Kamis, 14 Juli 2011

Aku mencintainya. Kakakku.

Diposting oleh Altha Swita Abrianto di 10:00 PM
Silvia menangis saat seorang anak laki-laki mendorongnya hingga ia terjatuh. Beberapa dari temannya tertawa melihat kejadian itu, merasa Silvia sangat bodoh.
Namun tawa mereka terhenti saat ada anak laki-laki lain memukul si tersangka, perkelahian seru terjadi dan harus dipisahkan oleh orangtua mereka masing-masing.

Anak laki-laki itu menghamipi Silvia yang sesenggukkan, ia menggandeng tangannya dan membawanya kembali pulang kerumah. Anak laki-laki itu bernama Reza, kakak dari Silvia yang tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti adiknya.

***


10 tahun berlalu sejak kejadian itu.
Silvia tumbuh menjadi gadis yang manja dan sangat dekat dengan Reza. Sedangkan Reza tumbuh menjadi pria yang cerdas dan wajah yang tampan.

"Via bangun! Kamu ga sekolah?" Teriak ibunya pagi itu, Silvia menolak bangun bahkan ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Reza yang kebetulan lewat kamar Via melongok masuk. "Gamau bangun ma?" Tanyanya, ibunya mengangguk sambil berusaha membangunkan Silvia, kemudian ia membisikkan sesuatu pada ibunya.

Ibunya menghela nafas dan akhirnya berjalan keluar kamar. Silvia merasa tenang karena tidak ada gangguan lagi dari ibunya.
Reza memeluk tubuh adiknya yang masih terbungkus selimut. Didalam selimut, Silvia terkejut, ia merasakan jantungnya lebih cepat berdetak. Lama mereka terdiam dengan posisi tersebut sampai akhirnya Silvia tidak tahan mendengar degup jantungnya sendiri.
"Kak Reza rese iih kan aku masih ngantuk" rengeknya sambil bangun dari posisinya "makanya bangun, udah siang tau, nanti kakak tinggal ya?" Ancam Reza.

Mendengar ancaman itu Silvia langsung bangun dan menuju kamar mandi "Vi, kita ga mandi bareng?" Candanya, Silvia bengong "Kita udah gede Kak Reza!!" teriak Silvia lalu kemudian ia mandi dengan tenang.

Setiap pagi, Silvia berangkat bareng Reza lebih tepatnya sih nebeng motor Reza supaya dia ga terlambat kesekolah namun suasana pagi ini berbeda dari pagi biasanya.
Karena kejadian tadi Silvia agak canggung memeluk kakaknya dari belakang, padahal kadang ia tidak mau turun dari motor. Di sepanjang perjalananpun jantungnya berdegup sangat cepat sama seperti saat Reza memeluknya tadi, ia takut kakaknya merasakannya.

Dari kecil, Silvia selalu bermain dengan kakaknya tidak peduli dimana dia berada kakaknya pasti akan berada disisinya dan membantunya.
Bahkan hingga umurnya 17 tahunpun kakaknya tidak membiarkannya sendiri, sehingga kadang orang berpikir mereka itu pasangan kekasih bukan pasangan kakak-adik. Teman-teman sekolah Silvia bahkan tidak percaya kalau Reza itu kakaknya.

"Udah sampe Vi". Silvia terkejut dari lamunannya lalu turun dari motor Reza, ia memberikan helm dan akan segera beranjak dari gerbang namun Reza menahannya. "Buru-buru banget, biasanya gamau pergi" Katanya sambil tersenyum, Silvia cengengesan "aku hampir telat kak, kakak pergi kuliah aja, nanti pulang sekolah ketemu lagi hehehe" Jawabnya.
Reza tersenyum lalu mengecup kening adiknya dan kemudian pergi meninggalkan silvia yang masih terbengong-bengong di depan gerbang sekolahnya.

***
Kadang waktu seminggu itu terlalu cepat berlalu, hubungan Silvia dengan kakaknya berjalan seperti biasa namun banyak yang dilakukan diluar kebiasaan mereka.
Reza sekarang lebih sering memegang tangannya saat berjalan bersama, lebih serong mengecup keningnya dan lebih sering memeluknya. Silvia canggung dengan kondisi itu, ia bingung harus melakukan apa saat kakaknya melakukan hal-hal itu. Ia seperti sedang berpacaran dengan kakaknya sendiri. Ia tidak mau memikirkan hal yang aneh-aneh saat ini walaupun jantungnya selalu berdegup kencang.

Hari ini ia dan kakaknya harus berdua dirumah karena orangtuanya sedang mengunjungi neneknya diluar kota, Silvia sengaja mengurung dirinya di kamar agar tidak terjadi apa-apa. Pada akhirnya Reza mengetuk pintu kamarnya, Silvia terkejut lalu ia memutuskan untuk pura-pura tidur.
Reza membuka pintu dan mendapati adiknya sedang tertidur pulas, ia masuk ke dalam kamar, duduk disamping adiknya dan mengelus pipinya. Disaat yang sama pula Silvia merasakan sesuatu yang basah. Dibibirnya.

***

Disekolah Silvia tidak konsen belajar, ia akhirnya menelpon kakaknya untuk menjemputnya disekolah. Hingga sampailah mereka di sebuah kafe. "Kamu kenapa Vi?" tanya Reza, Silvia menggeleng "gatau kak, ga konsen belajar" jawabnya lemas "kakak tau, maksud kakak kamu kenapa bisa ga konsen belajar, kamu lagi mikirin siapa? Pacar kamu?" tanya Reza dengan nada bergurau.

"Siapa yang punya pacar kak? Aku juga bingung kenapa ga konsen begini kak" Jelas Silvia. Reza menarik tangannya "pulang aja yuk, kamu istirahat aja dirumah".

***

sebulan setelahnya mendadak Silvia menjadi puitis, semua hal yang terjadi pada dirinya dia ungkapkan disebuah kertas. Ia tidak yakin namun ia tau ia mencintai Reza, hal yang tidak mungkin dilakukan seorang adik kandung kepada kakaknya sendiri.
Malam ini mereka ditinggal berdua lagi. Orangtua mereka sedang melakukan sesuatu yang bersifat bisnis katanya.
Silvia sedang berada di teras belakang dan sedang menulis kalimat puitis lagi untuk Reza. Tanpa ia sadari Reza sudah berada di sampingnya. "Asik banget nulisnya sampe kakak ga diperhatiin".
Silvia menoleh lalu menutup bukunya, ia sangat terkejut.

"Kakak dari kapan ada disini?" Tanya Silvia "tuhkan kamu gatau dari kapan kakak disini, dari kemarin tau" Jawabnya bergurau, Silvia tertawa "Lagi jatuh cinta?" Tanya Reza lagi, Silvia mengangguk "sama siapa?" Tanya Reza lagi, Silvia tersenyum "ada deh, kakak ga perlu tau" jawabnya sambil senyum-senyum malu.
Reza mengangguk "kakak juga lagi jatuh cinta" katanya, Silvia terkejut "oh ya? Sama siapa kak?" Tanyanya, Reza menatap matanya "ada deehhh!!" jawabnya sambil mengelitiki Silvia.

Mereka masih saling mengelitiki dan tertawa bersama. Sampai akhirnya Silvia berada dipelukan Reza dan mereka saling bertatapan.
"Kakak tau siapa yang aku cintai?".
Reza mengangguk "kakak tau karena orang yang kamu cintai juga mencintai kamu Vi".
Tidak tau siapa yang memulai tapi yang jelas, Silvia merasakan bibirnya basah lagi malam itu.

0 komentar on "Aku mencintainya. Kakakku."

Posting Komentar

Kamis, 14 Juli 2011

Aku mencintainya. Kakakku.

Karya : Altha Swita Abrianto di 10:00 PM
Silvia menangis saat seorang anak laki-laki mendorongnya hingga ia terjatuh. Beberapa dari temannya tertawa melihat kejadian itu, merasa Silvia sangat bodoh.
Namun tawa mereka terhenti saat ada anak laki-laki lain memukul si tersangka, perkelahian seru terjadi dan harus dipisahkan oleh orangtua mereka masing-masing.

Anak laki-laki itu menghamipi Silvia yang sesenggukkan, ia menggandeng tangannya dan membawanya kembali pulang kerumah. Anak laki-laki itu bernama Reza, kakak dari Silvia yang tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti adiknya.

***


10 tahun berlalu sejak kejadian itu.
Silvia tumbuh menjadi gadis yang manja dan sangat dekat dengan Reza. Sedangkan Reza tumbuh menjadi pria yang cerdas dan wajah yang tampan.

"Via bangun! Kamu ga sekolah?" Teriak ibunya pagi itu, Silvia menolak bangun bahkan ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Reza yang kebetulan lewat kamar Via melongok masuk. "Gamau bangun ma?" Tanyanya, ibunya mengangguk sambil berusaha membangunkan Silvia, kemudian ia membisikkan sesuatu pada ibunya.

Ibunya menghela nafas dan akhirnya berjalan keluar kamar. Silvia merasa tenang karena tidak ada gangguan lagi dari ibunya.
Reza memeluk tubuh adiknya yang masih terbungkus selimut. Didalam selimut, Silvia terkejut, ia merasakan jantungnya lebih cepat berdetak. Lama mereka terdiam dengan posisi tersebut sampai akhirnya Silvia tidak tahan mendengar degup jantungnya sendiri.
"Kak Reza rese iih kan aku masih ngantuk" rengeknya sambil bangun dari posisinya "makanya bangun, udah siang tau, nanti kakak tinggal ya?" Ancam Reza.

Mendengar ancaman itu Silvia langsung bangun dan menuju kamar mandi "Vi, kita ga mandi bareng?" Candanya, Silvia bengong "Kita udah gede Kak Reza!!" teriak Silvia lalu kemudian ia mandi dengan tenang.

Setiap pagi, Silvia berangkat bareng Reza lebih tepatnya sih nebeng motor Reza supaya dia ga terlambat kesekolah namun suasana pagi ini berbeda dari pagi biasanya.
Karena kejadian tadi Silvia agak canggung memeluk kakaknya dari belakang, padahal kadang ia tidak mau turun dari motor. Di sepanjang perjalananpun jantungnya berdegup sangat cepat sama seperti saat Reza memeluknya tadi, ia takut kakaknya merasakannya.

Dari kecil, Silvia selalu bermain dengan kakaknya tidak peduli dimana dia berada kakaknya pasti akan berada disisinya dan membantunya.
Bahkan hingga umurnya 17 tahunpun kakaknya tidak membiarkannya sendiri, sehingga kadang orang berpikir mereka itu pasangan kekasih bukan pasangan kakak-adik. Teman-teman sekolah Silvia bahkan tidak percaya kalau Reza itu kakaknya.

"Udah sampe Vi". Silvia terkejut dari lamunannya lalu turun dari motor Reza, ia memberikan helm dan akan segera beranjak dari gerbang namun Reza menahannya. "Buru-buru banget, biasanya gamau pergi" Katanya sambil tersenyum, Silvia cengengesan "aku hampir telat kak, kakak pergi kuliah aja, nanti pulang sekolah ketemu lagi hehehe" Jawabnya.
Reza tersenyum lalu mengecup kening adiknya dan kemudian pergi meninggalkan silvia yang masih terbengong-bengong di depan gerbang sekolahnya.

***
Kadang waktu seminggu itu terlalu cepat berlalu, hubungan Silvia dengan kakaknya berjalan seperti biasa namun banyak yang dilakukan diluar kebiasaan mereka.
Reza sekarang lebih sering memegang tangannya saat berjalan bersama, lebih serong mengecup keningnya dan lebih sering memeluknya. Silvia canggung dengan kondisi itu, ia bingung harus melakukan apa saat kakaknya melakukan hal-hal itu. Ia seperti sedang berpacaran dengan kakaknya sendiri. Ia tidak mau memikirkan hal yang aneh-aneh saat ini walaupun jantungnya selalu berdegup kencang.

Hari ini ia dan kakaknya harus berdua dirumah karena orangtuanya sedang mengunjungi neneknya diluar kota, Silvia sengaja mengurung dirinya di kamar agar tidak terjadi apa-apa. Pada akhirnya Reza mengetuk pintu kamarnya, Silvia terkejut lalu ia memutuskan untuk pura-pura tidur.
Reza membuka pintu dan mendapati adiknya sedang tertidur pulas, ia masuk ke dalam kamar, duduk disamping adiknya dan mengelus pipinya. Disaat yang sama pula Silvia merasakan sesuatu yang basah. Dibibirnya.

***

Disekolah Silvia tidak konsen belajar, ia akhirnya menelpon kakaknya untuk menjemputnya disekolah. Hingga sampailah mereka di sebuah kafe. "Kamu kenapa Vi?" tanya Reza, Silvia menggeleng "gatau kak, ga konsen belajar" jawabnya lemas "kakak tau, maksud kakak kamu kenapa bisa ga konsen belajar, kamu lagi mikirin siapa? Pacar kamu?" tanya Reza dengan nada bergurau.

"Siapa yang punya pacar kak? Aku juga bingung kenapa ga konsen begini kak" Jelas Silvia. Reza menarik tangannya "pulang aja yuk, kamu istirahat aja dirumah".

***

sebulan setelahnya mendadak Silvia menjadi puitis, semua hal yang terjadi pada dirinya dia ungkapkan disebuah kertas. Ia tidak yakin namun ia tau ia mencintai Reza, hal yang tidak mungkin dilakukan seorang adik kandung kepada kakaknya sendiri.
Malam ini mereka ditinggal berdua lagi. Orangtua mereka sedang melakukan sesuatu yang bersifat bisnis katanya.
Silvia sedang berada di teras belakang dan sedang menulis kalimat puitis lagi untuk Reza. Tanpa ia sadari Reza sudah berada di sampingnya. "Asik banget nulisnya sampe kakak ga diperhatiin".
Silvia menoleh lalu menutup bukunya, ia sangat terkejut.

"Kakak dari kapan ada disini?" Tanya Silvia "tuhkan kamu gatau dari kapan kakak disini, dari kemarin tau" Jawabnya bergurau, Silvia tertawa "Lagi jatuh cinta?" Tanya Reza lagi, Silvia mengangguk "sama siapa?" Tanya Reza lagi, Silvia tersenyum "ada deh, kakak ga perlu tau" jawabnya sambil senyum-senyum malu.
Reza mengangguk "kakak juga lagi jatuh cinta" katanya, Silvia terkejut "oh ya? Sama siapa kak?" Tanyanya, Reza menatap matanya "ada deehhh!!" jawabnya sambil mengelitiki Silvia.

Mereka masih saling mengelitiki dan tertawa bersama. Sampai akhirnya Silvia berada dipelukan Reza dan mereka saling bertatapan.
"Kakak tau siapa yang aku cintai?".
Reza mengangguk "kakak tau karena orang yang kamu cintai juga mencintai kamu Vi".
Tidak tau siapa yang memulai tapi yang jelas, Silvia merasakan bibirnya basah lagi malam itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Copy Paste hukumannya di penjara 5 tahun lho :). Diberdayakan oleh Blogger.
 

A L T R I S E S I L V E R Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting