Dia duduk di depanku, berkutat dengan sebuah tissue dan bolpoinnya. Entah apa yang di tulisnya, aku ingin melihat tapi Silvi selalu melarang.
Aku masih menunggunya selesai menulis. Kadang aku kesal dengannya, seperti tidak tau tempat idenya datang begitu saja dan mengusik ketenangan kami berdua. Dia tampak serius menulis kata-kata itu, menulis banyak hal yang ada dalam benaknya sekarang sesekali ia berhenti menulis kemudian melanjutkan tulisannya.
Keseriusannya semakin membuat wajahnya makin manis, makin enak untuk dilihat. Ia selesai menulis, memandang wajahku dan tersenyum lebar kemudian menyerahkan tissuenya untukku baca. Ia selalu pamer dengan tulisan-tulisannya.
Bukan sesuatu yang indah tapi kalimatnya sangat mewakili perasaannya sekarang.
Tuhan itu baik, dia menciptakan kamu untuk aku cintai. Tapi kadang sempat terpikir olehku, Tuhan itu jahat karena dia menciptakan lubang yang besar bagiku untuk memilikimu :(
Aku menatapnya, dia tersenyum manis. Tatapannya itu yang membuatku meraih bolpoin di tangannya dan menuliskan kalimat di tissue yang sama.
Kamu tau anak kecil? Aku lebih suka bagaimana cara mereka menyayangi dan mencintai pasangannya, bukan karena kepolosan mereka tapi karena mereka tidak memperdulikan apapun. Yang mereka tau, mereka saling mencintai dan itu yang harus mereka pertahankan :) - Indra
Aku menyerahkan tissue itu kepadanya, dia membacanya kemudian tersenyum lalu menuliskan kalimat lagi.
Aku mengerti, masih banyak jalan menuju Roma kan? :D
Dia memberikan kembali tissue itu padaku, aku tertawa dan mengangguk kemudian aku bangun dari kursiku dan meraih kursi didekatnya. Aku mendekat, berbisik ke telinganya "Aku mencintai kamu"
0 komentar on "Cinta diatas Tissue"
Posting Komentar