tetap menjadi Randi yang aku kenal.

Tak ada tangis untuk kepergiannya karena dari awal aku tau bahwa semua yang hidup akan kembali padaNya.
Aku menatap pusaranya, menatap nisannya dengan senyuman.
"My Randi My hero, you're still in my heart"



Terinspirasi dari sebuah buku "Waktu Aku sama Mika" - Indi :)

Rabu, 23 Maret 2011

Cinta diatas Tissue

Karya : Altha Swita Abrianto di 5:11 PM 0 komentar
Aku memandanginya seraya tersenyum, wajah manis itu yang selalu mengusik tidur nyenyakku. Namanya Silvi, seorang mahasiswi Sastra Indonesia di salah satu Perguruan Tinggi di  Jakarta.
Dia duduk di depanku, berkutat dengan sebuah tissue dan bolpoinnya. Entah apa yang di tulisnya, aku ingin melihat tapi Silvi selalu melarang.

Aku masih menunggunya selesai menulis. Kadang aku kesal dengannya, seperti tidak tau tempat idenya datang begitu saja dan mengusik ketenangan kami berdua. Dia tampak serius menulis kata-kata itu, menulis banyak hal yang ada dalam benaknya sekarang sesekali ia berhenti menulis kemudian melanjutkan tulisannya.

Keseriusannya semakin membuat wajahnya makin manis, makin enak untuk dilihat. Ia selesai menulis, memandang wajahku dan tersenyum lebar kemudian menyerahkan tissuenya untukku baca. Ia selalu pamer dengan tulisan-tulisannya.

Bukan sesuatu yang indah tapi kalimatnya sangat mewakili perasaannya sekarang.
Tuhan itu baik, dia menciptakan kamu untuk aku cintai. Tapi kadang sempat terpikir olehku, Tuhan itu jahat karena dia menciptakan lubang yang besar bagiku untuk memilikimu :(

Aku menatapnya, dia tersenyum manis. Tatapannya itu yang membuatku meraih bolpoin di tangannya dan menuliskan kalimat di tissue yang sama.
Kamu tau anak kecil? Aku lebih suka bagaimana cara mereka menyayangi dan mencintai pasangannya, bukan karena kepolosan mereka tapi karena mereka tidak memperdulikan apapun. Yang mereka tau, mereka saling mencintai dan itu yang harus mereka pertahankan :) - Indra

Aku menyerahkan tissue itu kepadanya, dia membacanya kemudian tersenyum lalu menuliskan kalimat lagi.
Aku mengerti, masih banyak jalan menuju Roma kan? :D

Dia memberikan kembali tissue itu padaku, aku tertawa dan mengangguk kemudian aku bangun dari kursiku dan meraih kursi didekatnya. Aku mendekat, berbisik ke telinganya "Aku mencintai kamu"

Selasa, 01 Februari 2011

Hidup itu perlu di cermati

Karya : Altha Swita Abrianto di 6:46 PM 0 komentar
Saat kamu merasa berada diatas, lihatlah kebawah karena suatu saat, pelan dan pasti kamu akan berada di bawah.
Roda itu berputar, seperti kehidupan yang akan selalu berputar dan akan berhenti pada saatnya nanti.

Masalah itu seperti koin.
Dimana di tiap sisinya mengandung arti dan makna yang seseorang harus tau.
Namun kadang manusia hanya mau melihat sisi satunya, merasa benar dengan pendapat sendiri dan enggan melihat sisi lainnya yang pantas untuk dilihat juga.

Bersikaplah dewasa saat kalian menghadapi masalah.
Bukan bersikap seperti anak kecil yang selalu merasa dirinya benar.

Ingatlah suatu hal bahwa kehidupan itu penuh kepalsuan.
Dimana saat orang tersenyum bukan berarti dia memang sedang bahagia.
Atau saat oranglain menangis bukan berarti dia sedang sedih.

If you judge the book from the cover you never know what the contents of book.

KARMA DOES EXIST gals :)

Sepuluh F in memories :')

Karya : Altha Swita Abrianto di 6:19 PM 0 komentar
Aku masih ingat dimana aku pertama kali melihat sekolah itu
Dimana pertama kali aku menyusuri koridornya
Dan dimana pertama kali aku menginjakkan kaki di lapangannya.
Sekolah penuh kenangan antara aku dan sahabat-sahabatku

Aku masih ingat saat hari Minggu sore itu aku datang dan berkumpul dengan orang-orang baru di tengah lapangan.
Bertemu orang-orang yang kan menjadi teman baru.
Dan bertemu dengan orang-orang yang notabane-nya kan menjadi seniorku selama seminggu.

Menjalani 5 hari MOS bukan hal yang gampang.
Dimana kita harus menuruti semua hal yang diperintahkan oleh senior.
5 hari itu sangat menyiksa.
Lebih banyak di teriaki dan di maki.

5 hari itu terlewat.
Kami berkumpul disutu kelas yang bisa dibilang ISTIMEWA.
Sepuluh F. Menjadi kebanggan sendiri dimana menjadi kelas ke-6 pertama :)

Disini, banyak orang-orang istimewa.
Kami berkumpul tanpa memandang apapun, datang dari berbagai sekolah dengan pemikiran dan kecerdasan otak yang berbeda-beda.
Kita semua sama, dimana kita juga makan nasi dan tinggal di Indonesia Raya ini.
Itulah mengapa kami menamakan diri kami ISTIMEWA.

Bulan pertama, kedua ketiga dan seterusnya menjadi moment paling berharga.
Canda, tawa, sedih, tangis kita lewatin sama-sama.

Masih ingat dengan jelas bagaimana kami mengikuti perlombaan 17 Agustus.
Semuanya mengikuti lomba, saling dukung, saling tertawa dan saling menghibur saat kelas kami kalah.

Walaupun cuma 6 bulan, tapi aku tau bagaimana caranya memperlakukan sahabat dan bagaimana harusnya menjadi keluarga dalam 1 kelas.
Itulah mereka.
Sepuluh F in memories :')

Minggu, 30 Januari 2011

Cinta ratusan Kilometer

Karya : Altha Swita Abrianto di 2:12 AM 0 komentar
Cinta ratusan kilometer itu membuat hubungan ini sulit terjadi.
Sandra termenung di kamarnya. Senja ini dia menikmati suasana cerah yang jarang terjadi seminggu terakhir. Ya, Jakarta kala itu sedang dilingkupi awan mendung dan hujan deras di tiap sore.
Ia menatap layar ponselnya namun tak ada satu smspun lagipula tak ada yang di nantikan olehnya.

Saat sedang asik memandang langit sore yang berwarna jingga. Ponselnya berbunyi.Sebuah pesan singkat melalui Yahoo Messangernya. 'Teoteo' nicknamenya.
Seseorang yang sudah dikenalnya lama namun baru beberapa akhir ini Sandra akrab dengannya.
Orangnya romantis, penyayang, baik dan ramah. Itulah hal yang ia lihat dari beberapa hari ini mereka rajin ber-ym ria.

Sandra tidak tinggal 1 kota dengan Teo. Jarak mereka jauh. Ratusan kilometer.
Sandra di Bandung dan Teo di Batam.
Mereka pernah beberapa kali bertemu di kampus namun tak saling mengenal satu sama lain.
Baru setelah Teo berangkat ke Batam mereka saling akrab dan mengenal seperti sekarang ini.

Sapaan-sapaan Teo membuat waktu Sandra tersita, hampir setiap saat mereka berkomunikasi.
Teo juga sosok yang perhatian pada Sandra sehingga ia merasa nyaman jika di dekat Teo.

Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan.
Hampir sebulan mereka melakukan komunikasi nonstop.
Menimbulkan getaran cinta yang belum tentu orang lain merasakan.

Banyak puisi yang Teo berikan untuk Sandra di Blognya walaupun tidak secara langsung ia berkata itu untuk Sandra.
Ia hanya memberi inisial "Dia yang Terindah" di blognya.
Sandra yang merasakan getar-getar cinta di Bandung juga membuat banyak quote di akun twitternya dan jelas tidak terang-terangan ia berkata itu untuk Teo dan inisial Teo yang Sandra berikan adalah "Dia yang Jauh disana".

Teo sebenarnya tau apa yang di rasakan Sandra dan Sandra pun begitu.
Namun perasaan itu masih mereka tahan karena jarak yang memisahkan.

Suatu saat, Sandra mulai lelah.
Lelah dengan apa yang dia jalani tanpa kepastian dari Teo.
Ia mencoba berpaling, mencoba mencari sebuah kepastian dari seseorang.

Teo yang mengetahui perubahan Sandra panik.
Ia mencari cara bagaimana supaya ia tidak kehilangan Sandra.
Disisi lain Sandra serba salah, ia mulai mencintai Teo namun ia lelah menantinya.

Seminggu mereka lost contact.
Sandra gengsi untuk menghubungi Teo dan Teo bingung bagaimana untuk meyakinkan Sandra.

***

Senja itu, Sandra duduk di sebuah cafe di temani laptopnya.
Ia melihat beberapa foto Teo di Facebook.
Kalau ia boleh jujur, ia sangat merindukan sapaan Teo di ymnya saat senja seperti ini.

Ia menatap ponselnya dan berharap ym-nya berbunyi dan itu darinya.
Tak lama setelah memalingkan wajah ke layar laptopnya, ym-nya berbunyi.
Sandra terkejut namun ia tak yakin jika itu dari Teo.
Saat membukanya, ia membelalakkan matanya, nama 'Teoteo' ada disana.

Teoteo : kamu dimana?
Sandra : di cafe yang sering aku ceritain ke kamu, kenapa?

Lama Sandra menunggu tapi tak ada balasan darinya, Sandra termenung lagi. "cuma basa-basi" gumamnya.
Ia kembali berkonsentrasi dengan tugas-tugasnya.
kemudian ym-nya berbunyi lagi.
Malas Sandra membukanya namun ia penasaran.

Teoteo : kamu masih di cafe kan?
Sandra : iya, kenapa sih?
Teoteo : gpp tanya aja, sama siapa?
Sandra : sendirian aja

Teo tidak membalasnya lagi. Sandra kesal sendiri jadinya.
Kemudian ym-nya berbunyi lagi.

Teoteo : kamu pake baju apa?
Sandra : putih, kenapa sih? daritadi di tanyain juga
Teoteo : duduk dimana? pojokkan ?
Sandra : iyaaaaaa
Teoteo : coba sekarang liat kedepan kamu

Sandra bingung, dia mengerutkan keningnya kemudian dia mengangkat kepalanya dan memandang kedepan.
Sandra tau siapa yang berdiri di depannya. Dia masih menatap tanpa bersuara sedangkan sosok yang didepannya mulai menghampiri dan duduk dihadapan Sandra.

Masih tanpa suara, Sandra terdiam di tempatnya tanpa bisa melakukan apa-apa.
Teo yang menangkap kegelisahan Sandra mulai mengeluarkan suara.

"Cinta kita itu cinta ratusan kilometer, dimana jarak terlalu berat untuk di jalani.Tapi kamu harus tau San, disini dihatiku cuma ada kamu. Kamu gatau gimana keadaan aku seminggu terakhir ini, aku kalut, aku takut kehilangan kamu, aku ga bisa liat kamu sama orang lain, karena hati aku udah terbiasa sama kamu"
Sandra menatap Teo, lama mereka saling berpandangan.

"Aku tau, aku tau seberapa kalutnya kamu sampai kamu mau datang ke Bandung hanya untuk seorang Sandra" Sadnra tersenyum.
Teo menggenggam tangan Sandra erat dan ia berjanji tak akan melepaskannya untuk oranglain.

Kamis, 20 Januari 2011

Menanti

Karya : Altha Swita Abrianto di 9:11 PM 0 komentar
Senja di Tanah Lot.

Beberapa tahun yang lalu saat senja seperti ini selalu terlihat indah. Ada sosok makhluk manis yang menemaniku untuk melihat matahari yang berganti shift dengan bulan.

Aku membencimu, karena kamu yang membuatku jatuh cinta.
Aku membenci senyummu, karena senyummu yang membuatku tak mampu menutup mata
Aku membenci caramu tertawa, karena tawamu membuatku tak bisa melupakanmu
Aku benci caramu menyapaku karena itu membuatku tak mampu berkata-kata padamu

Aku sangat membencimu ! Karena kamu yang membuatku jatuh cinta padamu namun dirimu tak pernah menyadarinya.

Entah sampai kapan aku harus seperti ini, menatap matahari terbenam tanpa hadirnya sosokmu.
Aku masih menunggunya, hadir kembali saat matahari terbenam.
Memelukku dan berkata "aku takkan pergi lagi"

Mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan

Karya : Altha Swita Abrianto di 9:03 PM 0 komentar
























Selasa, 04 Januari 2011

Menulis bukan hanya sekedar hobi

Karya : Altha Swita Abrianto di 11:35 PM 0 komentar
Postingan kedua di tengah malam menuju tanggal 5 January 2011

Beberapa temen gue punya blog, mereka membuat gue terinspirasi bahwa blog bukan hanya sekedar cerita sehari-hari yang lucu dan berkesan.
Blog juga jadi tempat dimana kita meluangkan waktu sejenak untuk meluapkan ide-ide menulis.

Bagi gue menulis itu bukan hanya sekedar menulis atau hobi, tapi menulis adalah sarana yang pas buat kita untuk membuat suatu imajinasi yang kita gatau bakal kita luapin ke siapa.
Karena ga semua orang menyukai imajinasi.
Dalam menulis kadang membuat imajinasi kita makin muncul, itulah sebabnya kenapa gue lebih suka menulis sebuah cerpen cinta.
Karena saat menulisnya gue punya imajinasi dengan si tokoh pria, dimana gue bisa menjadi seorang wanita yang menginginkan pria seperti di dalam tokoh yang gue ceritain.

Gue akui menulis itu butuh waktu, butuh mood dan imajinasi yang pas supaya cerita yang kita sampein ke orang itu pas dan kena di hati.
Itu makanya gue selalu nyari-nyari inspirasi buat cerpen gue, gue akuin gue orangnya moody. Terlalu cepet berubah mood dan kadang waktu bikin sebuah cerpen, gue butuh waktu berhari-hari buat nyeleseinnya.
Emang ga gampang, ga semudah yang di bayangin.

Tapi, itulah keindahan dari sebuah tulisan.
Ga sembarangan dan ga main-main.

Buat seseorang yang bisanya menghina tulisan orang lain, pikirin dulu deh karena belum tentu kita bisa bikin tulisan sebagus dia :D

Selamat tengah malam :)

Postingan pertama di tahun yang masih baru :D

Karya : Altha Swita Abrianto di 11:12 PM 0 komentar
Happy New Year :D
Diakhir tahun 2010 kemarin banyak resolusi-resolusi yang di ucapkan semua orang, semuanya meminta kebaikan dan kelancaran dalam hidupnya.
Begitu juga gue, namun gue membiarkan Tuhan mengatur jalannya kehidupan gue :D

Di postingan pertama gue ini, gue ga pengen bercerita tentang kehidupan gue di 2010
Ga penting juga sih hahaha

Saat melakukan aktifitas di sore hari tadi sambil memikirkan nasib gue yang gak seberuntung oranglain.
Mendadak gue mendapatkan suatu hal yang membuat gue berpikir ulang tentang kehidupan yang ga adil.
Mungkin gue 1 dari sekian orang yang menganggap Tuhan itu ga adil, walaupun sebenarnya jauh di hati gue yang dalem kaya sumur ini gue yakin seyakin-yakinnya kalo Tuhan itu Maha Adil.
Mungkin guenya aja yang kurang bersyukur :D

Kata-kata tersebut bikin gue melamun sejenak, memikirkan hal yang dalam dan membuat gue yakin bahwa inilah isi hati gue yang dalam itu :D

Tuhan itu adil
Dia menciptakan tangis di tengah tawa
Menciptakan duka di tengah bahagia 
Menciptakan sakit di tengah sehat 
Menciptakan Mati di tengah hidup 
Dan Dia juga menciptakan sakit hati diantara banyaknya pencinta

Setuju ga sih sama kata-kata itu?
Kalo gue sih, setuju. Setuju banget malah.
Jarang-jarang kan kita bisa berpikir kaya gitu?

Hidup itu yang punya adalah Tuhan, kita ga berhak memilih waktu kapan kita mati atau kapan kita mendapat jodoh.
Tuhan punya rencana, dimana rencana-rencana itu adalah hal terbaik untuk kita tinggal gimana kita mengubah takdir kita dan memperbaiki diri kita.
Inilah hidup, persoalan-persoalan itu akan selalu dateng.
Menerpa dan masuk ke dalam relung jiwa kita.

Dan yang gue selalu pikirkan adalah "TUHAN ITU MAHA ADIL DAN SAMPAI KAPANPUN AKAN TETAP ADIL"
Copy Paste hukumannya di penjara 5 tahun lho :). Diberdayakan oleh Blogger.
 

A L T R I S E S I L V E R Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting